16 - Crazy People

20 4 0
                                    

WARNING bab ini sedikit 18+
Untuk yang dibawah umur tidak disarankan untuk membaca ya❤️

******

Yeva tiduran di kasur sembari menonton tv. Sementara Yashvir tengah mandi di kamar mandi. Ia menunggu suaminya itu keluar dan berbicara lagi padanya, namun Yashvir tak kunjung keluar juga.

Lima menit kemudian, Yashvir keluar dari kamar mandi dengan keadaan shirtless dan handuk yang melilit di pinggangnya. Tubuh atletisnya terlihat jelas di mata Yeva dan itu sudah menjadi pemandangan favoritnya selama ini.

Yashvir menyugar rambutnya yang setengah basah karena terkena air. Kemudian ia berjalan ke arah lemari yang kini sudah terisi beberapa pakaiannya dan juga pakaian Yeva disana. Ia mengambil salah satu kaos berwarna hitam disana. Semua kegiatan itu tak ada satupun yang terlepas dari mata Yeva. Ia suka sekali melihat segala pergerakan Yashvir.

Yashvir yang merasa sedari tadi diperhatikan pun menoleh. Yeva tersenyum manis, "Kenapa?" tanyanya pada sang istri.

Yeva menggeleng, "Kamu ganteng." ujarnya jujur.

Saat itu juga Yashvir ingin berteriak saking senangnya dan ingin langsung menciumi Yeva, namun itu semua ia tahan untuk memberi pelajaran pada Yeva sedikit agar tak lagi membahas tentang masalalu ketika tengah bersamanya. Sebenarnya Yashvir tak begitu marah pada Yeva namun ia hanya takut kehilangan Yeva jika istrinya itu terus membahas perihal mantan yang apalagi pacarannya sampai empat tahun.

Yashvir mengambil rokok elektrik yang ia bawa, kemudian ia berjalan ke balkon hotel sembari menyesap vapoor itu.

"Kamu nggak mau manja-manja sama aku?" tanya Yeva yang tiba-tiba berdiri di belakangnya.

Yashvir yang terkejut langsung menghentikan aktivitasnya. "Kamu ngapain disini? Aku lagi nge-vape, jangan disini! Kasian anaknya!" peringatnya.

"Tapi anaknya mau deket sama Papanya." ujar Yeva sembari mengelus perutnya yang mulai membuncit.

Yashvir berdecak, ia tak bisa menolak jika Yeva sudah bilang itu karena calon anaknya. Yashvir menutup rokok elektriknya dan kembali masuk ke dalam. Ia duduk di sofa sembari memainkan ponselnya. Sementara Yeva mengekor  di belakang dan ikut duduk di sebelah Yashvir.

Merasa diabaikan, Yeva pun bosan.

"Awwwhh!!!" Yeva tiba-tiba meng-aduh sembari memegangi perutnya. Drama kecil dimulai.

Yashvir refleks menoleh dan panik melihat Yeva yang tiba-tiba kesakitan. "Kenapa? Perut kamu sakit? Kenapa, Va?" tanyanya panik.

Yeva tersenyum. Yashvir yang melihat itupun merasa aneh. "Kamu bohongin aku ya?! Nggak lucu ya, Va. Aku udah panik juga!" ujar Yashvir kesal.

"Maaf. Lagian kamu diemin aku terus. Aku bosen tau. Katanya mau babymoon!" balas Yeva yang juga kepalang kesal. "Kalo mau marah, ayo marah aja nggak papa tapi jangan diemin kaya gini." ujarnya lagi.

"Udah dibilang berkali-kali aku nggak—"

"Kamu marah, Yashvir! Kalo nggak marah ya nggak kaya gini sikapnya kamu. Daritadi diemin terus. Aku udah minta maaf loh sama kamu. Aku harus apa?" tanya Yeva yang menahan tangis. Air mata nya menggenang di pelupuk matanya.

"Va, aku—"

Ucapan Yashvir terputus saat Yeva tiba-tiba menabrak tubuhnya dan memeluknya erat. Yeva terisak, tangisnya pecah di dada bidang suaminya itu.

"Maaf, maafin aku. Aku nggak bermaksud buat flashback atau bahas tentang yang dulu." ujar Yeva di sela-sela isakannya.

Yashvir membalas pelukan itu, mengusap-usap lembut punggung sang istri dan meletakkan dagunya diatas kepala Yeva.

It's (Y)ouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang