ATMA 14

25 9 0
                                    

Hello teman-teman🤗
Kembali lagi di Tanah perlawanan😊

Sebelum baca, jangan lupa follow, vote, dan komen👉

Okeh kuy kita gas keun🚴

Happy reading guys

*
*
*
*

"Tanah Kaili tidak akan hilang di telan bumi..."

_Khania Anindya Rahayu.

14. PIDATO RAHAYU

Sebentar lagi acara dimulai, hampir semua tamu undangan telah hadir. Sementara itu Rahayu masih berada di toilet untuk menenangkan jiwanya yang semakin tegang karena sebentar lagi ia akan tampil.

"Tenang Rahayu. Kamu pasti bisa melakukan ini," ucapnya sambil bercermin seakan ia tengah berbicara kepada pantulan dirinya yang ada pada cermin toilet itu.

"Dek! Sudah selesai belum? Kak Taufan baru saja mengirim pesan, katanya acara akan segera di mulai," teriak Kiara dari balik pintu toilet.

"Iya, Kak. Sebentar lagi!" sahut Rahayu.

Beberapa menit kemudia Rahayu pun keluar dari toilet.

"Bagaimana kamu sudah siap?" tanya Kiara.

"Insha Allah, Kak!" jawab Rahayu.

"Eh tapi tunggu Kak ..." ucap Daini.

"Kenapa Daini?" tanya Rahayu.

"Itu baju Kak Rahayu, kenapa ada noda seperti itu?"

"Ini pasti karena kopi gadis sombong tadi!" celetuk Pelita.

Rahayu menatap lengan baju miliknya yang terkena tumpahan kopi Kheira yang memang sengaja ia lakukan untuk mengotori pakaian Rahayu. " Oh ini ... sepertinya memang begitu. Aku sudah coba membersihkannya tapi tidak bisa luntur."

"Gadis sialan itu ..." hardik Delisa.

"Ya sudah sebaiknya kita pergi, kak Taufan pasti sudah menunggu kita. Perihal pakaian ini, aku rasa tidak apa-apa," ucap Rahayu.

"Ya sudah! Kalau begitu ayo kita pergi," ucap Kiara.

Belum jauh mereka meninggalkan toilet itu, tiba-tiba saja seorang laki-laki berperawakan tinggi dengan gamis putih lengkap dengan peci, datang menghampiri Rahayu dan yang lainnya. Laki-laki itu sekilas terlihat seumuran dengan Kiara. sayangnya wajahnya tidak terlihat karana saat itu ia mengenakan masker.

"Assalamualaikum," ucap laki-laki itu.

"Waalaikumsalam!" jawab Rahayu dan yang lainnya.

"Ini untuk kamu ..." ucap laki-laki itu sambil menyodorkan secarik kertas kepada Rahayu.

"Apa ini?"

"Baca ini sebelum kamu tampil ... kalau begitu saya permisi duluan. Assalamualaikum!" ucap Laki-laki itu lantas pergi meninggalkan Rahayu dengan wajah kebingungannya.
Karena penasaran Rahayu pun kembali memanggil Laki-laki itu untuk menanyakan namanya.

"MAAF! SIAPA NAMAMU?" ucap Rahayu meneriaki laki-laki misterius itu dari kejauhan.

"ABDULLAH!" jawab laki-laki itu.

Rahayu kemudian tersenyum lalu berkata, " TERIMAKASIH! SENANG BERTEMU DENGAN ANDA!" teriaknya lagi.

Laki-laki itu hanya menganggukkan kepalanya, kemudian pergi. Melihat adegan seperti itu, jiwa kepo Safwa dan yang lainnya memuncak.

𝐒𝐀𝐓𝐔 𝐀𝐓𝐌𝐀Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang