(11) -Waktu istirahat Dahata

44 32 1
                                    

"Apakah dia akan baik-baik saja?"
Raut wajah Zero terlihat cemas dan khawatir melihat Dahata yang terbaring di atas ranjang. Sudah seminggu semenjak latihan brutal itu, Dahata masih belum sadarkan diri. Ia masih dalam kondisi koma.

"Tenang saja Zero... Aku sudah meneracikkan obat penetral dari tumbuhan untuk Dahata, jadi kamu tidak perlu khawatir,"
Greaze mengelus pundak Zero dan meyakinkannya bahwa Dahata pasti akan selamat.

"Maafkan aku Dahata... Aku telah menyerangmu secara berlebihan"
Zero menggenggam lengan Dahata, tanpa disadarinya, setetes air mata jatuh ke lengan Dahata.

Knoble mendekati adiknya yang tengah bersedih dan mengelus perlahan punggungnya,
"zero... Tenanglah..."
Knoble mencoba memperbaiki perasaan adiknya yang sedang sedih, namun Knoble tak digubris, Zero tetap saja menangis dan tangan yang menggenggam tangan Dahata semakin erat, seakan ia tak ingin Dahata pergi dari kehidupannya.

Genggaman tangan Dahata yang dierat oleh Zero tiba tiba bergerak sendiri. Zero merasakan hal itu, tetapi ia merasa seperti bermimpi, mungkin hanya halusinasinya saja. Tidak, tangan Dahata mulai bergerak kembali. Zero tidak bermimpi, Dahata benar-benar telah siuman!
Zero langsung menyeka air matanya dan tersenyum ceria. Perlahan Dahata membuka kedua matanya. Zero Knoble dan Greaze menatapnya dengan seutas senyum di wajah mereka.

"Hmmm untunglah kamu baik baik saja Dahata..." Zero seketika langsung memeluk Dahata tanpa malu sedikitpun di depan Knoble dan Greaze. Knoble hanya memutar bola matanya dan memalingkan wajah, sementara Greaze hanya tertawa kecil melihat Knoble, sepertinya ia tau jika Knoble cemburu kepada adiknya sendiri.

"Ze-zero..." Ucap Dahata, lemas.

"Selamat datang kembali, Dahata..."
Rintih Zero seraya tersenyum kepada Dahata.

"Dahata... Maafkan aku karena menyerangmu terlalu berlebihan tadi,"
Zero menunduk, menyesal.

"Aku juga Dahata... Aku lah yang telah membuat latihan seperti ini hingga kamu terluka parah... Maafkan aku..."
Knoble juga ikut menunduk, menyesal.

"Baiklah... Aku akan memaafkan kalian,"

Mendengar ucapan itu, Knoble, Greaze dan Zero langsung tersenyum.

"Tetapi dengan satu syarat," Lanjut Dahata secara tiba tiba.

Ketiga Ratu Iblis itu langsung terdiam dengan wajah heran.

"Apa itu?" Zero memberanikan diri untuk bertanya.

"Kembalikan aku ke dunia asliku, aku ingin menjalani hidup seperti biasa saja, tanpa ada sihir dan juga kekuatan,"

Ucapan Dahata membuat Knoble, Greaze, dan juga Zero terekam dan terdiam.

"Dahata... Meskipun aku bisa melakukan teleportasi, tetapi aku tidak bisa mengembalikanmu kedalam duniamu, teleportasi ku hanya bisa digunakan di dalam dunia ini saja, kekuatanku bukanlah penghubung antar dimensi,"
Knoble menunduk kecewa.

"Apakah tidak ada pilihan lain, Dahata?" Tanya Zero.

"Sepertinya persyaratan mu itu sangat mustahil untuk dilakukan,"
Zero mencoba membujuk Dahata.

"Aku ada satu ide, tetapi mungkin ini akan memberatkan kalian berdua,"
Ucap Greaze seraya menyilangkan kedua tangannya dengan wajah yang menunduk juga.

"Apa itu?" Tanya Dahata, Zero, dan juga Knoble secara bersamaan.

"Berhubung Dahata sedang sakit, bagaimana jika kita merawat Dahata dan melayaninya? Mungkin itu cukup bagus untuk waktu istirahat Dahata," ucap Greaze.

"Tidak! Jika melayani kami menolak!"
Knoble dan Zero menolak secara bersamaan dengan tangan menyilang menolak dengan serempak.

"Yasudah jika seperti itu kesalahan kita tidak akan dimaafkan, aku hanya memberi saran,"
Greaze membuang muka karena mengambek.

"Ide bagus..." Ucap Dahata. Membuat Knoble, Greaze dan Zero melirik kearahnya secara bersamaan.

"Aku butuh Istirahat dan tidak mungkin juga aku melakukan segala hal dengan tubuhku yang sakit ini, aku mungkin membutuhkan bantuan,"

Ketiga Ratu Iblis itu terdiam, mereka berfikir sejenak untuk menyetujui permintaan dari Dahata atau menolaknya.

"Baiklah..." Ucap Knoble dengan mantap.

Zero terkejut dan menoleh ke arah Knoble dengan wajah terheran-heran,
"Kakak... Kamu sudah tidak waras ya! Kita ini Ratu Iblis, mana mungkin kita akan melakukan hal seperti itu,"

"Aku juga setuju," ucap Greaze yang mendukung suara dari Knoble.

Zero menghela nafas, pasrah.
"kalian berdua sepertinya harus dibuat pingsan..."

"Aku setuju, tetapi tidak untuk dijadikan bahan kesenangan, kita hanya berniat untuk merawat, melayani, dan membantu Dahata saja teman-teman..." Jelas Greaze kepada Knoble dan Zero.

Knoble mengangguk setuju, di ikuti oleh Zero.

"Baiklah, ku anggap itu setimpal atas apa yang telah kalian perbuat kepadaku," Lanjut Dahata,

"mulai besok kalian akan membantuku,"

"Baiklah tuan Dahata..." Knoble, Zero dan Greaze melebarkan gaun mereka dan berlutut kepada Dahata.

****

Ke sekian harinya,
Dahata beranjak dari ranjang dan berjalan menuju pintu. Ketika ia mememutar gagang pintu, dan menariknya, ia terkejut, Knoble, Zero, dan Greaze nampak berdiri disana.

"Selamat pagi, Dahata..."
Mereka bertiga melebarkan gaun dan memberi penghormatan kepada Dahata.
Wajah dahata seketika menjadi ling lung melihat Knoble, Zero, dan juga Greaze mengenakan dress pelayan hitam putih pagi ini.

"Kalian benar-benar memenuhi persyaratanku?" Tanya Dahata yang nampak keheranan memandang ketiga Ratu Iblis itu.

"Benar Dahata, sesuai persetujuan kita kemarin," Ucap Zero.

Padahal aku hanya bergurau... Tetapi mereka menanggapi nya dengan serius...
Gumam Dahata.

Go Into Iseekai Its Game On 1stTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang