MANDALA C. : 33. Love or Home?

3K 164 15
                                    





HALO!

MALES BASA-BASI MENDING LANGSUNG CUSS LANJUTIN AJA KAN YAA

HAPPY READING

💢Please don't be reader's silent💢




***

"Lo cemburu?!"

Astaga! Pertanyaan macam apa ini? Gadis yang baru saja terbangun dari alam bawah sadarnya harus berhadapan dengan manusia gila ini?

Meski terkejut, tapi Meisya bisa menutupinya dengan tampang datar. Gimana gak kaget njir! Muka cowok yang paling nyebelin tiba-tiba udah ada didepan matanya.

Belum lagi senyum konyol plus pertanyaan-pertanyaan yang bikin sakit kepala terus menghujaminya.

Berusaha mengabaikan makhluk yang sering membuatnya merasa sakit, Meisya mengusap matanya beberapa kali. Lalu ia duduk membelakangi cowok yang sama agar tidak ada kontak mata dengannya.

"Ignore me?" Cowok dikursi yang sama hanya bisa tersenyum sinis.

*Ignore me : Mengabaikanku?

Diabaikan beberapa hari membuatnya merasa gila, membuat cowok bernama Mandala itu terpaksa mengambil langkahnya. Wejangan dari dua cecunguknya juga terpaksa ia abaikan demi gadis manis didepannya ini.

"Kemana lo?!"

Tak ada jawaban membuat kedua temannya itu hanya menghela napas.

"Lo kalo masih ngebet mau nyamperin bini siri mending jangan sekarang! Ulangan cok!"

"Idup gue lo yang ngatur! Siapa lo? Mak gue!" Astaga Noval rasanya ingin memukul wajah tampan sahabatnya setidaknya sekali seumur hidup.

"Ini jam pelajaran sat! Bini lo dikelas ya sat! Gak usah banyak gaya lo!" Kini ankaa juga ikut menimpali.

Tapi Mandala punya sifat dimana dia tidak akan pernah mendengar ucapan siapapun kalau ia sudah punya niat tertentu. Troboss ajaaa njirrr!

Meisya masih tak menggubris ucapan cowok sinting yang sudah bersidakep dada dengan tatapan yang tak lepas dari dirinya.

Meisya menguncir rambutnya yang agak berantakan habis bolos kelas buat tidur, sebenarnya gadis ini hanya merasa lelah karena terus dipaksa belajar tak kenal waktu oleh kakeknya.

Kalau dilihat-lihat bawah matanya juga sudah menghitam karena sering melupakan jam tidurnya hanya untuk buku dan materi.

Saat berdiri Meisya sempat akan limbung karena lemas, ini mungkin juga efek karena dia tidak sarapan tadi pagi.

Dan itu masih tak lepas dari tatapan cowok dibelakangnya.

Meisya tetap tidak peduli, dia harus kembali ke kelas agar tidak ketinggalan terlalu banyak pelajaran.

Oh tunggu.

Meisya dan Ambisi pada materi itu adalah dua hal yang sangat tidak mungkin.

Tapi mengapa sekarang hal itu jadi satu dari banyaknya perubahan yang menonjol ditunjukkan oleh gadis ini.

Mandala mengangkat alisnya saat gadis itu melewatinya seakan dirinya tidak ada disana, Meisya berusaha membuka pintu gudang sekolah yang ia tempati saat ini.

ᴍᴀɴᴅᴀʟᴀTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang