4

3.2K 160 6
                                    

"Kak—

"Masuk ke kamar."

"Tapi kak—

"MASUK!"

Tubuh Wonbin tersentak begitu Jeno membentaknya, tanpa mau membantahnya lagi Wonbin langsung lari masuk ke kamarnya meninggalkan Sungchan dan Jeno berdua di ruang tengah.

"Lu udah janji sama gua!" Ucap Jeno setelah adiknya masuk ke kamar.

"Maaf bang tadi gua—

"KELUAR!"

"Tapi bang—"

"KELUAR!"

Sungchan langsung mengambil jaketnya dan keluar dari rumah Wonbin dengan rasa takut, takut apa yang akan terjadi kepadanya besok. Sungchan memang sudah pernah janji pada Jeno untuk tidak menyentuh adiknya lebih dari sekedar pegangan tangan tapi tadi Sungchan melanggar janjinya sendiri, Sungchan cuma bisa berharap kalau besok Jeno tidak sampai membunuhnya di sekolah.

Jeno masuk ke kamar Wonbin dan mendapati sang adik tiri sedang menangis di tempat tidurnya sambil memeluk boneka beruang besar hadiah dari Jaehyun.

Jeno menghela nafasnya, dia merasa bersalah karena membentak Wonbin. Tadi Jeno benar-benar tidak bisa mengontrol dirinya, Jeno sangat marah begitu melihat Wonbin berciuman dengan Sungchan.

"Bin," panggil Jeno tapi tidak dapat balasan dari Wonbin, adiknya itu malah menggeser tubuhnya lalu membelakanginya. Sepertinya Wonbin tidak mau melihat wajahnya.

"Gua minta maaf karna bentak lu tadi, tapi lu harus percaya bubu sama papa juga pasti bakal marah kalo liat lu kayak tadi." Tutur Jeno, dan lagi-lagi Wonbin hanya diam tidak mau membalas perkataannya, Jeno hanya mendengar suara isakan yang terus keluar dari mulut adiknya.

"Gua udah beliin lu kwetiau goreng, sebelum tidur lu makan dulu." Setelah berkata seperti itu Jeno keluar dari kamar Wonbin dia menutup pintunya pelan agar Wonbin tidak terganggu.

Masalah kwetiau tadi Jeno tanya langsung ke Taeyong makan kesukaan adiknya itu dan bubu jawab kwetiau, Jeno baru tahu kalau Wonbin suka kwetiau.

Wonbin melirik pintu kamarnya yang tertutup rapat lalu dia menghapus air matanya, Wonbin pun bingung kenapa dia sampai menangis, apa karena di bentak Jeno? Wonbin akui kalau yang tadi itu memang sedikit berlebihan, tapi bukankah wajar kalau sepasang kekasih berciuman? Itu hanya ciuman tidak sampai bercocok tanam, Wonbin yakin kalau Jeno pun pasti pernah berciuman dengan kekasihnya.

Tapi bagaimana kalau Jeno sampai mengadukannya pada bubu dan papanya? Bisa di rebus hidup-hidup kalau bubu mengetahuinya.

Wonbin jadi panik seketika, dia sangat takut kalau sampai Jeno mengadukannya. Tanpa banyak pikir Wonbin langsung keluar kamar bahkan dia sempat tersandung kakinya sendiri.

Tapi sesampainya di depan kamar Jeno Wonbin malah diam, dia tampak ragu dan juga malu tapi membayangkan bubunya marah itu lebih menyeramkan.

Wonbin menghela nafasnya lalu membuka pintu kamar Jeno begitu saja sebelum mengetuknya, sepertinya Wonbin sudah lupa dengan cacing Alaska milik Jeno.

Cklekk..

Pintu kamar terbuka, Jeno yang sedang bermain gitar diatas kursi belajarnya langsung menoleh ke pintu dan mendapati sang adik berdiri di sana.

"Ada apa?" Tanya Jeno seraya menurunkan gitarnya dan meletakan gitar kesayangannya di samping meja belajar.

"Nghhh.. i—itu.." Wonbin jadi sedikit gugup, ini baru pertama kalinya dia melihat Jeno main gitar bahkan dia tidak tahu kalau kakak tirinya ini bisa main gitar.

"Itu apa?" Tanya Jeno lagi dengan dahi yang mengerut, kebingungan melihat tingkah adiknya.

"Masalah yang tadi," cicit Wonbin.

"Kan tadi gua udah minta maaf, masih kurang?"

"Bu—bukan."

"Terus?"

Wonbin kini menunduk, memainkan ujung bajunya seperti bocah lima tahun membuat Jeno gemas sendiri melihatnya. Apa benar mereka hanya terpaut satu tahun? Wonbin seperti jauh lebih muda darinya, dia seperti bocah yang baru lulus SD.

"Jangan aduin ke bubu," ucap Wonbin pelan.

"Apa?" Jeno tidak terlalu dengar Wonbin bilang apa karena saking pelannya.

Wonbin memberanikan diri mengangkat kepalanya menatap langsung Jeno yang sedang menatapnya.

"Masalah yang tadi jangan di aduin ke bubu." Tuturnya.

"Kalo gua nggak mau gimana? Lu nakal banget tadi," ucap Jeno dengan seringai tampak jelas di wajah tampannya.

Wonbin langsung cemberut mendengarnya, Wonbin baru sadar kalau Jeno ini memang sering membuatnya kesal.

"Kak please," Wonbin mulai memohon, memperlihatkan matanya yang sudah berkaca-kaca dengan bibir yang melengkung kebawah.

"Ke sini."

"Hah?"

"Ke sini."

Wonbin bingung tapi dia langsung menurut, masuk ke kamar Jeno dan berjalan mendekati kakak tirinya.

Grepp!

Wonbin terkejut sampai terbelalak begitu Jeno langsung menarik tangannya dan membuatnya jatuh tepat di atas pangkuan Jeno, Jeno langsung melingkarkan tangannya di pinggang ramping Wonbin agar adik tirinya itu tidak bisa pergi darinya.

"Ka—kak.." cicit Wonbin, sumpah ini baru pertama kalinya Wonbin sedekat ini dengan kakak tirinya bahkan dia berada di pangkuan Jeno. Karena saking dekatnya Wonbin sampai bisa merasakan deru nafas Jeno yang menerpa wajahnya.

"Lu mau nggak gua aduin ke bubu?" Tanya Jeno dengan menatap dalam kedua manik Wonbin yang bergerak serah, tanpa menjawab Wonbin hanya mengangguk saja.

"Tapi ada syaratnya."

"Apa?" Tanya Wonbin meskipun dia sangat curiga pada kakaknya ini, apa Jeno bakal minta uang jajannya selama sebulan? Mengerjakan semua tugas sekolahnya? Atau yang lebih parahnya lagi Jeno mau mengusirnya dari rumah? Sejak awal Jeno memang tidak pernah menyukainya.

"Please kakak boleh minta apa aja tapi jangan usir aku," ucap Wonbin sebelum Jeno mengatakan keinginannya.

"Buat apa gua ngusir lu? Yang ada nanti gua kena tinju sama pak Jaehyun."

"Terus kakak mau apa?"

"Gua cuma mau satu."

"Apa?"

"Keperawanan lu."

"Hah, apa?!"

"Nggak bercanda, emang lu perawan?"

"Kak serius!"

"Pengen banget sih di seriusin?"

"Kak!" Wonbin mulai merengek karena saking kesalnya sama kakak tirinya ini.

"Gua mau lu nurut sama gua," ucap Jeno dengan nada yang serius.

"Cuma itu?" Tanya Wonbin ragu.

Jeno mengangguk, "turutin semua kata gua, jangan pernah ngebantah. Oke?"

Wonbin tidak langsung mengiyakan karena dia ragu.

"Ini buat kebaikan lu juga," ucap Jeno lagi karena Wonbin hanya diam saja menatapnya.

"Oke aku setuju."

Jeno tersenyum dan lagi-lagi Wonbin di buat jantungan melihat Jeno tersenyum, setelah melihat Jeno main gitar dan sekarang dia melihat kakaknya itu tersenyum? Wonbin akui Jeno jauhhhhh lebih tampan kalau sedang tersenyum seperti ini.

TBC

STEP BROTHER [Jeno x Wonbin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang