"Bubu maafin Jeno," Jeno sudah bersimpuh di depan Taeyong yang bahkan enggan melihat wajahnya, sangat terlihat jelas kekecewaan di wajah bubunya yang tidak pernah Jeno lihat sebelumnya.
Taeyong sangat kecewa pada anak sambungnya, Jeno yang dia percaya untuk menjaga anaknya malah yang merusak anaknya. Taeyong belum sanggup melihat wajah Jeno, terlalu sakit melihatnya seperti ada luka yang menganga lebar di dalam hatinya.
Taeyong juga sangat merasa bersalah, seharusnya dia pulang begitu Wonbin menelponnya sambil menangis tempo lalu pasti anaknya sangat ketakutan sendirian tanpa ada yang menenangkannya.
"Jen papa udah urus semuanya, kamu bakal lanjutin sekolah kamu di London. Kamu bakal menetap di sana." Ucap Jaehyun yang berdiri di belakang anaknya.
"Pah Jeno nggak mau, Jeno nggak mau pergi!" Jeno tentu saja menolak, dia tidak mau di asingkan, dia tidak mau jauh dari keluarganya. Jeno tetap meminta ampun pada Taeyong, mengabaikan luka di wajahnya atas pukulan yang Jaehyun berikan sedangkan Wonbin mengurung dirinya di kamar.
Di dalam kamarnya Wonbin menangis, dia tidak sanggup mendengarnya apalagi melihat kehancuran di wajah bubunya yang terlihat sangat jelas.
"Nggak ada penolakan Jen, apa yang kamu lakuin itu sudah sangat fatal sudah melewati batas! Bisa-bisanya kamu perkosa adik kamu sendiri." Sebenarnya sangat berat melepaskan anaknya tapi apa yang Jeno berbuat telah membuatnya kecewa, Jaehyun merasa sudah gagal menjadi ayah, dia gagal mendidik anaknya sampai Jeno menjadi pria bajingan seperti ini.
Taeyong menghempas kasar tangan Jeno di kakinya lalu masuk begitu saja ke kamar tanpa peduli Jeno yang terus memanggilnya, Jaehyun langsung menahan tubuh anaknya begitu Jeno mau menyusul Taeyong.
"Kemasi semua barangmu Jen, lusa kamu sudah harus berangkat. Jangan pernah buat papa kecewa untuk kedua kalinya, jadikan ini pembelajaran untuk kamu."
"Aarrgggghhhhhh!!!" Jeno teriak frustasi begitu papanya juga pergi meninggalkannya, kini cuma ada dia sendiri di dalam kamarnya yang gelap dan dingin.
Keesokan harinya mereka sarapan bersama dalam keheningan tapi tidak dengan Jeno yang mengurung dirinya di kamar.
Sejak kemarin Wonbin merasa tidak enak dengan perutnya, beberapa kali dia meringis sambil memegangi perutnya bahkan sampai meremas kemeja sekolahnya untuk menahan rasa sakit.
"Kamu kenapa sayang? Kamu sakit?" Tanya Taeyong.
Wonbin menggeleng, menyembunyikan rasa sakitnya. "cuma sakit perut biasa," balasnya.
"Yakin?"
Wonbin mengangguk.
"Jangan makan yang pedas-pedas lagi ya, sakit kan perutnya." Peringat Taeyong dan mendapat anggukkan dari Wonbin.
Wonbin berangkat sekolah dengan diantar Jaehyun, setibanya di sekolah tubuhnya benar-benar lemas sakit di bagian perutnya semakin menjadi yang buat Wonbin panas dingin, wajahnya sudah basah karena keringatnya bahkan Wonbin sampai tidak sanggup berjalan dia terus memegangi perutnya.
"Wonbin lu gapapa?" Tanya Sion yang kebetulan baru datang dan melihat Wonbin terdiam seperti orang kesakitan.
"Sa-sakit," ucap Wonbin pelan dan bergetar menahan rasa sakitnya.
"Astaga lu kenapa? Gua anter ke UKS ya," Sion pun panik melihat wajah Wonbin yang sudah pucat dan berkeringat, dia langsung membawa Wonbin ke UKS sekolah untung dokter sekolah sudah datang dan langsung meriksa keadaan Wonbin.
Sion yang masih menunggu diluar langsung mengeluarkan ponselnya dan mencoba menghubungi Jeno tapi sialnya Jeno tidak mengangkat teleponnya.
Jeno si brengsek
KAMU SEDANG MEMBACA
STEP BROTHER [Jeno x Wonbin]
Fanfiction[MATURE] [BxB] [CRACK PAIR] [MPREG] Hidup Wonbin sangat sempurna dengan memiliki Bubu dan ayah tiri yang sangat menyayanginya tapi itu semua tidak bertahan lama begitu Jeno berhasil menghancurkan hidupnya dalam sekejap. Karena kesalahan kecil Jeno b...