(+18) -Momen malam pertama Dahata bersama Knoble

31 23 0
                                    

Dahata berdiri di hadapan sebuah cermin besar. Ia menatap bayangan dirinya dengan penuh kekosongan.

"Masih lamakah waktuku untuk kembali? Sudah 6 bulan aku berada di dimensi asing ini... Dan aku juga memiliki 2 evolusi baru! Tetapi kapan aku bisa kembali ke dalam dunia asliku?!"

Ruang sekitar sepi dan sunyi, hanya menyisakan kehampaan Dahata saja. Ia berharap bisa kembali pulang ke rumahnya. Tatapannya kosong dan berkaca-kaca saat melihat bayangan dirinya dibalik cermin.

"Dahata..."
Suara itu... Dahata mengenalinya...
Ya! Knoble telah berdiri diambang pintu kamar Dahata. Ia mulai melangkah masuk kedalam kamar Dahata, lalu mendekatinya secara perlahan.

"Bagaimana penampilanku?" Tanya Knoble dengan menunjukkan piyama transparan yang dikenakannya, sehingga menyebabkan lekukan tubuhnya terlihat. Desainnya sedikit berlebihan, hingga membuat belahan payudaranya terlihat sedikit.

Dahata menatap Knoble tanpa ekspresi, ia melihat dari ujung rambut hingga ujung kaki.
"Biasa saja..." Jawab Dahata.

Knoble seketika melakukan bibirnya kebawah,
Dasar pria tidak peka!
Gerutu Knoble dalam hati.

"Dahata... Aku sudah mengantuk... Mari kita menuju ranjang..."
Bujuk Knoble seraya mengelus perlahan dada Dahata.

"Duluan saja... Nanti aku akan menyusul..."
Ucap Dahata.

Knoble menghela nafas, pasrah.
Ia pun langsung beranjak menuju kasur. Sementara Dahata masih sibuk dengan pikirannya sendiri.

****

Dahata dan Knoble tidur miring berlawanan arah.

"Dahata... Pernahkah kamu berfikir bagaimana nanti caranya kamu dapat kembali kedalam duniamu?"
Tanya Knoble dengan nada rintih.

"Pernah... Justru itu yang tadi sedang ku pikirkan, bahkan setiap hari aku selalu memikirkannya,"
Jawab Dahata.

"Maafkan aku karena telah membuka penghubung dimensi dan menariknya kedalam dunia ini..."
Knoble tiba-tiba merasa bersalah. Entah apa yang sedang terjadi padanya aku pun tidak tau.

Dahata beralih posisi tidur, menghadap Knoble.
"Maksudnya?"

Knoble juga ikut beralih posisi tidur, menghadap Dahata.
"Sebenarnya aku dan Zerolah yang membuka portal itu... Kami berdua dibantu oleh Lima ratu iblis lain, dan salah satunya memegang kunci penghubung antar dimensi"
Jelas Knoble.

"Lalu? Kemana lima ratu iblis yang membantumu itu? Apakah kalian tidak saling mengenal?" Tanya Dahata semakin penasaran dengan topik pembahasan Knoble.

"Mereka kembali ke tempat persemayamannya mereka masing-masing, dan kamu benar, kami tidak saling mengenal satu sama lain, karena demi menjaga identitas kami masing-masing..."
Jelas Knoble kepada Dahata.

Kini Dahata mengerti, mengapa saat ia jatuh kedalam dimensi ini ia tergeletak lemas dan melihat lima ekor kucing, mungkin itu adalah ratu iblis yang mampu merubah wujud mereka.

"Apakah Greaze salah satunya?"
Tanya Dahata, yang semakin penasaran.

Knoble mengelus pelan dagunya, "hmmm... Mungkin... Yang aku ingat mereka berlima dapat berubah wujud menjadi kucing, dan Greaze mungkin salah satunya,"
Ucap Knoble.

"Hmm... Begitu..."
Dahata meng-iyakan ucapan Knoble.

"Tetapi sayang sekali... Aku belum sempat berkenalan dengan mereka terlebih dahulu... Mereka langsung kembali ke tempat bersemayam mereka masing-masing..."
Ucap knoble.

"Sayang sekali..."
Dahata membalik tubuhnya lagi dan membelakangi knoble.
Knoble mendekat dan melingkari tangannya di pinggang Dahata. Seketika Dahata pun terlompat kaget.

"Aku cinta kepadamu, Dahata... Melebihi apapun... Maaf karena waktu itu aku berusaha untuk membunuhmu... Aku salah menilaimu..."
Ucap Knoble yang menempelkan bibirnya di punggung Dahata.

"Itu sudah ku maafkan, Knoble..."
Dahata memeluk lengan Knoble.

"Tetapi mohon maaf... Aku tidak bisa menerima perasaanmu... Aku takut zero akan terluka hatinya dan akan marah padaku nanti..."
Ucap Dahata.

"Zero??? Kamu masih memikirkannya disaat bersamaku sekarang?"
Perasaan Knoble mendadak berubah. Maklum lah... Ratu Iblis memang sulit untuk dimengerti.

"Zero itu temanku juga... Aku tidak menganggapnya sebagai pacar atau apapun itu... Aku dan dia tidak ada hubungan apa-apa selain pertemanan,"
Jelas Dahata kepada Knoble.

"Pertemanan antara laki-laki dan perempuan... Tidak mungkin jika tidak ada rasa suka dari salah satu diantara mereka..."
Gumam Knoble.

"Kamu bicara apa, Knoble???"
Dahata tidak mengerti apa yang Knoble ucapkan.

"Tidak... Tidak ada... Terima kasih Dahata.."
Reflek, Knoble memeluk Dahata semakin erat. Kedua pipi Dahata memerah setelah diperlakukan Knoble seperti ini.

"Sa-sama-sama..."
Ucap Dahata terbata-bata.

Knoble melepaskan pelukannya dan membelakangi Dahata.
"Sudah... Ini sudah terlalu larut malam... Sebaiknya kita tidur saja... Ada hal yang harus dinantikan esok hari,"
Ucap Knoble.

"Iya... Kamu benar..."
Perlahan Dahata memejamkan kedua matanya, dan tertidur.

****

Greaze melewati lorong ruangan.
Pandangan matanya terfokus pada pintu kamar Dahata yang terbuka sedikit, karena penasaran ia pun melirik nya.

"Miaaawwwww!!!"
Greaze tiba-tiba terlompat kaget.

Zero tak berada jauh dari tempat Greaze berdiri. Ia pun menghampiri Greaze karena ikut penasaran.
"Ada apa Greaze???"
Zero bertanya-tanya dan heran, ada apa ini?

"I... I... Itu..."
Greaze menunjuk kedalam kamar Dahata.

Zero ikut melirik kedalam kamar Dahata, dan ikut terkejut sekaligus marah. Ia melihat kakaknya tidur didalam kamar Dahata. Mereka berdua tertidur pulas, Zero melihat Dahata membalikkan posisi tidurnya menghadap Knoble, dan melingkari pinggangnya.
Melihat hal itu, hati Zero terasa sesak, seakan ada yang menusuknya dengan benda tajam dari dalam.

"Kakak..."
Zero berkata lirih...

"Tidak boleh... Ini tidak bisa dibiarkan!"
Zero mengeluarkan aura jingganya.

"E-eeehhh... Zero... Bertenang lah..."
Greaze panik melihat Zero yang tiba-tiba marah seperti itu.

"Kita harus melakukan hal yang sama seperti mereka!"
Zero terlarut dalam amarahnya.

Greaze menghela nafas, pasrah.
"Hahhh... Yasudah... Terserah kamu..."

"Kita tidur bersama Dahata malam ini!!!"
Gertak Zero.

****

Go Into Iseekai Its Game On 1stTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang