Setelah menghabiskan banyak tenaga dan pikiran untuk menyiapkan ujian akhir, akhirnya hari yang ditunggu-tunggu oleh para siswa telah datang. Semua siswa di tingkat akhir telah memberikan yang terbaik untuk menyelesaikan ujian yang mereka siapkan sejak awal mereka menduduki bangku sekolah menengah, tak terkecuali Younghoon.
Menghabiskan beberapa minggu sebelum ujian untuk menenggelamkan dirinya dalam belajar, ternyata membuahkan hasil yang sangat memuaskan. Younghoon menatap layar laptopnya dengan mata membulat dan tangan yang menutupi mulutnya karena tak percaya dengan apa yang ia lihat.
Sebaliknya, orang tua dan adiknya, Haknyeon, malah memekik kegirangan. Dapat mereka lihat pada layar laptop Younghoon, tertulis nama Younghoon beserta nama universitas yang ia inginkan serta kata 'LOLOS' terpatri disana.
Younghoon benar-benar tidak percaya bahwa ia akan lolos ke universitas impiannya. Karena jujur saja, ia sangat terlambat untuk mengejar ketertinggalannya dalam belajar. Apalagi ia juga sibuk membantu ayahnya di perusahaan. Tentu saja Younghoon merasa pesimis bahwa ia akan gagal. Namun memang benar apa kata pepatah, bahwa kerja keras tidak akan mengkhianati hasil.
"Selamat ya kak!" pekik Haknyeon sembari mengguncang-guncang pundak kakaknya turut bahagia. Sementara yang lebih tua masih terpaku menatap layar laptop dan perlahan senyumannya pun merekah. Orangtuanya dan Haknyeon langsung memeluk Younghoon merasa bangga dan terharu akan usaha Younghoon untuk mencapai impiannya.
"Cie, yang lolos univ impiannya." goda Mingyu yang kini sedang duduk di depan meja Younghoon. Seketika teman sekelasnya yang lain juga ikut menggoda Younghoon setelah mereka melihat nama Younghoon ada di dalam daftar siswa yang lolos universitas di papan pengumuman yang ada di koridor sekolah.
Melihat kelakuan teman-temannya, Younghoon hanya memutar bola matanya malas.
"Tapi lo keren banget sih. Selama gue jadi temen lo, gue ga pernah liat lo rajin belajar. Makanya gue ga percaya lo bisa lolos ke univ impian lo," celetuk Jiho yang mengambil kursi untuk duduk di dekat Younghoon dan Mingyu.
"Emangnya lo di rumah les?" tambahnya.
"Nggak lah. Ngapain gue les?" jawab Younghoon sekenanya.
"Lah, terus? Ah, lo pasti ke orang pinter yak buat dapet jawaban sebelum ujian?"
"Mulut lo, Ho. Lu pilih diem atau gue cegat di depan sekolah abis pulang sekolah?"
Jiho seketika meringis dan memberikan gestur tutup mulut tatkala mendengar jawaban dari temannya itu.
Kemudian Mingyu menambahkan, "Lagian lo gatau sih kalo sebenernya Younghoon tuh pinter. Orang bapak ibunya aja pinter semua. Cuman beberapa tahun ke belakang ini dia lagi kerasukan aja, jadi baru sadar sekarang." yang tentunya mengundang pukulan dari sahabatnya.
Seketika beberapa teman sekelas yang mengerubunginya tertawa lepas melihat Younghoon dan Mingyu kembali bertingkah seperti biasanya.
Setelah semua masalah yang membebani pikiran Younghoon selesai, akhirnya tinggal satu masalah yang harus segera ia selesaikan secepat mungkin. Yaitu, bertemu dengan Changmin dan menjelaskan apa yang terjadi beberapa waktu lalu dan segera mengungkapkan perasaannya kepada pujaan hatinya tersebut.
Bel tanda sekolah berakhir pun akhirnya berbunyi dan serentak seluruh siswa segera merapikan buku serta alat tulis mereka, bersiap melesat keluar dari sekolah sesaat setelah guru memperbolehkan mereka untuk pulang.
Mingyu yang duduk di belakang bangku Younghoon menepuk pelan pundaknya sembari berkata, "Main yuk, Hoon."
Belum sampai 5 detik, Younghoon langsung menjawab pertanyaan sahabatnya itu dengan cepat, "Skip dulu. Gue harus nyelesaiin sesuatu." Setelahnya Younghoon langsung melesat keluar dari kelas ketika guru mereka telah menutup kelas pada hari ini.
Dapat dilihat Younghoon dengan tergesa-gesa berjalan cepat membelah keramaian siswa di koridor sekolah sembari menggumamkan permintaan maaf karena tidak sengaja menubruk mereka. Ketika netranya menangkap siluet adiknya dan Sunwoo, ia segera mempercepat langkah kakinya.
"Eh, kak, ngapain kesini?" tanya Haknyeon ketika akhirnya Younghoon sudah berada di depan kelasnya. Haknyeon melihat mata kakaknya sibuk memindai siswa yang ada di kelasnya dan ketika ia tidak menemukan yang dicari barulah fokusnya terpusat padanya.
"Changmin mana?"
Haknyeon diam sebentar dan kemudian menautkan kedua alisnya bingung. "Loh, iya juga, Changmin kemana ya?" ujarnya.
"Lah, gimana sih? Kan kamu sekelas sama dia, kok malah tanya kakak?"
Sunwoo yang melihat percakapan kakak-adik di depannya kemudian menginterupsi, "Kayanya dia ke ruang OSIS, bang. Soalnya gue tadi sempet minta tolong sama dia buat ngambil proposal disana."
"Ok, thanks." jawab Younghoon singkat sembari menepuk pundak Sunwoo dan bergegas menuju ruang OSIS.
Haknyeon yang masih kebingungan menyikut lengan Sunwoo sambil berkata, "Emang mereka udah baikan?" Sunwoo yang menatap siluet Younghoon dari kejauhan hanya mengedikkan bahunya, tak tahu.
Sesudah menuruni tangga dan menyusuri koridor sekolah, sampailah Younghoon di depan ruang OSIS yang pintunya terkunci rapat dan tak ada seorang pun yang dapat ia temui.
'Ah, dia pasti udah pulang.'—batinnya dan kemudian membulatkan tekadnya untuk menemui Changmin esok hari.
Namun sayangnya, tekadnya tidak membuahkan hasil. Karena kenyataannya, selama seminggu ini ia tidak dapat menemui Changmin di sekolah yang luasnya bahkan tidak seluas stadium sepak bola.
"Ck, minggu depan gue udah sibuk perpisahan sekolah..." Gumamnya setelah lagi-lagi ia tidak menemukan Changmin di kelasnya.
Tentunya Younghoon sudah mencoba untuk menelepon dan mengirim pesan berulang kali, namun tidak ada balasan. Bahkan ia sangat bersyukur bahwa sambungan telepon maupun pesannya masih dapat terkirim ke ponsel Changmin. Pertanda Changmin belum ada niatan untuk memblokir nomornya.
Setelah beribu usaha yang ia lakukan tidak berhasil, Younghoon mengirim pesan terakhir kepada Changmin sebelum akhirnya ia berhenti mencari keberadaan yang lebih muda untuk mempersiapkan perpisahannya.
Ji Changmin
Changmin, gue ngerti pasti lo gamau ketemu gue jadi gue akan berhenti ganggu lo
17.00Tenang aja, gue berhenti karna gue bakalan sibuk ngurusin perpisahan jadi gue pasti gaada waktu. Lo pun bakalan sibuk ngurusin perpisahan, kan?
17.01Jadi, gue cuma minta satu hal sama lo
17.01Sehabis perpisahan selesai, tolong tunggu gue. Gue mau ngobrol sama lo
17.02Please, Ji Changmin
17.02I'll wait
17.02✨
✨
✨
✨
✨
hai hai, yeoreobunn!!!
chapter terbaru 'tsundere' akhirnya rilis juga (●♡∀♡)
tak terasa kita sudah sampai di penghujung cerita ya mwehehehe
karena di chapter selanjutnya itu sudah ending, jadi aku mau ucapin rasa terima kasih sebanyak-banyaknya untuk kalian yang sudah mampir untuk membaca karyaku yg tidak seberapa ini
karena kalian, aku jadi punya pemikiran untuk menekuni dunia tulis menulis ini wkwkwk
kira-kira sampai disini dulu deh, aku bakalan cerita banyak nanti di 'author's note' ya
jadi kalo ada yg mau kalian tanyain ke aku, silahkan drop di chapter ini dan chapter selanjutnya
hope y'all enjoy this chapter!
see you later✨
KAMU SEDANG MEMBACA
[ bbangkyu ] - tsundere
Fanfictionsiapa sangka jika si dingin, kim younghoon, tertarik dengan murid teladan, ji changmin? diawali dengan pertemuan tanpa sengaja yang membawa kedua remaja ini semakin dekat dan mulai menumbuhkan rasa akankah semuanya berjalan dengan baik? ketika masa...