⚠️JAN LUPA VOTE KOMEN GUYSS!!!
"Tanah Kaili tak akan hilang ditelan bumi."
_ATMA NARA GARUDA.
25. TANAH KAILI DALAM SEJARAH X TONIASA.
Sesuai perjanjian, pagi itu kira-kira pukul 05:34 Anak-anak Atma telah berkumpul di sekretariat bersiap berangkat menuju kota, untuk menghadiri acara penutupan festival Sulteng yang sebelumnya meraka hadiri untuk menemani Rahayu dalam tugasnya mengisi pidato pada acara pembukaan kala itu.
"Bagaimana, semuanya sudah siap?" tanya Taufan.
"SIAP!!!"
"Pak Ketum, mobil sudah tiba di didepan," ucap Aidil yang baru saja memeriksa ke depan untuk memastikan tibanya kendaraan.
"Okeh, ayo kita berangkat! Jangan lup--" ucapan Taufan terpotong oleh Delisa yang tiba-tiba saja menyenggol lengannya. "Ada apa?!"
"Ekhem ... seperti biasa, Kakak Ipar tidak boleh ketinggalan," ucap Delisa sambil menunjuk Kiara yang tengah menuju ke sekretariat dengan dagunya.
"Loh Kiara. Sedang apa kamu disini? Bukannya semalam kamu bilang, hari ini ada tugas praktek di rumah sakit," ucap Taufan.
"Aduh, sudah semakin panjang nih. Mau kerja saja harus pake laporan dulu," goda Daini.
"Emnn, ia sih, Kak. Tapi aku sudah minta teman untuk menggantikan aku. Semalam adik-adik perempuan Kakak yang nakal ini menelfon, katanya aku harus ikut, untuk menjadi make up artis mereka," jawab Kiara sambil terkekeh.
"Hehehe ... haruslah, Kak. Nanti kalau kami dandan sendiri, orang-orang diacara itu bisa kabur semua," sambung Rahayu.
"Dasar kalian ini, merepotkan saja!" ucap Taufan kepada Delisa dan yang kawan-kawannya.
Kiara kemudian tertawa lalu berkata. " Tidak apa-apa, Kak. Aku kan Kakak Ipar mereka," ucap Kiara sambil tersenyum malu. "Ayo kita ke mobil."
Kiara mengandeng Rahayu dan yang lainnya untuk menuju mobil dan meninggalkan Taufan dengan jantung yang tidak normal, dan tanya yang ia sudah tahu jawabannya tapi pura-pura menafikannya.
"Dia bilang apa tadi Pak Ketum!" Anantara mulai menggoda Taufan.
"Sudah, diam Anantara! Sekarang jantung Pak Ketum sedang tidak aman," timpal Aqsa lalu menarik tangan Anantara menuju kendaraan mereka.
***
Setelah beberapa jam perjalanan, akhirnya mereka sampai juga di tempat tujuan. Mereka memutuskan untuk beristirahat dirumah penginapan karena masih ada waktu yang cukup untuk itu. Acara penutup festival itu diadakan pada malam hari, sementara mereka tiba-tiba setelah Asar.
"Akhhh ... akhirnya sampai juga," ucap Aqsa sambil mengangkat kedua kakinya dan meletakkannya diatas meja diteras rumah penginapan itu.
Tiba-tiba saja dalam ketenangannya itu Daini menyerobot masuk ke dalam rumah sambil mengambil sesuatu dari kaki Aqsa yang tengah beristirahat itu.
"BANG AQSA!!!" ucap Daini kemudian melenggang pergi.
"ALLAHUAKBAR! LAILAHAILLALLAH!" teriak Aqsa. Entah apa yang terjadi.
"Apehhhh! Kenapa tiba-tiba teriak sih, Bang!" ucap Delisa, yang kaget karena teriakan Aqsa itu.
"Aaaaaa ... kaki ... hilang ... Daini ...." pekik Aqsa.
"Abang bicara pake frasa apa sih! Kenapa malah jadi kayak Tarzan. Memang apa yang kamu lakukan Daini?" tanya Delisa.
"Emnnn tidak ada, cuman ini ..." Daini menunjukkan sehelai rambut yang sebenarnya itu adalah bulu kaki Aqsa yang ia cabut beberapa detik yang lalu.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐒𝐀𝐓𝐔 𝐀𝐓𝐌𝐀
ActionTidak ada deskripsi, bagi narasi ilahi. Hari ini kita terbunuh namun hidup, hari ini kita hilang, namun tetap ada. Aku berteriak Tuhan mendengar, tapi manusia kehilangan penglihatannya. Hari ini aku menengadah dengan anak panah yang menancap di dad...