⚠️JANGAN LUPA DI VOTE YAH GUYS! KOMEN JUGA KALAU PERLU, SOALNYA AUTHOR BUTUHNYA BUKAN KOPI DOANG, TAPI SEMANGAT JUGA!
JADI KOMEN DAN VOTE YAH, KEDUANYA BERHARGA UNTUK PENULIS PEMULA KAYA AKU☺️
Hokeh kuy langsung aja kita gas keun!!
Happy reading guys
*
*
*
*"Di mata Anda saya mungkin bukan siapa-siapa. Sama seperti Anda yang saat ini berdiri di hadapan saya... Bukan Apa-apa..."
_Khania Anindya Rahayu.
13. KEBERANIAN RAHAYU
Malam kini sudah menunjukan pukul 20:00, Rahayu dan yang lainnya pun segera bersiap untuk menghadiri acara pembukaan festival.
"Dek coba Kakak lihat," ucap Kiara sambil memandangi dengan detail setiap polesan make up di wajah Rahayu. " Emnn kayanya blush on nya dikit lagi deh," lanjutnya.
"Kak Kiara, aku kapan didandaninnya?" tanya Daini.
"Lipstik ku udah cakep belum, kak?" tanya Delisa.
"Ia bentar sayang-sayangku! Kakak selesaikan dulu mendadani Rahayu, okeh. Sabar yah."
"Cepat dong, Kak. Soalnya aku mau keliatan cantik, kali aja di sana ada yang naksir," ucap Delisa.
Aqsa yang baru saja keluar dari kamar segera menimpali ucapan Delisa. "Enak saja! Ehhh Bocil kemusyrikan! Awas ya, kalau nanti di sana Abang liat kamu genit-genit sama cowok ... pulangnya Abang sidang kamu," ucap Aqsa.
"Yeee ... udah cantik begini, masa di sia-siakan. Rugi dong!"
Aqsa melirik sinis kemudian Dengan cepat langsung saja menempelkan tangannya ke wajah Delisa lalu mengacaukan dandan gadis bertubuh mungil itu.
"Nieh cantik ... nih ...""Aaaaaaaaaaaaaaa Bang Aqsaaaaaaa!" teriak Delisa.
"Nah sekarang baru cantik," ucap Aqsa, puas.
"Kak Kiaraaa ... aku udah dandanan dari subuh. Sekarang malah kacau gara-gara, Bang Aqsa," rengek Delisa, dengan mata yang mulai berkaca-kaca, Delisa menangisi dandanannya yang sudah amburadul gara-gara tangan jahil Aqsa itu.
"Ut ... tut ... tut ... sayangnya Akuh ... jangan nangis, nanti Kakak dandanin lebih cantik dari yang tadi." ucap Kiara menenangkan Delisa.
"Aaaaaaaaaa ... pokoknya aku benci Bang Aqsa ..."
"Iya-iya. Sekarang duduk, biar Kakak perbaiki dandanan kamu."
"Ya Allah, Sa. Bercanda doang tadi ... kan bisa dandan lagi," ucap Aqsa.
"Tau ah! Pokoknya aku tidak mau lagi bicara sama Bang Aqsa." ucap Delisa menghindari tangan Aqsa yang hendak menyentuhnya.
"Ya sudah Abang salah. Abang minta maaf yah, maafin Abang ..." bujuk Aqsa.
"Tidak mau!"
Aqsa kemudian merogok isi kantongnya lalu mengeluarkan uang sebesar lima puluh ribu dari dari dompetnya, kemudian menawarkannya pada Delisa. "Ya sudah niehh ..."
"Dih nyogok!" celetuk Kiara.
Delisa yang mendapat tawaran itu bukannya tergiur dia malah berkata, " Yang merah jambu ada?" tanyanya sambil menyeka air mata.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐒𝐀𝐓𝐔 𝐀𝐓𝐌𝐀
ActionTidak ada deskripsi, bagi narasi ilahi. Hari ini kita terbunuh namun hidup, hari ini kita hilang, namun tetap ada. Aku berteriak Tuhan mendengar, tapi manusia kehilangan penglihatannya. Hari ini aku menengadah dengan anak panah yang menancap di dad...