HALLO GUYS, AKHIRNYA SETELAH SEKIAN PURNAMA KITA KETEMU LAGI. HEHEHE, MAKLUM GUYS ADA BUANYAKKK BEUT TUGAS. MAKLUM PENGACARA/ PENGANGGURAN BANYAK ACARA🤣.
HOKEH JADI LANGSUNG AJAH KITA KE CERITANYA.
⚠️ABIS BACA LANGSUNG VOTE YAH GUYS. KOMEN JUGA JAN LUPAH☺️
Okeh happy reading guys
*
*
*
*"Jika ada yang bersumpah dengan tangan lalu melakukan penghianatan, tentu tangannya akan kami patahkan."
_Taufan Daru Aksana.
21. KASUS EKSTASI DI PERTAMBANGAN.
Suasana hening mula tercipta setelah suasana ramai saat keberangkatan Pak Rahman tadi. Anak-anak Atma yang tertinggal hanya duduk sambil menerka-nerka apa yang terjadi diluar sana kepada Pak Rahman dan istrinya. Sementara itu Delisa dan Rahayu sibuk mengobati luka Seggaf dan Ghani.
"Aduh, Sa! Pelan-pelan sedikit, ini sakit tau!" pekik Seggaf.
"Ya ampun, katanya laki-laki masa begini saja sakit!" ucap Delisa sambil menekan luka Seggaf.
"Aww ..." pekik Seggaf lagi.
"Kak Seggaf, kalau yang mengobati Kakak adalah Delisa, sebaiknya Kakak diam dan tahan rasa sakitnya. Karena semakin Kakak mengatakan itu sakit, maka itulah yang terjadi," ujar Rahayu.
"Sabar kan dirimu, Seggaf!" sambung Ghani menepuk pundak Seggaf.
Ditengah perbincangan itu, tiba-tiba Fahman datang dengan membawa botol berisi air minum ditangannya.
"Assalamualaikum!" ucap Fahman yang langsung merebahkan tubuhnya diatas lantai.
"Waalaikumsalam!!!" jawab seisi rumah.
"Kak Fahman! Kenapa Kakak lama sekali?" tanya Delisa.
"Tunggu sebentar Delisa, biarkan Kakak mengatur nafas dulu," ucap Fahman.
"Wahh kebetulan ada air. Dari tadi saya sangat haus," ucap Ghani sambil mengambil botol berisi air minum yang baru saja dibawa oleh Fahman.
Melihat itu Fahman sontak saja bagun dan merampas kembali botol itu dari tangan Ghani yang hendak membuka tutup botol itu. "JANGAN!!!" teriaknya.
"Kenapa sih? Memangnya itu air apa?" tanya Rahayu yang merasa aneh dengan sikap Fahman barusan.
"Ini air yang saya ambil dari tempat pertambangan!" jawab Fahman.
"Untuk apa Kak Fahman mengambil air di tempat pertambangan itu?" tanya Delisa.
"Tadi saat kami beristirahat dari melakukan penelusuran didekat tambang, saya melihat salah satu dari penjaga itu menaburkan serbuk putih kedalam air yang akan diminum oleh para pekerja tambang," ucap Fahman.
"Serbuk putih!" celetuk Pelita.
"Iya serbuk putih ...."
"Boleh saya melihat air dibotol itu, Kak?" tanya Pelita.
"Boleh, tapi untuk apa?"
"Saya ingin melihat warna dari air itu, untuk mencari tau serbuk apa yang Kak Fahman lihat itu," ucap Pelita.
Fahman pun menyerahkan botol itu untuk diperiksa oleh pelita. " Ya sudah ini!"
"Apakah ada keluhan dari pekerja tambang setelah meminum air ini?" tanya Pelita.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐒𝐀𝐓𝐔 𝐀𝐓𝐌𝐀
ActionTidak ada deskripsi, bagi narasi ilahi. Hari ini kita terbunuh namun hidup, hari ini kita hilang, namun tetap ada. Aku berteriak Tuhan mendengar, tapi manusia kehilangan penglihatannya. Hari ini aku menengadah dengan anak panah yang menancap di dad...