Rumah yang terlalu besar, namun cocok untuk dihuni, Rumah pohon ini cukup untuk di tinggali oleh satu keluarga.
"Hmmm... Tidak terlalu buruk...," Gumam Knoble"Begitulah, Bisa dibilang ini hanyalah sebuah rumah sederhana biasa," Ucap Greaze.
"Ayo, mari kita keatas," Greaze mengawali langkah, dua sayap hitamnya muncul dari punggungnya.
Knoble juga melakukan hal yang sama, memunculkan dua sayap hitam dari balik punggungnya. Mereka berdua terbang terlebih dahulu.Zero ikut memunculkan sayap, tetapi saat ingin terbang ia menoleh ke arah Dahata yang terdiam. Ia ingat, Dahata adalah manusia biasa yang tidak memiliki kemampuan seperti itu.
"Butuh tumpangan?" Zero menawarkan diri.
"Memangnya kamu tidak keberatan?" Tanya Dahata dengan wajah malu.
"Tidak masalah, jika badanmu tidak berat," Ujar Zero.
"Baiklah..."
Dahata melangkah dan merangkul pinggul Zero dan berpegangan dengan erat."Ku sarankan jangan memegang sayapku saat nanti kita terbang,"
Ucap Zero dengan pipi yang mendadak memerah."Kenapa?" Tanya Dahata.
"Karena itu akan membuatku geli nanti...," wajah merah Zero semakin menjadi.
"Berpegangan lah dengan erat,"
Zero mengepakkan sayapnya dan mereka pun menyusul Knoble dan Greaze yang sudah berada diatas sana****
"Ayo masuk..." Greaze memutar gagang pintu dan mendorongnya,
Perkiraan yang diluar nalar, Rumah pohon yang terlihat tidak terlalu besar dari luar, ternyata luas hingga menerobos ke dalam tanah. Bagian dari pohon tersebut merupakan atas rumah, dan yang lainnya masuk ke dalam dengan beberapa anak tangga yang memutarinya.
Tidak hanya itu, di dalam rumah pohon tersebut penuh dengan beberapa pelayan wanita yang sibuk dengan tugas mereka masing-masing.
Greaze mulai menuruni anak tangga, dan di ikuti oleh Zero, Knoble, dan Dahata.
"Wooww... Pemandangan yang menarik sekali disini..." Ujar Zero dengan wajah kagum.
"Tidak kusangka... Keturunan keluarga Haquard adalah bangsawan yang tersohor," Ujar Knoble.
" Lebih tepatnya, keluarga Crozze Haquard adalah raja Iblis ke dua belas, sekaligus menjadi keluarga bangsawan, tetapi itu dulu, tepatnya sebelum ia ikut tertewas bersama ayah kalian...," Ujar Greaze, dingin.
"Rupanya kita bernasib yang sama...," Ucap Zero.
"Seperti itulah..., dunia ini begitu sempit untuk kita dalami," ujar Greaze.
"Waaahhh, banyak sekali pelayan disini...," Dahata menoleh ke segala penjuru rumah Greaze.
"Apakah kamu tidak keberatan membayar mereka semua sekaligus?"
Tanya Dahata."Sejujurnya..., mereka semua adalah budakku,"
Deeg! Deeg! Deeg!
Langkah mereka tiba-tiba terhenti,
Kedua mata Knoble, Zero,dan juga Dahata terbelalak seketika."B-b-budak???," Tanya Dahata, Gagu.
"M-m-mereka semua adalah budak!!!"
Dahata masih tak percaya mendengar ucapan dari Greaze."Benar... Mereka semua adalah budakku," Ujar Greaze yang tak mengalihkan pandangannya ke arah Dahata.
"Mereka semua sebenarnya adalah rakyat yang memiliki banyak hutang kepada kerajaan, ada peraturan baru, dimana para rakyat yang tidak mampu membayar hutang mereka kepada sistem monarki memiliki dua pilihan, satu, membayarnya dengan kepala, dan lainnya adalah menjadi budak secara sukarelawan dan boleh diperjual belikan," Lanjut Greaze.
KAMU SEDANG MEMBACA
Go Into Iseekai Its Game On 1st
FantasyIchinami Dahata, seorang siswa SMK telah menjalani hari hari sekolah seperti biasanya. Ditengah perjalanannya, Dahata tertarik ke sebuah portal dan membuka dimensi lain. Di dimensi itu, Dahata bertemu dengan 2 Ratu Iblis, Knoble Griegsman dan Griegs...