10

2.3K 105 9
                                    

Tokk.. Tokk..

"Bangun, lu nggak mau sarapan? Telat nanti ke sekolah," Tanya Jeno setelah mengetuk pintu kamar Wonbin, dia bersikap biasa saja seperti tidak ada yang terjadi semalam.

Hening, tidak ada jawaban dari Wonbin dari dalam sana. Semenjak kejadian semalam Wonbin tidak mau keluar dari kamarnya dan seketika itu Jeno baru merasakan penyesalan.

Jeno sangat menyesal telah memperkosa adiknya tapi kalau bisa membela dirinya ini semua bukan sepenuhnya kesalahan Jeno, dia dalam pengaruh minuman dan obat perangsang yang di campur temannya ke minumannya. Tapi di balik penyesalannya tidak bisa Jeno pungkiri dia sangat menikmatinya meskipun seperti main sendiri karena Wonbin pingsan.

"Bin lu beneran nggak mau keluar?" Tanya Jeno dan masih tidak dapat jawaban dari Wonbin.

"Terserah lu lah gua mau berangkat sekolah, lu jangan lupa sarapan." Jeno pun pergi karena sudah menyerah membujuk Wonbin keluar dari kamarnya.

Sedangkan di dalam kamar Wonbin hanya terdiam di bawah selimut yang menutupi seluruh tubuhnya, bahkan Wonbin sampai menutup kedua telinganya agar tidak mendengar suara Jeno.

Ada rasa trauma tersendiri bagi Wonbin, dia merasa ketakutan setiap kali mendengar suara Jeno bahkan Wonbin tidak sanggup melihat wajah kakak tirinya itu. Jangankan untuk melihat membayangkannya saja sudah sukses membuat tubuh Wonbin gemetar ketakutan.

Kejadian malam itu terus berputar di otaknya, di saat Jeno dengan tega memperkosanya. Kedua orangtuanya pun belum bisa pulang, mulai saat ini Wonbin tidak akan pernah percaya dengan janji kedua orangtuanya.

Wonbin bingung harus berbuat apa, dia ragu untuk mengadukan perbuatan Jeno kepada orangtuanya, selain takut ada rasa tidak tega pada Jeno meskipun dia sangat membencinya. Dalam kondisi seperti ini pun Wonbin masih sempat-sempatnya mengkhawatirkan kakak tirinya.

Meskipun sangat baik tapi Jaehyun sangat tegas dan juga kejam kalau tahu anaknya berbuat kesalahan, Jaehyun tidak segan-segan memberi hukuman pada anaknya yang bersalah dan ini bukan masalah kecil.

Wonbin meremas ujung bajunya begitu merasakan lapar, dia belum makan sejak kemarin. Wonbin menyibak selimutnya lalu beranjak dari tempat tidur dan keluar dari kamar.

Sesampainya di meja makan Wonbin melihat ada nasi goreng mungkin buatan Jeno.

Wonbin duduk di sana dan mulai menyantap masakan kakak tirinya, semoga Jeno tidak memberi racun di makanannya. Tapi kalau boleh jujur rasanya lumayan enak untuk orang yang jarang masuk dapur, dari mana Jeno belajar buat nasi goreng?

"Akhirnya keluar juga."

Sendok dan garpu terlepas begitu saja dari tangan Wonbin saat mendengar suara Jeno, kakak tirinya masih ada di rumah?

Tubuhnya menegang dan kembali merasakan takut yang berlebihan pada kakak tirinya, tanpa menoleh kebelakang Wonbin langsung beranjak dari tempatnya dan masuk ke bawah meja, bersembunyi di sana.

Jeno mengerutkan keningnya heran dengan tingkah Wonbin, Jeno pun mendekati Wonbin dan berjongkok di depan meja melihat Wonbin yang sedang memeluk kedua lututnya sepertinya orang ketakutan.

"Lu ngapain di kolong?" Tanya Jeno, dia mau meraih tubuh Wonbin tapi tangannya langsung di tepis kasar oleh adiknya.

"Ja-jangan, jangan sentuh gua lagi," ucap Wonbin dengan nada yang bergetar menahan rasa takut.

"Bin? Gua Jeno kakak lu," Jeno tidak mengerti dengan Wonbin yang seperti orang ketakutan begitu melihatnya.

"Bin lu kenapa?" Jeno berusaha masuk ke bawah meja tapi dengan cepat Wonbin keluar ketika melihatnya.

STEP BROTHER [Jeno x Wonbin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang