17 ❀ F*cking Guy!

36 4 0
                                    

Pesta Debutante. Tidak ada tanggal resmi kapan pesta itu di adakan, sebab bukan perayaan rutin tahunan seperti festival hari besar. Pesta itu akan di laksanakan mengikuti hari lahir sang putri. Di adakan tujuh hari berturut, festival besar-besaran di jalanan ibu kota. Pada malam tiga hari terakhir, adalah malam-malam puncak. Istana akan mengungkap dan memperkenalkan sang putri pada khalayak untuk pertama kalinya.

Pada saat acara inti berlangsung, pada tiga malam terakhir, hanya tamu undangan yang bisa masuk ke dalam istana. Namun akan di siarkan secara langsung di seluruh pelosok negeri, itu pun bukan dari pihak wartawan, melainkan tim produksi kerajaan sendiri.

Malam tiga hari terakhir, adalah upacara penobatan Putri Mahkota, detik-detik di mana sang hidden princess akan di ungkap. Di lanjut beberapa pidato dari anggota keluarga kerajaan. Kemudian pertunjukan-pertunjukan resmi dari istana.

Malam hari kedua terakhir -malam keenam. Adalah pesta minum teh yang lebih santai, semi non formal. Juga untuk tamu undangan, jika hari pertama, adalah para orang dewasa dari kalangan kerabat kerajaan dan petinggi-petinggi negara. Maka di hari keenam ini, akan di hadiri para anak-anak dari orang-orang penting tadi, yang seumuran dengan sang putri. Namun untuk hari itu, tidak ada siaran langsung di televisi dan internet, berjalan tertutup. Di sini semua akan berlomba mencari posisi di dekat sang tokoh utama, memasang wajah paling meyakinkan agar sang putri berkenan untuk di ajak berkenalan. Lebih-lebih bersyukurlah berbicara panjang lebar jika memang cocok. Apalagi kalau ternyata sebelumnya sudah saling kenal di dunia luar, tinggal membangun tembok seadanya untuk membatasi sikap dari sebelumnya, menjaga sopan santun.

Hari ketujuh, malam terakhir. Malam paling puncak. Pesta dansa, yang hanya di hadiri kerabat kerajaan. Kembali disiarkan live di pelosok negeri. Setelah sang putri berdansa dengan orang pilihannya, untuk dansa pertama. Para lelaki, jika beruntung dan punya nyali, silahkan mengajak sang putri berdansa berdua di lantai dansa, saat sesi berdansa bersama, berpasang-pasangan.

Dahulu, di hari itu adalah hari yang begitu menegangkan untuk sang putri. Sebab akan di umumkan oleh sang raja, siapa lelaki yang akan di jodohkan dengannya. Yang tentunya ada di sana juga, yang otomatis ia masih dari kalangan kerabat. Tentu saja bukan, kerajaan tidak akan sembarangan mencarikan lelaki untuk putri mahkotanya.

Tapi itu dahulu, saat peraturan itu masih berlaku.

Lagu sudah di penghujung melodi, tarian Anna dan Leon pun hampir selesai pula. Ternyata, bagi Anna dansa bukan hal mudah. Ia lebih baik belajar teknik menyerang dari berbagai cabang bela diri, dari pada harus menempel bergandengan tangan dengan orang lain, ke sana kemari mengikuti ketukan lagu. Butuh sampai satu bulan latihan lamanya, hanya untuk Anna terbiasa, tidak menginjak kaki Leon.

Hari ini, untuk pertama kalinya. Anna sama sekali tidak menginjak kaki Leon. Setelah lagu selesai, ia berselebrasi dengan diri sendiri. Menghela napas yang begitu lepas, akhirnya, ia bisa lolos latihan. Menyombongkan diri di hadapan Leon.

"Liat huh! Ha ha.. Gue bisa, kan! Nggak nginjek kaki lo sama sekali!" menenggak habis segelas air yang di tuangkan Leon dalam gelas. Leon diam saja, tidak memberikan selamat atau apa. Anna tidak berharap juga, tidak mungkin. Makannya dia membanggakan untuk diri sendiri.

"Eh! Bentar deh, El! Cobak lo sini!" meletakkan gelas kembali di atas meja, buru-buru menghampiri Leon. Teringat sesuatu. "Kita terakhir latian kapan, sih? Seminggu yang lalu, ya!" mengerutkan alis, bertanya sendiri, dijawab sendiri. Berpikir.

Berhenti tepat di depan tubuh tinggi -bagi Anna- Leon. Tiba-tiba, tanpa izin menyentuh lengan atas pemuda itu. "Cuman seminggu, tapi bisep ama otot lo udah tambah keker aja, huh!" bahkan juga dada dan perut Leon yang tertutupi kaos.

AKU? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang