13

1K 69 5
                                    

"Wonbin?" Jeno cukup terkejut begitu tau yang masuk ke ruangannya bukan bubu melainkan Wonbin, dia senang sampai tidak bisa menahan senyumnya tapi senyuman itu tidak bertahan lama begitu Wonbin membuka mulutnya.

"Mau sampai kapan berperan sebagai korban? Perperan yang paling tersakiti sampai buat gua jadi anak nakal di depan bubu."

"Wonbin-

"Jangan buat gua nyesel mau nutupin kebejatan lu," Wonbin menghapus air mata yang menetes begitu saja membasahi kedua pipinya. Wonbin menangis tanpa suara di depan Jeno karena dia tidak mau terus terlihat lemah di depan kakak tirinya.

Wonbin sudah berusaha untuk memaafkan Jeno tapi nyatanya dia tidak sekuat itu, semua orang seakan berpihak kepada kakak tirinya padahal rasa sakit yang Jeno alami tidak sebanding dengan yang Wonbin rasakan karena ulah bejat kakak tirinya itu.

"Terus lu mau apa? Mau gua ngaku ke bubu dan papa? Lu mau gua bilang ke mereka kalo gua udah perkosa lu? Kalo itu bisa lu maafin gua, gua bakal lakuin. Gua nggak peduli kalo emang harus mendekam di penjara karna udah perkosa adik tiri gua."

Jeno sudah sangat putus asa, lebih baik dia mengakui semuanya daripada harus terus melihat Wonbin seperti ini, terus menangis karena ulahnya, meminta keadilan untuk dirinya sendiri. Sudah sepantasnya Jeno mendapat hukuman dari apa yang telah dia lakukan.

Srekk!!

Jeno mencabut paksa jarum infus di punggung tangannya, menyisakan darah dari luka sobeknya. Dia berusaha beranjak dari tempatnya meskipun kepalanya masih sedikit sakit, ayolah Jeno tidak selemah itu.

"Ayo kita pulang, kita bicarain ini di rumah sama bubu dan papa." Jeno menarik tangan Wonbin tapi adik tirinya itu langsung menepis tangannya.

"Lu mau ketemu mereka dalam keadaan kayak gini? Lu mau buat mereka tambah benci sama gua?"

"Terus lu maunya apa?! Gua harus gimana hah?! Lu tau gua sakit!"

"Setidaknya lu ada di rumah sakit begitu lu sakit, ada yang ngerawat lu, dapat full perhatian dari bubu dan papa, sedangkan gua? Bahkan gua nggak bisa keluar dari kamar, nggak ada satu pun yang dateng buat nenangin gua meskipun gua nangis minta mereka pulang." Wonbin menarik nafasnya sampai dadanya terasa sesak lalu ia hembuskan kasar.

"Gua nggak tau udah berapa kali bilang ini tapi gua iri sama lu kak."

"Wonbin!" Teriak Jeno karena adiknya itu lari begitu saja keluar dari ruang rawatnya dan sialannya lagi Jeno tidak bisa mengejarnya.

Bughh!!!

Karena terus berlari dengan kepala yang menunduk menyembunyikan tangisnya Wonbin tidak sengaja menabrak orang sampai tubuhnya oleng dan tersungkur.

"Wonbin?" Sungchan langsung bantu Wonbin berdiri dan pria itu langsung memeluk tubuhnya erat, Wonbin menangis di dalam pelukan Sungchan meluapkan semua perasaan yang sedari tadi dia tahan di dalam dekapan kekasihnya.

Wonbin tidak peduli semua penghuni rumah sakit meliriknya dan terganggu dengan suara tangisnya, Wonbin ingin meluapkan semua rasa sesak di dadanya.

Sungchan mengusap punggung Wonbin yang bergetar, membiarkan Wonbin terus memeluknya memberikan waktu sampai Wonbin tenang.

Sungchan bawa Wonbin ke tanam rumah sakit yang ada di sana, saat ini mereka duduk berdua di kursi taman dan Sungchan masih bisa mendengar suara tangis Wonbin di sampingnya.

Sungchan menyodorkan sebotol air pada Wonbin, menempelkan sedotannya di bibir kekasihnya. Wonbin langsung meminumnya sampai tersisa setengah, menangis cukup menguras tenaganya.

"Udah lebih tenang?" Tanya Sungchan dan dapat anggukkan kecil dari Wonbin.

"Kamu kok ada di rumah sakit?" Tanya Wonbin setelah sudah cukup tenang.

"Aku dapet chat dari Sion katanya kamu ada di rumah sakit, dia nyuruh aku buat jemput kamu." Jawab Sungchan.

"Kamu udah tau?" Tanya Wonbin takut-takut, dia takut kalau Sungchan akan meninggalkannya.

"Jeno perkosa kamu?"

Wonbin mengangguk pelan, "kamu marah?"

"Iya aku marah tapi bukan sama kamu, dia nyuruh aku buat jaga kamu tapi dia sendiri yang rusak kamu."

"Sungchan," panggil Wonbin pelan. "kalo kamu mau pergi silahkan, kalo kamu mau ninggalin aku silahkan."

"Kamu ngomong apasih? Siapa yang mau ninggalin kamu? Aku marah, aku juga kecewa tapi bukan sama kamu. Aku pengen banget bunuh kakak kamu tapi aku takut dosa, nanti kalo aku di penjara siapa yang jaga kamu? Aku nggak mau gagal untuk yang kedua kali buat jaga kamu."

Sungchan menoleh pada Wonbin yang menatapnya lalu mencium kening kekasihnya cukup lama sampai Wonbin memejamkan matanya, rasanya sangat nyaman.

"Kamu udah lebih baik kan, kita pulang ya?"

"Boleh nggak sih aku nginep di rumah kamu semalem aja."

"Jangan gitu, jangan buat bubu kamu khawatir. Dia udah repot urus kakak kamu, kamu nggak kasian?"

"Ayo bangun udah sore aku anter pulang," Sungchan langsung berdiri dari duduknya mengulurkan tangannya untuk di genggam Wonbin.

Wonbin menerima uluran tangan Sungchan, menggenggam tangan kekasihnya yang terasa hangat lalu Sungchan mengantar Wonbin pulang.

"Loh, Wonbin kamu kok udah pulang? Terus kakak kamu sendirian dong?" Tanya Taeyong begitu melihat Wonbin sudah ada di rumah.

"Kak Jeno yang nyuruh aku pulang," balas Wonbin bohong.

"Bubu aku mau ngomong sebentar."

"Kamu mau ngomong apa? Kayaknya serius banget."

"Aku mau mandiri."

Taeyong yang tadi sedang potong-potong sayuran langsung berbalik menghadap anaknya. "mandiri?"

Wonbin mengangguk, "aku mau tempati rumah lama kita, aku mau tinggal sendiri di sana."

Taeyong yang mendengar itu langsung menghampiri anaknya, duduk di samping Wonbin. "Kamu lagi ada masalah?"

Wonbin langsung menggeleng, "nggak, aku cuma mau mandiri aja."

"Kamu nggak bisa bohong sama bubu, ayo cerita."

Wonbin terlihat gelisah sampai dia mengigit bibir bawahnya.

"Apa ini ada hubungannya sama kakak kamu? Kamu pikir bubu nggak tau selama ini kamu menghindar dari kakak kamu?"

"Bu-

"Apa yang Jeno perbuat sama kamu?" Taeyong menatap dalam kedua manik anaknya yang bergerak resah, mata itu sudah berkaca-kaca.

Wonbin langsung menggeleng menutupi semuanya, "nggak, aku gapapa sama kak Jeno."

"Wonbin, kamu baik-baik aja kan sayang?"

Entah mendengar pertanyaan itu Wonbin sudah tidak kuat lagi menahan air matanya tangisnya pecah di depan Taeyong, Taeyong yang melihat anaknya menangis langsung menarik tubuh Wonbin ke dalam pelukannya. Mendengar suara isak tangis anaknya membuat Taeyong ikut meneteskan air matanya, hatinya sangat sakit mendengarnya.

Sebenarnya apa yang telah Jeno lakukan pada anaknya sampai membuat Wonbin seperti ini?

Cklekk..

Jaehyun buka ruang rawat anaknya, dia langsung ke rumah sakit begitu dapat kabar dari pihak rumah sakit kalau anaknya hampir kabur tapi untungnya berhasil di cegah.

"Pah.." panggil Jeno begitu melihat Jaehyun berdiri di depan pintu.

"Jeno udah jadi cowok brengsek, Jeno udah rusak adik Jeno sendiri."

"Jeno perkosa Wonbin pah."

Kedua tangan Jaehyun mengepal kuat di bawah sana, rahangnya mengeras setiap mendengar kata yang keluar dari mulut anaknya.

TBC

STEP BROTHER [Jeno x Wonbin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang