12 - Keputusan Yashvir

18 3 0
                                    

Pagi ini pukul 6, Yeva merasakan perutnya yang sakit melilit. Ia tak tahu mengapa. Namun Yeva terus menahannya hingga jam 7 tiba yang dimana ia sudah selesai dinas dan bisa pulang ke rumah.

Sesampainya di rumah, ia tak kuat menahan sakit perutnya lagi. Ia berlari ke kamar mandi dan mual mual. Namun tak ada yang keluar disana.

"Gue kenapa ya?" tanya Yeva pada dirinya sendiri.

"Pake tidur ajalah, kecapekan kali dari semalam nggak istirahat."

Yeva pun segera mandi, sarapan, dan merebahkan tubuhnya di kasur.

*****

Yeva terbangun saat jam menunjukkan pukul 12 siang. Ia kebangun juga karena tiba-tiba perutnya terasa penuh lagi. Ia berlari lagi ke kamar mandi dan memuntahkan isi perutnya. Namun lagi-lagi ia tak bisa mengeluarkan isi perutnya.

Suara ponsel Yeva berbunyi, kemudian ia segera mengambil dan menatap layar ponsel ada panggilan video call menunjukkan nama "My Husband❤️". Ia segera menekan tombol hijau disana.

"Hallo, Va, udah bangun ya? Jangan lupa makan ya," sapa Yashvir disana sembari menunjukkan bahwa ia sedang menyantap makan siang.

"Iya ini baru bangun." jawab Yeva.

Yashvir menatap wajah istrinya dari layar ponsel, "Kamu sakit, Va? Kok pucet banget?" tanyanya sedikti panik.

"Engg—"Yeva melempar ponselnya asal, karena tiba-tiba ia ingin mual kembali dan segera berlari ke kamar mandi.

"Yeva kenapaa?" Yashvir berteriak saat Yeva berlari dan meninggalkan ponselnya begitu saja.

"Nggak beres nih." ujar Yashvir pada dirinya sendiri.

Yashvir segera menelfon papanya untuk izin pulang sebentar karena istrinya yang sakit. Setelah mendapatkan izin, Yashvir segera tancap gas ke rumahnya.

*****

"YEVAAAA!!!" Yashvir berteriak panik dan mencari istrinya di kamar. Disana ia melihat Yeva yang meringkuk diatas kasur.

"Hei, kamu kenapa, Sayang?" tanya Yashvir sembari membalikkan tubuh Yeva agar menatapnya. Ia menyingkirkan anak rambut istrinya itu.

"Pusing," gumam Yeva.

"Kita ke rumah sakit sekarang ya?"

Yeva menggeleng.

"Sayang, kamu pucet banget loh. Udah makan belum?" tanya Yashvir lagi dan dibalas gelengen oleh Yeva.

"Makan dulu ya, habis itu kita ke rumah sakit, nggak ada penolakan kali ini. Nurut sama suaminya." ujar Yashvir tegas namun tetep mempertahankan nada bicaranya agar Yeva tidak takut padanya.

Yashvir menyuapi Yeva dengan telaten, namun baru 3 suap, Yeva kembali berlari ke kamar mandi karena mual lagi. Yashvir menyusul ke kamar mandi dan memijat tengkuk Yeva pelan.

"Kamu habis makan apa, Va? Kok sampai kaya gini,"

"Lemes banget." lirih Yeva lagi.

"Kita ke rumah sakit sekarang aja ya?"

*****

Yeva dan Yashvir saat ini berada di IGD PONEK yakni IGD yang bagian khusus kandungan. Yeva sempat bingung karena mengapa ia harus di cek di PONEK? Namun Yeva nurut saja. Kebetulan yang memeriksanya pertama kali adalah dokter Bram karena saat itu sedang bertugas dan langsung mengarahkan pada dokter Disa yang berjaga di PONEK.

"Udah telat berapa minggu, Dok?" tanya dokter Disa. Mereka semua saling mengenal jadi bagaimanapun tetap memanggil dengan sebutan "Dok".

"Bulan kemarin haid tanggal 5, Dok. Sekarang udah tanggal 20 ya," Yeva baru menyadari hal itu.

It's (Y)ouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang