Hancur, namun harus terus bersyukur.
Rapuh, namun dipaksa utuh.
Rumit, itulah kisah gue.
🧸 Zaretta Savina Aletta 🧸
Hidup bukan selalu tentang kebahagiaan, tetapi perjalanan yang harus diperjuangkan.
-Advar Dafa Adzriel
Retta menoleh kesamping menatap Advar, pandangan keduanya bertemu, dan senyum tulus tercetak jelas di wajah keduanya.
"Apa sih kamu?" Retta memalingkan wajahnya karena salting.
Advar hanya bisa terkekeh melihat tingkah gemas pacarnya, "yuk turun!" ajaknya.
Keduanya turun dari mobil dan berjalan berdampingan menuju rumah Advar.
"Kamu masuk duluan aja ke kamar mamah, aku mau ke kamar dulu," ucap cowok itu lembut, "tuh kamar mamah," lanjutnya menunjuk sebuah kamar yang terletak tidak jauh dari tempat mereka berdiri.
Retta menganggukkan kepalanya, "oke siap kaptenku," ucapnya kemudian berjalan menuju kamar yang ditunjukkan Advar.
Tok tok tok
"Mah, ini aku Retta."
Dina yang sedang melamun di kamarnya langsung tersadar dan berjalan untuk membukakan pintu kamarnya.
Dina terkekeh, "kamu suka nonton gosip?" tanyanya.
"Kadang-kadang sih mah."
"Yaudah yuk!" Wanita paruh baya itu menggandeng tangan sang gadis.
Keduanya berjalan bersama dengan canda tawa yang mengiringi langkah mereka, setelah sampai di ruang keluarga yang ada di lantai bawah, Retta mempersilahkan ibu dari pacarnya itu untuk duduk dengan nyaman.
"Mamah jadi berasa ratu aja," celetuk Dina.
Retta duduk di samping Dina, "kita nonton film aja mah, biar seru," usulnya yang dibalas anggukan kepala oleh wanita itu.
Keduanya serius menonton, sampai dimana ada adegan selingkuh, yang mengingatkan Davina akan suaminya yang belum juga pulang.
"Wahh wajib di tonjok sih mah, enak banget dia selingkuh, tanpa mikirin perasaan pasangannya!" sungut Retta kesal.
