(10) -Latihan Dahata

45 32 0
                                    

Pagi hari,
Dahata sedang tidur pulas di atas ranjang, sepertinya ia sedang bermimpi indah. Hawa sejuk di pagi membuat tidur Dahata semakin nyaman, terlebih lagi Ranjang yang berada di kamarnya sangatlah empuk, sehingga Dahata tidur dengan pulasnya.

DAARRRR!!!
Pintu kamar tiba tiba terlempar dan menindih tubuh Dahata. Sontak Dahata pun terlompat kaget dan terbangun, ia melirik ke arah ambang pintu, nampak Zero sedang berdiri disana.

"Hai Dahata... Sudah tidur nyenyak bukan? Sekarang sudah waktunya untuk latihan..." Zero tersenyum riang kepada Dahata.

Dahata menaruh pintu yang telah rusak itu diatas lantai, menarik selimut, dan kembali memejamkan kedua matanya,
"Hmmm.... Nanti sajalah... Ini masih terlalu pagi..." Ia kembali tertidur.

Zero tersenyum kesal, tubuhnya tiba tiba membesar, gigi-gigi taringnya juga ikut memanjang, ekor lancipnya berubah menjadi besi, dan tanduknya pun ikut melebar.

"Dahata... Sekarang sudah waktunya latihan... Ayo... Bangun!"
Suara zero tiba tiba memberat, nampaknya wujud asli Ratu Iblis dalam dirinya telah bangkit.

Dahata melirik sedikit, dan terlompat kaget melihat Zero yang sekarang, sepertinya baru tadi terlihat imut dan menggemaskan, sekarang telah berubah menjadi monster seram dan mengerikan.

"I-Iya ... A-aku akan bersiap-siap..."
Dahata turun dari ranjang dan berlari ke kamar mandi.

Dengan cepat Zero merubah wujudnya kembali ke wanita imut dan menggemaskan, sama seperti sedia kala, "hati hati! Jangan lari nanti terjatuh!" Suara Zero kembali imut seperti semula.

"Iya!" Teriak Dahata dari jauh.

****

Selepas mandi,
Dahata berjalan di lorong kamar dengan santai, dengan handuk yang membelit di pundaknya. Rambut basah yang belum tersisir membuat Dahata terlihat lebih cool.
Langkahnya tiba tiba terhenti. Dahata melihat beberapa budak Greaze berada dihadapannya dengan pedang yang terhubung tepat kearahnya. Dahata tak ingin memulai konflik, ia berbalik dan kembali melangkah. Namun apalah daya, di sisi yang Dahata lewati sebelumnya juga dicegat oleh budak Greaze dan mereka juga mengarahkan pedang ke Dahata. Kini ia bingung ingin melangkah kemana.

Haduuhhh mengapa seperti ini? Apa yang terjadi? Mengapa mereka menghunuskan pedang kearahku?
Batin Dahata.

"Dahata, Jika kamu tidak menyerang kami, maka Kamilah yang akan membunuhmu," ucap semua pelayan Greaze secara bersamaan, mereka semua nampak dingin, dan menatap tajam Dahata.

"Kalian semua mengapa seperti ini? Apa yang sudah terjadi?" Dahata melongo dan terdiam dengan situasi ini.

"Tidak usah banyak tanya Dahata, mari kita langsungkan saja permainan ini!"
Satu persatu pelayan Greaze melompat dan mengayunkan pedang kearah Dahata. Secara reflek Dahata mengambil tongkat besi yang tak jauh dari keberadaannya, lalu Dahata pun menahan setiap serangan yang diberikan oleh budak Greaze Haquard.

Detingan antara pedang budak Greaze dengan tongkat besi Dahata menggema keseluruh ruangan. Dahata mencoba mempertahankan diri dari serangan tiga ratus budak Greaze Haquard yang secara tiba tiba menyerangnya.

"Inikah yang dinamakan sedikit kasar?"
Zero, Knoble, dan Greaze melihat pertarungan Dahata dari lantai atas.

"Tenanglah Zero, ini baru tahap awal, ini belum dinamakan sedikit kasar," 
Greaze tersenyum jahil.

Dahata masih harus berhadapan dengan seluruh budak Greaze, sudah ada beberapa yang terkapar oleh serangan Dahata. Namun ini belum usai, perbandingannya 300/1 Dahata sangat kewalahan sekarang, nafasnya mulai sesak, kedua tangannya terasa pegal, dan tubuhnya juga terasa sakit, terlebih juga ada luka gores akibat serangan pedang dari budak Greaze Haquard.

Go Into Iseekai Its Game On 1stTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang