ATMA 22

11 2 0
                                    

⚠️VOTE DAN KOMEN TETAP DITAGIH YA GUYS. JAN LUPA🤭

"Darah Indonesia itu mendidih, barangsiapa yang berani menginjak harga diri, maka kami tidak akan segan meneriakkan revolusi."

_Sultan Athala Muhammad.

22. ANALA ZAIFA SI PEMECAH KODE RAHASIA.

Kini panas yang membakar tubuh berganti menjadi malam dengan bintang yang kerlap; Anak-anak Atma kembali mengadakan pertemuan dirumah Safitra, untuk membicarakan apa yang harus mereka lakukan selanjutnya.

"Aqsa bagaimana laporan kalian, apakah sudah di proses oleh pihak kepolisian?" tanya Taufan.

"Ya Pak Ketum, besok mereka akan mengadakan penyelidikan dilokasi kejadian," jawab Aqsa.

"Bagus kalau begitu. Semoga saja masalah pak Rahman ini segera berakhir dan pak Rahman bisa mendapatkan keadilan."

"Itu adalah harapan kita bersama," sambung Sultan.

"Oh ya Pak Ketum! Saya ingin menyampaikan hal penting mengenai penelusuran kami tadi!" celetuk Fahman.

"Apa itu Fahman? Apa ada sesuatu yang salah?" tanya Taufan.

"Ini bukan hanya salah Pak Ketum, tapi ini juga menyangkut kepentingan masyarakat tanah Dahagi."

"Kelihatannya ini adalah masalah serius... Sekarang coba kamu jelaskan," ucap Aqsa.

"Begini Kak Aqsa, Pak Ketum ... pada saat kami melakukan penelusuran diarea pertambangan itu, kami menemukan sesuatu yang aneh pada salah satu penjaga disana."

"Sesuatu yang aneh ... maksudnya?"

"Ia Kak Aqsa. Kami melihat salah satu dari penjaga itu memasukkan sesuatu berbentuk serbuk berwarna putih kedalam minuman para pekerja tambang. Karena penasaran, saya pun berinisiatif meminta sedikit air itu dari pak Tegar, salah satu pekerja di tambang itu."

"Lalu?"

"Lalu saya membawanya ke sini. Pada saat itu, hanya ada Ghani dan yang lainnya, sementara Pak Ketum sendiri sedang berada dirumah sakit untuk mengantar pak Rahman.

"Awalnya saya dan yang lainnya hanya menebak-nebak saja apa yang mereka campurkan kedalam air itu, sampai tiba saatnya Pelita meminta untuk memeriksanya, sehingga pada saat itulah kami tau, bahwa yang mereka campurkan kedalam air itu adalah narkotika jenis sabu. Sebab efek samping yang terjadi pada pak Tegar sama seperti efek narkotika jenis itu," jelas Fahman.

"Betul seperti itu Pelita?" tanya Taufan.

"Iya Pak Ketum. Efek susah tidur dan berkeringat dingin itu merupakan bentuk efek dari sabu, bahkan pak Tegar sendiri juga menegaskan bahwa dia tidak sakit sama sekali, sehingga saya menarik kesimpulan bahwa kemungkinan besar itu memang benar sabu," jawab Pelita.

Sontak saja pernyataan itu menyulut api kemarahan didalam diri anak-anak Atma. Sebab belum lagi selesai kasus yang menimpa pak Rahman, muncul lagi kasus baru yang jauh lebih berbahaya.

Aqsa yang sudah terbakar amarah, sontak saja berdiri dari tempat duduknya. "Ini benar-benar sudah sangat keterlaluan Pak Ketum! Kita harus segera memberitahu hal ini kepada pak Kades, agar supaya ia segera menangani orang asing bernama Mr. Robert Van Houten itu," ucap Aqsa dengan penuh amarah.

"Tenang Aqsa ... tenang ..." ucap Taufan yang ikut berdiri sambil menahan tubuh Aqsa yang masih berontak.

"Bagaimana saya bisa tenang Pak Ketum! Apa yang mereka lakukan itu bukan hanya berbahaya, tapi juga bisa berimbas pada moralitas yang menjadi korban ... pekerja tambang itu bukan hanya dari kalangan orang tua saja, tapi juga ada anak muda. Akan jadi apa bangsa kita ini, kalau mereka nantinya akan menjadi orang-orang yang ketergantungan kepada obat-obatan terlarang itu." Aqsa semakin tidak mampu mengendalikan amarahnya.

𝐒𝐀𝐓𝐔 𝐀𝐓𝐌𝐀Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang