2. The king and the shadow prince

26 4 0
                                    

"aku berfikir untuk memberikan adikku tercinta sebuah jabatan di pemerintahan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"aku berfikir untuk memberikan adikku tercinta sebuah jabatan di pemerintahan."
Suara Edgar Elviathan menggelegar penuh dominasi dalam aula istana

lelaki itu menatap Kade dengan senyuman palsu yang amat ia kenali. Edgar tertawa kecil, membuat para bangsawan mengiringi tawanya yang kaku.

" tapi bukankah tidak adil jika adat kenaikan jabatan diabaikan hanya karena ia adalah anggota keluargaku?"
ujar sang raja taktis, menggiring semua orang untuk setuju pada apapun yang ia sampaikan,

menyisakan Kade sendirian, mengepalkan tangan hingga buku buku jemarinya memutih.

"maka dari itu aku, Edgar Elviathan secara resmi mewakili adikku Kadarius Elviathan menyatakan keikutsertaannya pada Quadron Minerva tahun ini"

dan riuh rendah memuakkan membanjiri pendengaran Kade, membuatnya terpojok di tempatnya berdiri.

" kau tak pernah mengatakan ini" sergah Kade seusai acara itu berakhir "ini tidak ada dalam kesepakatan kita, Edgar!" desisnya marah

Lelaki dihadapannya tersenyum miring
"adikmu tercinta, ah tidak, adik kita tercinta yang memintaku melakukan ini, memberimu jabatan di pemerintahan, Ia ingin kakaknya yang menyedihkan dan hanya terkurung di kerajaan memiliki sesuatu yang bisa dia banggakan, menarik bukan?"

Kade merasa hatinya yang telah lama membeku kini hancur berkeping keping,

" aku menolak. Jadi batalkan saja pernyataanmu, aku tak akan pernah setuju ikut Quadron Minerva"

Tawa yang menggelegar menggema di seluruh ruangan. Tawa yang selalu mampu menghadirkan ingatan paling menyakitkan yang berkali kali coba ia kubur dalam-dalam.

"jangan salah sangka Kade, ini bukan tawaran. Ini adalah perintah, poin kesepakatanmu yang baru" senyum lelaki itu membuat Kade mendidih oleh amarah

"kau bisa mengecek kesatria baru yang kutempatkan untuk pengawalan adikmu jika ingin melihatnya meregang nyawa, adikku"

kata kata Edgar membekas sangat kuat dalam benak Kade. Mengekangnya, seperti biasa.

Kade tak akan bisa melepaskan dirinya dari Edgar, dan ia menertawakan kenyataan itu.

"melamun Kade? Ah atau aku harus memanggilmu pangeran? Aku lupa kau bukan bocah kecil yang dulu lagi" sebuah suara hangat menampar Kade kembali pada kenyataan.

Ia Menatap sepasang iris merah menyala yang selalu tampak tersenyum itu dengan gamang.

"kau datang" lontarnya kemudian, yang disambut lawan bicaranya dengan tawa ringan

"yah, aku masih punya takut untuk dipenggal karena melanggar perintah keluarga kerajaan, bukan begitu pangeran?"

"jangan panggil aku pangeran" sahutnya dingin, ia membenci panggilan itu, amat sangat membencinya.

Rhea tertawa

"jadi apa yang akan kau lakukan dengan deteksi ujian ini, mengenai ikatan nyawa, peraturan resmi Quadron Minerva yang menyebalkan itu?" lanjut gadis itu, sedikit berbisik.

"aku bisa memanipulasi bayangan untuk membuat ikatan yang serupa" ujarnya "kau tak akan mati" lanjutnya,

karena bagaimanapun ia akan melindungi Rhea, apapun resikonya. Bahkan jika semuanya tak berjalan dengan baik, Kade akan menggunakan rencana terakhirnya.

Gadis dihadapannya tersenyum miring, "ayo masuk, sudah giliran kita. Bukankah kau harus tersenyum? Ini debut pertamamu sebagai perwakilan raja bukan?

 Bukankah kau harus tersenyum? Ini debut pertamamu sebagai perwakilan raja bukan?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Vote dan komen kamu udah kayak surat cinta buat aku

#pasti kubales sumpah🩵

Quadron MinervaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang