18. A Delay Full of Hope

3.3K 227 21
                                    

Author POV

"Pria ini memang tidak bisa diharapkan, dia sangat tidak kompeten" Lisa mendongak menatap pamannya yang sedang menghina Tae Kwan.

"Lihatlah siapa yang sekarang menghina menantu kesayangannya" ucap Lisa sambil tersenyum jahil menatap pamannya.

"Siapa yang mengatakan padamu kalau dia menantu kesayangan?" tanya Smith menatap Lisa.

"Bagaimana bisa dia bukan menantu kesayanganmu? Kau kan hanya punya satu" ucap Lisa membuat Smith berdehem dan kembali menelaah proposal yang dibawa oleh Lisa.

"Paman, bagaimana bisa menantu seorang Smith Bruschweiler sangat buruk dalam bidang ini?" Lisa kembali menjahili pamannya.

"Berhenti bergurau, menurutmu proyek apa yang layak dijalankan dalam waktu dekat untuk InterLuxe?" tanya Smith kini menatap Lisa dengan wajah serius.

"Bukankah proyek apapun bisa dilakukan oleh InterLuxe saat ini?" tanya Lisa dengan rasa percaya diri.

"Kau tau uang perusahaan itu hilang berpindah ke perusahaan Seung Ha, aku sangat yakin kali ini perusahaan akan merugi sangat banyak karna Tae Kwan butuh uang untuk kampanye" ucap Smith yang membuat Lisa tersenyum.

"Kau lupa paman? Siapa yang akan berinvestasi?" ucap Lisa yang membuat Smith diam, dia benar juga, Smith lupa kalau yang akan berinvestasi adalah Lisa.

"Aku bahkan bisa meminjamimu satu juta dolar sekarang jika kau ingin" Smith menepuk pundak Lisa dengan tangannya cukup keras.

"Meski kau sudah sangat kaya bukan berarti kau bisa tidak sopan seperti ini padaku" omel Smith yang membuat Lisa tertawa.

Rutinitas yang sama setiap malam ini membuat mereka berdua saling akrab. Bahkan Lisa seperti melupakan siapa yang membuat hidupnya hancur lima belas tahun yang lalu karena sekarang ia bisa berada di tawa dengan nada yang sama dengan pamannya ini.

"Tapi kira kira proyek apa yang bisa dilakukan untuk jangka pendek dan menghasilkan uang yang cukup lumayan?" tanya Smith lagi pada Lisa, mereka berdua terlihat berpikir saat ini.

"Aku tidak percaya dengan apa yang ada di depan mataku saat ini" seseorang tiba tiba bersuara dari arah pintu dengan nada dinginnya, Lisa dan Smith menoleh, kaget melihat siapa yang berdiri di sana.

"Jennie?!" reflek Lisa.

Perlahan Jennie berjalan memasuki ruangan tersebut, dia melihat beberapa berkas dengan logo InterLuxe berserakan di meja kerja milih ayahnya sendiri. Selain itu Jennie juga melihat beberapa berkas dengan logo GHV, perusahaan milik ayah mertuanya.

"Apa yang sedang kalian lakukan?" tanya Jennie bingung menatap berkas berkas tersebut.

"Anni, lebih tepatnya, apa yang terjadi dad? Kau, kau baik baik saja?" tanya Jennie yang kini memfokuskan kedua matanya menatap sang ayah dengan raut wajah tak percaya.

"Eeeuummm Jen, ya aku baik baik saja" jawab Smith dengan suara beratnya, ia sedikit ketakutan saat ini, takut putrinya akan mengamuk.

"Lalu kenapa kau berlagak seperti orang sakit yang tidak bisa berbicara dan bergerak?! Kenapa kau tega membohongi aku dan yang lain?!!" Jennie murka di depan ayahnya, air matanya sudah mengalir karena kecewa dengan sikap ayahnya.

"Jen aku bisa jelaskan-"

"Kau membiarkan aku hidup terpuruk sedangkan kau memilih untuk berdiam diri menjadi pengecut?! Apa kau tau berapa banyak luka yang ku terima dari Tae Kwan karna ia menganggap kau sudah tidak bisa melindungiku Dad??!!!" Jennie semakin marah dan tidak bisa mengontrol emosinya lagi.

"JENNIE KIM DENGARKAN AKU!" Smith berteriak untuk membuat putrinya terdiam, tampaknya itu berhasil.

Smith menceritakan semuanya pada Jennie, dimulai dari peristiwa di rumah sakit yang nyaris merenggut nyawanya dua tahun lalu. Karena alasan utama Smith melakukannya adalah itu, ia harus melindungi dirinya dan memastikan ia hidup dulu sampai Lisa datang ke sini.

Rest of UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang