Hancur yang dipaksa kuat

142 11 0
                                    

Cr by pinterest

Aku tidak menyukai senja, aku hanya menghargai kehadirannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku tidak menyukai senja, aku hanya menghargai kehadirannya.

Happy Reading

Semalam Retta pulang larut malam, dan akhirnya sekarang dia telat berangkat ke sekolah.

"Baru bangun jam segini? Dasar anak pemalas!" sindir Melati saat melihat Retta baru keluar dari kamarnya.

"Ehh Tante gak usah sok paling bener deh, diri sendiri aja gak bener, ngaca dong!" balas Retta ngegas.

Melati langsung tersulut emosi, dia berjalan menghampiri Retta dan hendak menamparnya, namun dengan cekatan Retta menahan tangan calon ibu tirinya itu.

"Gak usah sok main fisik, kalau gak mau dikasarin balik!!" tekan Retta menguatkan cengkeramannya membuat Melati meringis.

"Retta apa-apaan kamu hah? Lepasin tangan Tante melati!!" titah sang ayah yang melihat putrinya berlaku kasar kepada Melati.

"Aws, a-aku gapapa kok mas, aku yang salah karena udah nyapa Retta, padahal aku tau kalau dia gak suka sama aku," ucap Melati memegangi tangannya.

Retta melotot tidak terima, "dasar nenek sihir, munafik anjing!" gumamnya pelan.

"Apa pantas kamu bersikap seperti itu Retta?!" tekan Rayyan dengan tatapan nyalangnya.

"Dia yang mulai duluan pah, bukan aku," ucap Retta membela diri.

Sedangkan Melati langsung terisak di belakang Rayyan, wanita paruh baya itu terus mengusap lengannya yang memerah.

"Dasar anak gak berguna!!" umpat Rayyan mendorong tubuh Retta dengan kasar.

"M-mas udah mas jangan kasarin Retta, kasian dia."

"Anak kurang ajar ini harus diberi peringatan agar perilakunya tidak lagi semena-mena!"

Rayyan langsung mencengkeram dagu putrinya seperti orang kesetanan, "jika kamu masih kasar seperti ini, papah akan cabut semua fasilitas kamu!" ancamnya.

"Aku gak perduli pah, mau papah cabut nyawa aku sekalipun aku gak perduli."

Tatapan Rayyan langsung meredup mendengar ucapan putrinya, dia melihat betapa hancurnya putrinya itu.

"Pukul aku pah! Bunuh aku sekalian, aku capek hidup kayak gini terus pah, AKU CAPEK!!" teriak Retta prustasi.

Dia berlari meninggalkan papahnya yang menatapnya dengan tatapan sendu.

***

Advar berdecak malas karena ban motornya tiba-tiba saja kempes ditengah jalan dan sialnya lagi hujan turun dengan derasnya.

Cowok dengan Hoodie hitamnya itu lebih memilih berlari meninggalkan motornya dan berteduh di sebuah halte yang ada di sana.

Matanya kaget saat melihat seorang gadis yang sedang duduk melamun di halte itu.

ADTA (Advar & Retta)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang