Cr by pinterest
Biarkan aku menikmati keindahannya, walau pun bukan untuk selamanya.
Happy Reading
Mata Retta mengerjap menyesuaikan cahaya yang ada disekitarnya, "gue di mana?" pikirnya heran.
"Loh, itu fotonya si singa ngapain ada disitu?" tunjuk Retta ke arah pigura yang ada di sampingnya.
Dia berusaha berdiri sembari memegangi kepalanya, "aduh kepala gue pening banget, kayak habis mabok aja," gumamnya.
"Aws kaki gue sakit banget!" ringis Retta menyentuh kakinya yang lecet.
Tapi karena rasa penasaran yang membuncah di dadanya, Retta berkeliling dengan kakinya yang pincang melihat isi kamar Advar yang rapih dan berbau maskulin.
Matanya memicing melihat sebuah foto yang terletak di atas meja belajar Advar, "cantik banget," kagumnya mengamati foto seorang cewek dengan rambutnya yang sebahu.
Dia mengambil foto itu dan terus tersenyum kagum, "andai gue secantik dia," tuturnya pelan.
"Ngapain lo?"
Prang
Karena kaget mendengar suara Advar, gadis itu tidak sengaja melepaskan bingkai foto yang dipegangnya.
"Shitt, lancang banget lo nyentuh barang gue!" Sentak Advar dan mulai memunguti pecahan kaca dibawah kaki Retta.
"G-gue gak sengaja," ucap Retta gugup.
Setelah selesai membersihkan semuanya Advar menatap nyalang Retta, "jangan pernah nyentuh apapun milik gue, karena lo gak akan tau seberapa berartinya itu buat gue!!" tekannya.
"Ma-maaf." Retta menundukkan kepalanya merasa bersalah.
Advar menarik nafasnya panjang, "duduk lo!" Titahnya.
Gadis itu langsung duduk di sisi ranjang sesuai perintah Advar, "lo tuh cuma tamu, jadi jangan bersikap leluasa di rumah ini!" tegas Advar.
"Gue kan udah minta maaf, kok lo masih nyolot sih, iya gue salah dan gue mengakui itu, tapi kan gue juga gak sengaja!"
"Makan!!" titah Advar mengalihkan pembicaraan.
"Apa sih? Makan apa? Makan lo hidup-hidup gitu?"
"Bodo!! Makan bubur tolol!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
ADTA (Advar & Retta)
Short StoryHancur, namun harus terus bersyukur. Rapuh, namun dipaksa utuh. Rumit, itulah kisah gue. 🧸 Zaretta Savina Aletta 🧸 Hidup bukan selalu tentang kebahagiaan, tetapi perjalanan yang harus diperjuangkan. -Advar Dafa Adzriel