(8) -Kecurigaan part 1

48 35 0
                                    

Zero menuruni tangga secara perlahan, ia melihat Dahata tidak jauh dari pandangannya, Zero pun melanjutkan Langkah dan menghampirinya.

"Dahata!"

"Eee kaget aku!" Dahata terlompat kaget karena dikejutkan oleh Zero yang datang secara tiba-tiba,

"Ternyata kamu, zero...," Dahata menghela nafas sesaat, "ada apa?"

"Tidak mengapa, aku hanya berjalan dari kamar dan turun melalui tangga, lalu aku melihatmu, aku hampiri saja,
Ternyata kamu terkejut," Zero terkekeh sesaat.

"Kamu kenapa disini sendirian? Kan sepi tidak ada orang..., kamu tidak takut atau bosan?" Tanya Zero.

"Kalau bosan sih iya, takut tidak, tetapi..., entah mengapa aku rindu terhadap rumahku dan duniaku yang asli, tidak sepantasnya aku berada di dunia ini..." Jawab Dahata, murung.

Zero seketika terdiam mendengar ucapan Dahata, Ia merasa bersalah karena telah membuka lubang dimensi ke dunia Dahata.

"Bersabarlah Dahata...," zero mengusap perlahan bahu Dahata, lalu tersenyum,
"Setelah semua ini selesai, portal akan terbuka kembali, dan kamu dapat kembali menjalani kehidupan aslimu seperti sediakala,"

"Ya... Begitulah..., tetapi aku tidak tahu kapan, dan berapa lama aku akan disini," ucap Dahata.

"Itu semua tergantung nanti, seberapa cepat kamu akan mendapatkan sihir, menjalin kontrak dengan seratus ratu iblis, mengalahkan Spiraze Equador secara terbuka, dan mengembalikan monarki kerajaan chess seperti sebelumnya," Ucap Zero.

"Pasti membutuhkan waktu yang lama ya...," Dahata menunduk murung.

"Sepertinya begitu, oh iya, ini sudah malam apakah kamu tidak mengantuk?, masih ada hari esok yang akan menanti, sebaiknya beristirahatlah," Ucap Zero.

"Kamu benar..., kamu ingin menemaniku zero?, aku sedikit takut untuk turun kebawah," ucap Dahata

" Dasar lelaki penakut...," Sindir Zero

" Bukan takut karena hantu, aku hanya takut terjatuh atau kenapa kenapa, kalau aku takut dengan hantu mengapa aku tidak lari dari ratu iblis seperti dirimu?," Dahata menyindir balik ucapan Zero.

"Tetapi kamu lari dari kakakku," Zero terkekeh pelan.

"Wajahnya menyeramkan...," Dahata berkata pelan.

Zero semakin tertawa karena sikap lugu nya Dahata,
"Yasudah, ayo aku temani...,"

Zero kembali menuruni tangga bersama Dahata yang mengekorinya dari belakang.

****

" Sampai sini saja ya...," zero menghentikan langkah nya tepat didepan pintu kamar Dahata.

"Iya terima kasih...,"

"Dengan senang hati, itulah gunanya teman Dahata..., jika kamu membutuhkan bantuan atau sesuatu, kamu bisa memanggilku,"

Dahata dan Zero saling tukar pandangan dan senyuman.
Sedikit demi sedikit kedua wajah mereka semakin dekat, perlahan... Wajah antarkedua dari mereka mendekat, semakin dekat hingga kedua hidung mereka hampir bersentuhan, Daannn....

"Langkah yang cepat untuk menjadi seorang pasangan muda, Zero...,"
Entah darimana Knoble tiba tiba muncul beberapa anak tangga diatas Dahata dan juga Zero, ia pun menuruni tangga dan menghampiri mereka berdua.

"E-eh... Kakak..., sedang apa disini?," Zero pura pura tidak tahu menahu.

"Seharusnya aku yang bertanya seperti itu,"
Knoble menghunuskan pedangnya dan mengarahkannya tepat di depan mata Dahata,

"Apa yang telah kalian lakukan di belakangku?, jawab?!" Tatapan Knoble begitu dingin dan tajam jika sedang seperti ini.

"Sudahlah kak..., aku hanya mengantarkan Dahata menuju kamarnya, sudah itu saja," Zero berusaha menjelaskan kepada kakaknya, dengan keringat dingin yang mengucur di tubuhnya secara tiba-tiba.

"Lalu apa maksud kalian saling berdekatan seperti tadi?" Tanya Knoble, dingin.

"Ti-ti-tidak apa apa Knoble..., kami hanya bertatap muka saja, tidak ada maksud yang lain," tubuh Dahata bergetar hebat karena merinding ketakutan.

"Akan ku pantau kalian berdua," Knoble kembali menghilangkan pedang sihirnya menjadi butiran-butiran cahaya ungu yang berkelip lalu menghilang.

"Tidak perlu kak, kami bisa menjaga diri," Ucap Zero.

"Baiklah kalau begitu, aku akan ke kamar dulu, Dahata..., ini sudah malam, kamu tidak ingin beristirahat?" Tanya Knoble.

"Kamu benar, yasudah aku ke kamar dulu," Dahata memutar gagang pintu, lalu masuk ke dalam dan menutupnya kembali.

Knoble mendekati telinga Zero dan berbisik,
" Tidak akan ku biarkan kamu mendekati Dahata..."

Zero tersenyum menyindir,
"Coba saja kalau kakak bisa...,"

Knoblee dan Zero pun berpisah dan berjalan menuju kamar mereka masing masing.

Go Into Iseekai Its Game On 1stTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang