Pagi yang cerah,
Cahaya mentari masuk ke sela sela kamar Dahata. Ia merenggangkan seluruh tubuhnya, lalu mengusap sebelah matanya. Wajah bantal Dahata masih terlihat, ia bangkit dari ranjang rajutan kayu, dan berjalan keluar kamar.
Menyusuri lorong kamar, dan melihat sekitarnya. Semua obor yang tadi malam menyala, kini sudah padam.Dahata heran, ia tidak menemukan keberadaan Knoble dan Zero diruang tamu.
Kemana mereka?, Gumam Dahata.
Ia kembali melanjutkan langkah untuk mencari Knoble dan Zero di luar rumah, siapa tahu ia menemukan mereka berdua disana.
****
Zero dan Knoble berada dibawah rindangnya pohon, menikmati silir angin yang berhembus pelan. Suara gemersik daun menambah ketenangan suasana.
"Menurutmu bagaimana Zero?, Apakah Dahata itu adalah orang yang dimaksud dalam Scherechweiden²)?" Tanya Knoble.
²) Scherechweiden, adalah sebuah buku yang ditulis oleh salah satu peramal yang terkenal bernama Alston Megapure, namun pada tahun 1563 Guild, Ia dinyatakan hilang dan tidak akan pernah ada salah seorang penyihir pun yang dapat menemukannya, kecuali satu orang.
Dia adalah penyihir yang berhasil menggulingkan Spiraze Equador dari takhtanya, dan mengembalikan kejayaan kerajaan chess seperti sedia kala.
Dikatakan pula, Penyihir itulah yang akan menjadi Raja selanjutnya setelah Bismarck Griegsman, Raja ke tujuh puluh enam di kerajaan chess yang juga merupakan ayah dari Knoble dan Zero. Penyihir itu juga akan memiliki sembilan puluh sembilan selir dan salah satu pewaris takhta diantara Knoble dan Zero akan menjadi pasangan penyihir itu."Menurutku benar, karena Dahata adalah satu-satunya orang yang dapat masuk ke penghubung antardimensi,"
Jawab Zero.Knoble menghela nafas, "kita harus berusaha keras supaya Dahata bisa naik level dengan cepat," Knoble melihat Daun yang jatuh dari pohon dan terbang menjauh terbawa angin.
"Memang sulit melatih Dahata disaat awal-awal seperti ini, tetapi aku yakin, kak, jika Dahata sudah mampu mengendalikan sihir yang akan dimilikinya, dia pasti mampu mengalahkan Raja sialan itu,"
Zero merenung, dan bersandar di batang pohon menikmati silirnya angin."Ternyata kalian disini!"
Dahata Berlari mendekati Knoble dan Zero."Kamu sudah bangun rupanya," Ujar Knoble seraya tersenyum tipis ke arah Dahata, kedua tangannya pun dilipat.
"Bagaimana kabarmu pagi ini, Dahata?," Tanya Zero.
"Tidak buruk..., ku kira... Kalian... pergi keluar... saat aku... sedang... tertidur..., dan meninggalkanku... sendirian dirumah..." Nafas Dahata ter-engah-engah karena berlari tadi.
"Kami tidak akan sejahat itu padamu Dahata...," Zero mencubit pipi kanan Dahata, centil. Terlihat wajah Dahata seketika memerah karena dicubit oleh Zero.
"Dahata???, kamu sedang sakit?, kenapa tiba-tiba wajahmu merah seperti itu?" Zero terkekeh melihat wajah merah Dahata yang perlahan mulai padam.
"Eh..., Engga kok..., aku biasa saja...,"
Dahata tersenyum malu ke arah Zero.Knoble menghela nafas,
"daripada berbasa-basi seperti ini, lebih baik kita mencari bahan untuk sarapan terlebih dahulu," Knoble pun berdiri dan melangkah meninggalkan Dahata dan Zero.Dahata memiringkan kepalanya, bingung, "Knoble ingin pergi kemana?" Tanyanya.
"Mengambil alat berburu di dalam ruang persenjataan," Jawab Zero.
"Apakah harus berburu untuk mencari bahan makanan?, mengapa tidak beli saja di pasar tradisional?"
Pertanyaan dari Dahata itu membuat Zero terdiam seketika dan menundukkan wajahnya, Ekspresinya terlihat murung.
"Ada apa Zero?, Mengapa kamu terdiam?, Apakah perkataanku salah?"
Hah... Dahata ini banyak sekali bertanya ya... "-_- .
"Tidak Dahata, hanya saja orang sepertiku dan kakakku kurang beruntung" ujar Zero yang masih dalam keadaan tertunduk.
"M-maksudnya?" Dahata tidak mengerti apa yang dimaksud oleh ucapannya Zero.
"Iya, orang sepertiku dan kakakku kurang beruntung, meskipun kamu tau, kami adalah pewaris takhta Kerajaan ini yang sesungguhnya, namun, kami termasuk kategori rakyat kelas bawah, yang hanya hidup dengan mengandalkan alam," Lanjut Zero,
"Sekarang, dikerajaan ini, hanya mayoritas dari kalangan rakyat kelas atas dan menengah saja yang dapat menikmati mata uang kerajaan,"
"Mereka hidup ber-gemerlap, Glamour, elit, dan mewah, kami yang menjadi rakyat kelas bawah hanya menikmati sampah-sampah dari mereka,"
"Hanya kalangan mereka saja yang dapat menikmati kegunaan Gibber³) sebagai mata uang kerajaan,"
Nafas Zero tiba-tiba terisak ketika menjelaskan semua itu kepada Dahata.³) Gibber, sebuah mata uang global di kerajaan chess, fungsinya sebagai nilai tukar antarbarang.
Sekarang, pemegang mata uang ini, sepenuhnya adalah kerajaan Squalzewoords, dengan menteri keuangannya yang dirahasiakan oleh pihak monarki.Dahata mengangguk paham mendengarkan semua penjelasan dari Zero. Merasa tidak enak dengan pertanyaannya, ia mendekati Zero dan mengusap perlahan punggungnya.
Zero terkejut mendapatkan perlakuan seperti itu, pipinya seketika berubah menjadi merah muda karena malu dengan perlakuannya Dahata.
"D-dahata..." Zero berbalik menatap Dahata lalu memeluk erat tubuhnya. Sebuah tangisan senduh dapat dirasakan Dahata.
"Aku minta maaf Zero..., aku tidak bermaksud untuk membuatmu sedih begini, aku hanya ingin tau itu, maafkan aku...," Dahata mengusap lembut tiap helai rambut jingga Zero.
"Aku tau..., aku juga sudah terbiasa dengan kondisi seperti ini sedari dulu,"
Zero melepaskan pelukannya, dan menyeka air matanya.Langkah kaki terdengar,
Dahata menoleh ke arahnya,
Knoble kembali dengan membawa dua pedang yang tersarungi diselipkan di ikat pinggang kulit berwarna coklat tua, dan kedua tangannya membawa dua buah Crossbow, di belakang punggung Knoble juga ada dua buah wadah yang sudah terisi penuh anak panah untuk amunisi berburu hari ini.Knoble menghentikan langkah di depan Dahata dan Zero. Salah satu Crossbow diangkat dan diletakan di bahu kanannya, lalu ia pun berkacak pinggang,
"Ayo kita mulai," knoble terlihat bersemangat dengan senyum tipis di bibirnya.Zero ikut menyerengai, dan melangkah mendekati knoble lalu mengambil salah satu Crossbow yang berada di tangan kiri Knoble.
"Ingin ikut?" Tanya Zero seraya memiringkan kepalanya dan senyumam tipis.
"Apakah tidak berbahaya?" Dahata sedikit ragu untuk menyetujui ajakan Zero.
"Tidak..., selama kamu tidak terkena perangkap yang telah kami buat di dalam hutan," Ujar Zero.
Dahata menghela nafas pasrah "baiklah... Aku akan ikut..."
Daripada harus sendirian di rumah tak berpenghuni ini lebih baik aku ikut dengan mereka, gumam Dahata.
"Ayo!" Zero mengambil langkah terlebih dahulu, disusul oleh Knoble dan Dahata yang mengikutinya dari belakang.
Mereka pun mulai berjalan menuju hutan yang letaknya cukup jauh dari rumah Knoble dan Zero untuk melakukan berburu.****
KAMU SEDANG MEMBACA
Go Into Iseekai Its Game On 1st
FantasyIchinami Dahata, seorang siswa SMK telah menjalani hari hari sekolah seperti biasanya. Ditengah perjalanannya, Dahata tertarik ke sebuah portal dan membuka dimensi lain. Di dimensi itu, Dahata bertemu dengan 2 Ratu Iblis, Knoble Griegsman dan Griegs...