1

6.2K 195 6
                                    

"sayang rambut kamu udah panjang banget, kamu nggak mau potong?" Tanya Taeyong pada anaknya.

Wonbin menggeleng, "nggak mau Bubu."

Sebenarnya Wonbin sudah sangat muak selalu di bilang cantik dan seperti wanita karena rambutnya yang panjang, sebenarnya tidak terlalu panjang juga rambutnya hanya sebahu tapi itu malah membuatnya terlihat sangat cantik seperti wanita.

Wonbin ingin sekali potong rambutnya tapi dia selalu mengingat ucapan mendiang papanya kalau dia terlihat tampan dengan rambut panjangnya, itu alasan Wonbin mempertahankan rambut panjangnya.

"Baiklah, tapi bilang sama Bubu kalo rambut kamu mau di potong ya." Ucap Taeyong dengan senyum manisnya yang membuat Wonbin ikut tersenyum melihatnya.

Bubunya sudah menikah lagi dengan atasan di kantornya, pria itu sangat kaya dan baik pada Wonbin tapi tidak dengan anaknya atau bisa di bilang kakak tiri Wonbin karena dia setahun lebih tua dari Wonbin.

Namanya Jeno, dia sangat dingin dan selalu menatap tajam Wonbin seakan ingin mengulitinya. Jeno tidak bisu tapi dia jarang bicara, sepulang sekolah dia selalu mengurung dirinya di kamar bahkan para pelayan lah yang ke kamarnya untuk mengantarkan makanan terkecuali sarapan dia akan turun kebawah.

Sebenarnya dulu Jeno tidak begitu, anaknya ceria dan senyumnya sangat manis. Kalau dia tersenyum matanya akan berbentuk bulan sabit seperti mendiang ibunya.

Jeno mulai berubah sejak ibunya meninggal karena kecelakaan, sudah tidak pernah ada lagi senyum di wajah tampannya bahkan dia jarang bicara dengan papanya sendiri. Jeno mulai mengurung dirinya dan menutup dunianya, dulu Jeno memiliki teman yang banyak tapi kini perlahan temannya menjauh dan pergi karena Jeno mudah marah dan tidak segan-segan memukul orang yang telah membuatnya tidak nyaman.

Semenjak tinggal di rumah papa tirinya Wonbin tidak pernah bicara dengan Jeno, bahkan di pernikahan papanya Jeno tidak datang dan lebih mengurung dirinya di kamar. Dia tidak menentang papanya nikah lagi tapi dia juga tidak menyetujuinya, Jeno hanya diam begitu Jaehyun minta izin padanya untuk menikah lagi.

Jeno tidak jahat atau berbuat kurang ajar pada bubu, Jeno selalu menjawab kalau Taeyong bertanya tapi ya gitu jawabannya selalu singkat yang membuat Taeyong terkadang tidak paham dengan jawaban Jeno.

Jeno mau bicara dengan Taeyong tapi tidak dengan Wonbin, Wonbin pernah sekali bertanya pada Jeno tapi Jeno tidak menjawab dan melewatinya begitu saja, itulah yang membuat Wonbin malas nanya tegur atau apalah itu karena hasilnya percuma, Jeno tidak akan menjawab.

Waktu pertama kali melihat Jeno Wonbin akui kalau pria itu cukup tampan atau sangat tampan sama persis seperti papanya, Wonbin mengaguminya sebelum tahu sifat asli kakak tirinya itu yang ternyata sangat menjengkelkan.

"Wonbin kamu bisa bangunin Jeno? Tumben jam segini dia belum keluar dari kamarnya." Ucap Taeyong pada anaknya sedangkan dia sedang sibuk menyiapkan sarapan untuk keluarga kecilnya.

Wonbin mendengus kesal, dia paling tidak suka kalau di suruh membangunkan kakak tirinya itu karena Jeno tidak pernah menjawab kalau dia panggil.

Wonbin pun menatap ayah tirinya yang sedang menikmati kopi buatan Bubu, meminta bantuan pada papanya.

"Kamu harus belajar membangunkan kakakmu sayang," ucap Jaehyun seraya mengusap kepala Wonbin.

Wonbin kembali mendengus kesal dan mau tidak mau beranjak dari kursinya dan pergi ke kamar Jeno yang sebenarnya bersebelahan dengan kamarnya.

Tokk..tokkk..tokkk

"Kak udah bangun belum? Ini udah siang nanti terlambat." Ucap Wonbin setelah beberapa kali mengetuk pintu kamar Jeno dan seperti biasa tidak ada jawaban dari dalam sana.

STEP BROTHER [Jeno x Wonbin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang