11

2.2K 111 7
                                        

Jeno menatap nanar nampan makan siang Wonbin yang dia letakan di depan pintu tidak di sentuh sedikitpun, hari sudah gelap tapi Wonbin sama sekali tidak menyentuh makanannya. Jeno terpaksa menaruh makanan Wonbin di depan pintu karena Wonbin tidak mau membukakan pintu kamarnya, dia belum mau keluar dari kamar.

Jeno menghela nafasnya, tidak lama lagi kedua orang tuanya bakal pulang Jeno bisa mati kalau papa dan bubunya melihat kondisi Wonbin saat ini. Kenikmatannya hanya sesaat tapi penyesalannya seumur hidup.

Apa yang harus Jeno jelaskan nanti? Apa papanya langsung menariknya ke kantor polisi karena telah memperkosa adik tirinya sendiri? Tidak hanya Jaehyun dan Taeyong yang kecewa tapi Jeno juga sangat kecewa pada dirinya sendiri, kalau saja dia bisa menahan nafsunya mungkin semua ini tidak akan pernah terjadi, dia tidak akan pernah memperkosa Wonbin.

Tokk.. tokkk.. tokkk..

"Wonbin, lu beneran nggak mau keluar? Papa sama bubu udah perjalanan pulang." Ucap Jeno setelah mengetuk pintu kamar adiknya, Jeno tidak mendengar apapun selain suara tangis Wonbin. Adiknya kembali menangis di dalam sana.

"Wonbin?" Panggil Jeno lagi, "gua minta maaf, gua beneran nyesel ngelakuin itu ke lu." Entah sudah berapa kali Jeno minta maaf pada Wonbin tapi sepertinya maaf saja tidak cukup, kata maaf tidak bisa mengembalikan Wonbin yang seperti dulu lagi.

"Wonbin, lu mau gua ngelakuin apa biar lu mau maafin gua? Gua bakal lakuin itu buat lu." Ucap Jeno lagi yang sudah sangat putus asa.

Jeno yang sudah tidak tahu harus melakukan apalagi dia terduduk di depan pintu kamar Wonbin, bersandar pada pintu itu dengan belakang kepala yang di benturkan beberapa kali ke pintu.

Wonbin melirik pintu kamar begitu mendengar suara seperti benturan, awalnya pelan tapi kelamaan suara itu semakin keras. Apa yang di lakukan Jeno?!

Dughh!! Dughhh!!! Dughhh!!!

Wonbin panik seketika, dia mau keluar dan menghentikan Jeno tapi dia masih terlalu takut. Suara itu semakin nyaring masuk ke telinganya.

Jeno mulai merasakan sakit di kepalanya yang dia benturkan ke pintu, Jeno tidak sadar kalau belakang kepala sudah mengeluarkan darah karena ulahnya sendiri.

"Kak stop!" Teriak Wonbin tapi Jeno tidak berhenti suara itu semakin keras.

"Kak stop hikss.." teriak Wonbin lagi, tangisnya semakin pecah. Dia memberanikan diri berlari ke pintu kamar dan membukanya.

Brakk!!

Begitu Wonbin buka pintu tubuh Jeno langsung jatuh ke lantai, Wonbin melihat darah yang keluar dari belakang kepala kakaknya dan Jeno sudah tidak sadarkan diri.

Wonbin langsung berlutut dan mengangkat kepala Jeno ke pangkuannya, dia melirik tangannya yang berlumur darah karena mengangkat kepala Jeno.

"Kak bangun kak," Wonbin menepuk-nepuk pipi Jeno tapi tidak ada respon apapun dari kakak tirinya.

Wonbin yang panik pun langsung menelpon ambulan, ambulan datang sekitar setengah jam dan Jeno langsung di bawa.

Wonbin tidak ada berhentinya menangis di dalam ambulan wajah Jeno sudah sangat pucat, tangganya semakin erat menggenggam tangan kakak tirinya.

Sesampainya di rumah sakit Jeno langsung di tangani sedangkan Wonbin hanya bisa menunggu diluar, dia sangat mengkhawatirkan Jeno. Rasa takutnya pada Jeno hilang seketika dan di gantikan dengan cemas.

"Wonbin dimana Jeno?"

Wonbin langsung menoleh begitu mendengar suara papanya, dia langsung berlari dan memeluk tubuh Jaehyun erat. Wonbin kembali menangis di dalam dekapan ayah sambungnya itu.

STEP BROTHER [Jeno x Wonbin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang