15. The First Worm

2.3K 242 33
                                    

Lisa POV

Aku mengeringkan rambutku dengan handuk di depan cermin, baru saja aku selesai mandi dan bersiap siap untuk turun sarapan pagi bersama keluarga yang kini entah bisa ku sebut keluarga atau tidak.

Aku menuruni anak tangga sambil membawa jaket kulit hitam ku di tangan, hari ini juga menjadi hari kepulangan Diana ke Amerika. Bagaimanapun kami berdua tidak bisa meninggalkan perusahaan begitu lama. Mau tidak mau, Diana harus rela kembali ke sana meski dia merasa sangat nyaman berada di Seoul.

Aku sampai ke ruang makan dan melihat sudah ada Bibiku, Jennie, Ahyeon, Diana, dan bahkan pria yang tidak ku sukai kehadirannya juga sudah duduk di sana. Kapan dia datang? Aku memasang wajah datar dan duduk diantara Diana dan bibiku, berhadap hadapan dengan pria ini.

Ku lirik Jennie terlihat biasa saja duduk di sebelahnya, tidak menunjukkan perasaan takut atau apapun itu namanya. Normalnya, jika ia baru mendapatkan kekerasan dari suaminya seharusnya Jennie gelisah dan tidak nyaman saat ini duduk di samping Tae Kwan.

Seperti saat terakhir kali makan malam bersama Tae Kwan, pria ini merasa marah karena bibi ku menyinggung perusahaan di depannya dan membuatnya pergi meninggalkan meja makan dengan kegaduhan. Aku melihat sendiri tangan Jennie saling meremas di bawah meja.

Tapi apa yang ku lihat pagi ini, Jennie dengan santai dan tenang menyendok nasi sup nya. Apa luka itu memang bukan ulah Tae Kwan? Tapi kenapa dia menangis saat ku tanyai tadi malam?

Akupun mengalihkan pandanganku pada makanan yang sudah ada di depanku, aku ikut menyendok kuah sup tersebut ke mulutku dan melirik jam tanganku.

"Penerbanganmu tiga jam lagi bukan?" tanyaku melirik Diana.

"Eum" Diana menjawab dengan singkat, sepertinya dia masih kurang senang untuk kembali.

"Berarti kita bisa bersantai" ucap ku yang ingin terlihat tidak peka.

"Sayang sekali kau harus kembali Diana, padahal aku masih ingin mengobrol banyak denganmu" ucap Bibiku yang membuat Diana mengangkat kepalanya.

"Aku juga sangat menyayangkannya bi, tapi mau bagaimana lagi, aku hanya bawahan yang bisa disuruh-suruh oleh bosnya" ucap Diana mendelik tajam padaku diakhir kalimat.

Selama Diana di sini, memang dia rajin sekali mengekor bibiku. Saat aku sibuk menyiapkan siasat menjatuhkan Tae Kwan dengan Jisoo unnie dan Rose dia hanya sibuk pergi ke sana sini dengan bibiku. Meski hal itu juga yang membuatnya lembur hingga tengah malam mengurus beberapa hal untukku.

"Kau sendiri, kapan akan kembali ke New York?" satu-satunya pria di meja makan ini mengeluarkan suaranya, aku mengangkat kepalaku untuk menatapnya.

"Kenapa? Kau mengusirku?" tanyaku dingin.

"Aneh saja seorang CEO berani meninggalkan perusahaannya sangat lama dan mempercayakan pekerjaan tersebut pada orang lain" ucapnya yang membuat ku tersenyum sinis, apa dia sedang mendongeng tentang perangainya pada pamanku dan Jennie sekarang?

"Tenang saja, aku meniru Jennie unnie, dia dulu sangat pandai menilai orang, dan kini aku juga demikian. Aku yakin Diana bukan orang seperti itu, dia cukup punya harga diri" ucapku tegas yang membuatnya meminum air mineral di gelas, kau terganggu dengan ucapanku?

Rest of UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang