5 - Pasutri Baru

24 4 0
                                    

Setelah weeding party usai, Yashvir dan Yeva segera menuju ke rumah mereka. Orang tua mereka mengatakan bahwa mereka tidak boleh tinggal bersama orang tuanya dan harus tinggal di rumah yang Yashvir sudah beli dan digunakan sebagai mas kawin.

Yashvir membuka kunci rumah dan segera masuk diikuti Yeva dibelakangnya.

"Kamar lo di lantai bawah, gue yang diatas." ujar Yashvir memberikan interupsi.

"Lah kok gitu? Enak lo dong di lantai atas. Ada ruang TV pula!" protes Yeva. "Gue yang diatas."

"Ini rumah gue ya gue yang berhak nentuin." bantah Yashvir.

"Heh inget ya kata bokap lo, ini rumah berdua mana ada rumah lo rumah lo. Ini mas kawin dari lo, so, ini juga rumah gue!" Yeva tak mau kalah.

"Gue suami lo. Gue kepala keluarga disini. Jadi lo harus nurut sama gue, Yevanka!"

"Suami diatas kertas!!" peringat Yeva.

"Oh lo mau gue laporin ke bokap nyokap lo kalo lo nggak nurut sama suami?!" ancam Yashvir.

Yeva terdiam. Ia malas jika berurusan lagi dengan kedua orang tuanya. Apalagi ucapan Yashvir benar bahwa ia harus menurut pada perintah suami.

Yeva berdecak sebal, "Fine gue dibawah!!" putusnya cepat. Kemudian ia menarik koper nya menuju kamar di lantai bawah.

Yashvir hanya tersenyum kecil melihat kekesalan Yeva, ia langsung menuju ke lantai 2 setelah itu.

*****

Malam harinya, Yeva tengah rebahan di kamarnya karena sejak kemarin ia belum rebahan sama sekali karena acara wedding party yang tak kunjung usai. Yeva keluar dari kamarnya saat mencium aroma wangi di luar kamar. Kamarnya memang bersebrangan dengan dapur. Jadi, jika ada yang memasak, maka aromanya akan tercium hingga kamarnya.

Yeva menatap Yashvir yang tengah memasak sesuatu. Ia mendekat pada cowok itu.

"Selamat malam, nyonya Ragnala!" sapa Yashvir sembari tertawa.

"Bacot lo!" umpat Yeva. "Bisa masak juga lo? Masak apa?" tanyanya sembari melirik masakan Yashvir.

"Kalo nasi goreng gue juga bisa. Lagian nggak ada bahan juga di rumah." ujar Yashvir.

"Yaudah habis ini gue belanja ke supermarket deh."

"Gue temenin."

"Nggak usah. Gue bisa sendiri."

"Kalo nanti ketemu keluarga lo atau keluarga gue, gue kena amuk karena menelantarkan istri sendirian di supermarket."

"Lebay lo!" kesal Yeva. "By the way, jangan lupa hukuman lo, lo udah kalah."

Yashvir mendengus, "Nggak usah diperjelas. Gue akuin kok kalo gue kalah makanya ini gue masakin lo kan?"

"Bagus deh kalo lo paham." balas Yeva, kemudian ia duduk di kursi dan menunggu masakan Yashvir matang. Sejujurnya perutnya sudah sangat lapar saat ini.

"Nih, makan," ujar Yashvir sembari memberikan sepiring nasi goreng pada Yeva.

"Thanks,"

"Cobain masakan suami lo. Pasti rasanya melebihi restaurant bintang 5." ujar Yashvir percaya diri.

"Dih! Sok iye banget lo!" Kemudian Yeva pun menyuapkan satu sendok nasi goreng ke mulutnya.

Dan ternyata, rasanya benar-benar enak! Bahkan Yeva sendiri tidak mungkin tahu ini bahannya apa saja. Masakan Yashvir seperti masakan ibunya dulu. Yeva termasuk orang yang suka masak, namun ia tak pernah bisa menyerupai rasa masakan ibunya.

It's (Y)ouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang