22 ❀ Gumiho

19 4 0
                                    

Nightmare. Hampir empat tahun Anna mengenal taman bermain -dalam artian lain- ini. Sekitar Anna kelas dua SMP? mungkin. Tidak masuk akal, terlalu belia bukan, untuk bermain di tempat yang berdiri di balik bayangan. Tapi itulah yang terjadi.

Hari di mana ia begitu marah terhadap Leon. Marah sekaligus takut. Setelah bertahun-tahun hidup bersama dalam satu atap, Anna mengira ia sudah begitu mengenal Leon. Yang meski susah di tebak, tapi pada dasarnya dia hanyalah manusia yang kaku, tidak ada bedanya dengan robot.

Tapi ternyata, dia bukan robot biasa. Leon adalah robot pembunuh paling kejam, melebihi Megatron. Hari itu akhirnya Anna tau, ke mana perginya anak-anak nakal yang sering membuat masalah dengan Anna dahulu, saat masih SD. Mereka bukan pindah sekolah.

Tapi mati. Di tangan Leon.

Dengan segenap kekecewaan. Anna pergi dari rumah, enggan pulang selama lebih dari satu minggu. Sebelum akhirnya sang papa sendiri yang turun tangan, menjemput di kediaman pamannya, rumah Velic. Keluarga Velic sudah menganggap Anna sebagai anak mereka sendiri. Sampai Velic bukan sekali dua kali pundung, merasa posisinya tergantikan.

Mulanya sang paman dan tante juga bingung, ada apa dengan Anna? Sampai tidak mau pulang. Tapi karena Anna enggan bercerita, mereka akhirnya tidak memaksa. Satu-satunya yang mengetahui cerita itu sampai detik ini, siapa lagi kalau bukan Velic. Mereka tumbuh bersama, bahkan kedekatan mereka melebihi Anna dengan saudara kembarannya, Johanne. Sampai-sampai, para orang dewasa bingung, bagaimana menyamarkan identitas Anna, sedang dua anak bandel itu tidak bisa di pisah. Tidak ada dari Anna yang tidak di ketahui Velic, pun sebaliknya.

Kaivan, kakak Velic. Anna juga sudah menganggap lelaki itu sebagai kakak laki-lakinya sendiri. Jika dengan Velic Anna sering ber cekcok, maka dengan Kaivan ia begitu di sayang. Apa pun Anna, akan Kaivan kabulkan. Kata Kaivan, dulu ia ingin punya adik perempuan, namun ternyata yang keluar laki-laki. Tapi tetap, Kaivan juga menyayangi adik lelakinya itu -walau lebih sering usil membuat Velic kesal.

Suatu malam dalam satu minggu itu, Anna yang sedang tidur di kamar Kaivan -di kamar Velic ia di tolak, habis bertengkar, Anna merusak salah satu boneka action figure Velic. Ia terbangun di tengah malam, melihat Kaivan seperti sedang bersiap untuk keluar. Memakai padding jacket.

"Mau kemana?" Masih setengah sadar, mengucek mata. Kaivan sedikit kaget Anna terbangun, ia sudah berusaha agar tidak berisik.

"Mau keluar sebentar. Tidur lagi, gih! Paginya masih lama." Menghampiri Anna, mengusak kepalanya. Kembali membaringkan di atas bantal, agar tertidur kembali.

"Emm.. nggak mau. Mau ikut Kavian!" Anna malah merengek minta ikut. Langsung mengambil posisi dalam gendongannya Kaivan.

Kaivan hanya menghela napas pasrah. Ia tau bagaimana keras kepalanya Anna -buktinya anak itu Keukeh tidak mau pulang ke rumahnya. Baiklah, Kaivan tidak punya pilihan lain. Padahal ia sudah ada Janji dengan Jessica. Wanita itu bilang punya kembang muda baru, cantik tapi cukup galak. Sengaja Jessica sisihkan, agar Kaivan bisa menjadi yang pertama memetiknya. Jessica menamainya, Miho.

Kaivan pikir, mungkin Anna akan tertidur kembali dalam perjalanan, dan ia bisa menitipkan pada Jessica nanti selagi ia menyelesaikan urusan. Tapi yang terjadi adalah, Anna benar-benar terjaga sepanjang jalan. Ia hanya terdiam tanpa sepatah kata, Kaivan sempat mengira Anna tertidur, padahal hanya geming menatap keluar jendela.

Ada jadwal balapan di Nightmare saat itu, sehingga cukup ramai dari biasanya. "Kav, kita di mana? Pasar malem?" Sialnya saat tiba di Nightmare Kaivan baru mengetahui jika Anna tidak terlelap. Kaget Anna tiba-tiba bersuara, membuka jendela, melongok kan kepala. Nampak antusias.

AKU? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang