menerima

1K 41 2
                                    

Berakhir kata Lino datang lah makanan yang mereka pesan. Setelah itu kembali hening hanya terdengar suara dentingan sendok dipiring masing - masing.

"Udah selesai? Mau kemana lagi?" Tanya Lino

"Pulang aja" jawaban Maria

"Oke" ucap Lino lalu memanggil pelayanan untuk membawa bill makannya

Sekarang mereka sudah berada didalam mobil, sekali lagi hanya ada keheningan entah Lino memang berusaha mengontrol dirinya agar tak emosi terluapkan didepan Maria. Sampai akhirnya mereka sampai didepan rumah Maria

"Udah sampai, gue duluan " ucap Maria mencoba untuk membuka pintu mobil tapi mobil masih terkunci membuat Maria berbalik menatap Lino yang masih menatap kedepan

"No? Pintunya?" Ucap Maria

"Kenapa sama pintunya" ucap Lino tersenyum

"Linooo" rengek Maria membuat Lino terkekeh lalu menoleh untuk menatap Maria

"Mar " ucap Lino

"Apa? Cepet ah no Lo mahh" ucap Maria

"Boleh peluk gak?" Tanya Lino

"Hah" sahut Maria

"Itung-itung salam perpisahan mar, aku bakal balik ke Belgia besok"ucap Lino menatap Maria

" Emang harus banget pelukan" ucap Maria

"Yaa gimana lagi maunya gitu" ucap Lino

Melihat Lino yang masih tak ada pergerakan daripada iya berlama lama didalam mobil ini mau tak mau Maria menuruti kemauan lelaki itu

"CK cepat deh gue lelah banget ini" omel Maria membuat Lino tersenyum lalu menarik Maria kedalam pelukannya

Wangi khas shampoo Maria yang sangat ia rindukan dari dulu bahkan tak ada perubahan wangi itu . Dengan tenang Lino menghirup wangi itu sesekali mengelus kepala Maria

"Kangen banget" ucap Lino yang pasti masih terdengar oleh Maria

Sedangkan Maria sekarang merasa nyaman didalam pelukan lelaki ini. Tak menyangkal dia juga sangat merindukan pelukan ini. Apalagi saat Lino mengutarakan kata itu Maria merasa ingin menangis tapi waktunya tidak cocok.

"Aku 5 hari lagi bakal tanding bareng club, masih gak tau bakal ikut main atau nggak tapi dijadiin cadangan. Gugup banget tau gak, lama gak main lansung dilapangan habis cedera kemaren" ucap Lino panjang lebar seolah meluapkan semua yang ada di hatinya sedangkan Maria tidak tau ingin merespon apa

Sudah lumayan lama berpelukan akhirnya Lino mengendurkan tangannya, Maria yang tersadarpun menarik diri dari lelaki itu tapi Lino malah menangkup tangan Maria seolah masih ingin ada yang dia sampaikan.

"Makasih atas semua yang sudah kamu berikan untuk aku mar, gak tau juga sampai sekarang aku masih mencintai kamu, rasanya ngelupain kamu sulit banget. Celah buat aku benci kamu pun hampir gak ada. Sampai detik ini pun kalau boleh jujur aku masih berharap kamu , kita kembali lagi . Tapi aku gak bisa memaksakan keadaan . Aku menghargai keputusan kamu. Aku menyesal dulu sama sekali gak nahan kamu. Walaupun aku tau takdir emang gak bisa dilawan" jelas Lino menatap Maria

"Rasanya selama aku menghadapi hubungan baru kali ini aku seberjuang ini buat perempuan mar, karena mungkin kamu sangat special untukku, bahkan mamah dan ayah tak segan menginginkan kita kembali juga. Tapi ya mau gimana lagi" ucap Lino menghembuskan nafasnya berat

"No aku tau ini berat tapi kita harus bisa berdamai sama keadaan. Coba kenali orang - orang , coba buka lagi hati kamu , banyak kok juga yang mau sama kamu. Secara kan namamu siapa yang tidak mengenali di Indonesia, kecuali gak suka bola sih kaya aku dulu" ucap Maria terkekeh sedangkan Lino hanya bisa tersenyum

"Aku gak tau harus ngapain setelah ini mar, rasanya gak ada tujuan lagi " jelas Lino melepas tangan Maria dan menatap lurus kedepan

"Hei gak boleh gitu dong, kamu masih punya beban dipundak mu membuat club' mu bangga memiliki kamu, apalagi membanggakan Indonesia dan kedua orang tuamu no, janji sama aku yaa buat sukses kedepannya, lebih giat lagi latihannya, dan bahagia terus" jelas Maria

"Aku usahakan mar" ucap Lino kembali menengok Maria dan tersenyum

"Gimana aku mau bahagia kalau sebenarnya salah satu kebahagian aku dimana" batin lino

"Yaudah aku turun " ucap Maria

"See you ya mar,sukses selalu kamu, kalau kamu ke Belgia kabarin aku" ucap lino

"Okee" ucap Maria sambil mengacungkan jempolnya

Saat melihat Maria masuk kedalam rumah Lino pun lansung menggas mobilnya untuk pulang karena seperti nya besok dia akan melakukan penerbangan.

Lain tempat Maria sekarang masuk kedalam rumah dengan muka yang sangat lelah.

"Dianterin siapa mar?" Tanya bundanya

"Lino " ucap Maria

" Gak ditawarin mampir dulu?" Ucap ayah Maria

"Dia ada kesibukan lagi pah" jawab Maria sambil menaiki tangga menuju kamarnya yang ada dilantai 2

"Samperin sayang " ucap ayah Maria kepada bundanya

"Iyaa aku keatas dulu" ucap bunda

Maria yang memasuki kamar pun segera lansung merebahkan dirinya di kasur nya

"Bunda masuk boleh?" Terdengar suara pintu terbuka

"Iya Bun" ucap Maria masih menutup matanya

"Kenapa sayang " ucap bunda sambil mengelus rambut Maria.

Maria pun mengalihkan kepalanya ke kaki bundanya dan memeluk perut bundanya

"Maria salah ya Bun hiks" ucap Maria yang sudah tidak tahan lagi untuk menahan air matanya

"Apa yang salah, coba cerita" ucap bundanya

"Lino ngajak balikan hiks hiks" ucap Maria

"Terus kenapa nangis coba" ucap bundanya

"Maria tolak Bun hiks hiks" jawab Maria

"Alasannya" tanya bunda

"Maria gak cinta lagi sama Lino" jelas Maria

"Kamu bohongi perasaan kamu sendiri mar" ucap bunda

" Maria gak mau hal yang sama bakal terulang lagi, Maria udah capek ngejalanin hubungan main - main kaya pacaran itu, tapi Maria juga belum siap kalau harus serius, Maria masih pengen ngejar karir Maria Bun " ucap Maria menangis

"Yaudah gak papa kalau emang udah jalan dan jodohnya sama Lino kalian bakal kembali lagi kok" ucap bundanya menenangkan maria mengelus rambut Maria

"Maria gak tau apa yang Maria lakuin ini udah benar atau salah Bun" jelas Maria

"Benar atau salah yang kamu lakuin,sudah terjadi juga sayang, yang sekarang perlu kamu lakukan perbaiki dirimu, kamu harus sukses juga sesuai apa yang kamu inginkan" ucap bundanya

"Makasih bunda " ucap Maria mendongakan kepalanya untuk melihat bundanya

"Iyaa sayang" ucap bundanya mengecup kepala Maria

"Yaudah mandi dulu sana habis itu, tidur istirahat" jelas bunda yang diangguki Maria

"Kalau mau makan lansung kemeja makan ya" ucap bunda kembali karena memang untuk makan malam mereka jarang bersama Maria

"Iya Bun" ucap maria

Tentang TakdirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang