Kring ...
Bel sekolah SMA Unggul Nusa Bakti berbunyi, pertanda memasuki jam pertama.
Ceklek ...
Kaivan yang datang sedikit telat langsung memasuki kelas. Di sana sudah ada teman sekelasnya yang duduk tertib di meja masing-masing. Maklum, sekolah unggulan.
"Kaiv," panggil Regan dari meja paling belakang. Regan, sahabat Kaivan sejak kecil.
Kaivan lalu menoleh dan langsung menghampiri Regan karena memang mereka teman satu meja.
"Kenapa telat?" celetuk Regan berbasa-basi.
"Tau ah," balas Kaivan malas dan langsung membenamkan wajah di atas meja. Terlihat sangat suntuk.
"Eh, Kaiv," bisik Regan tiba-tiba ke telinga Kaivan. Jika dilihat dari jauh, mereka seolah sedang berpelukan.
"Gimana pernikahan kamu kemarin?" sambung Regan berbisik sepelan mungkin, takut bila ada orang lain yang akan mendengar.
"Gak usah tanya soal itu," balas Kaivan acuh sekali, bahkan tak bangun dari posisi tidurannya.
"Cantik gak istri kamu?" bisik Regan lagi malah tambah menjadi.
"Lebih cantik kamu," ucap Kaivan sembarangan saja. Sengaja karena ia malas menanggapi sahabatnya itu.
Pletak ...
Regan menoyor renyah kepala Kaivan.
"Habis berapa ronde semalam?" Regan malah lanjut menggoda.
Srep ...
Kaivan mendadak bangun dan menoyor balik kepala Regan, "Matamu berapa ronde!"
"Aku nikah cuma gara-gara setan sialan itu, kalau masalah cewek itu gak akan aku anggap istri sampai kapan pun," lanjut Kaivan terlihat sangat horor.
Regan balas menatap tak suka, "Yaelah Kaiv, minimal tau terima kasih. Coba si cewek itu gak mau nikah sama kamu, pasti kamu udah jadi suaminya mba kunti sekarang," ucap Regan terdengar serius.
"Gak perduli," ketus Kaivan dan langsung tiduran kembali.
"Namanya siapa?" lanjut Regan tiada kapok-kapoknya.
"Juminten kali," sahut Kaivan mengasal.
"Oh, Juminten ya," balas Regan mengikut saja, serta sedikit terbawa kesal. Padahal ia sudah menantikan momen ini sedari kemarin, berharap bahwa Kaivan akan bercerita tentang malam pertamanya dengan sang istri.
Sementara itu di sekolah lain,
Terlihat Alsya yang sedang duduk merumpi bersama dua temannya di taman sekolah. Biasa, ada jamkos.
Sama halnya dengan Regan tadi, kini kedua teman Alsya juga tengah sibuk menanyai seputar pernikahannya.
Sebenarnya tidak ada orang yang mengetahui pernikahan Alsya selain keluarga dan kedua sahabatnya itu. Bahkan Givel selaku pacar Alsya juga belum tau soal pernikahan itu.
"Gimana Sya sama pernikahan kamu? Pasti sulit banget ya harus menerima suami yang cacat," Kaira membawa Alsya ke dalam pelukannya dengan wajah penuh belas kasihan.
Kaira berkata begitu karena dua hari sebelum sahabat mereka itu menikah, Alsya sempat bercerita dan mengeluh jika ia dipaksa menikahi cowok cacat.
"Iya Sya, kamu yang sabar ya. Pasti di balik ini semua udah ada takdir yang indah," timpal Lala malah bergabung memeluk Alsya dengan wajah sedih.
Brugh ...
Alsya mendorong kedua sahabatnya agar lepas memeluknya.
"Cacat apaan, orang dia ganteng gitu. Bahkan ya, gak ada satupun cowok di sekolah kita ini yang bisa menandingi kegantengannya, termasuk Givel," terang Alsya berterus terang saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gus Kembar
Teen FictionBercerita tentang seorang kyai yang memiliki putra kembar dengan segala kepribadian berbeda.