Kade menghela nafas lega saat cahaya terang itu memudar. Ia tak pernah menyukai cahaya, seakan keberadannya dihapuskan sama sekali dari eksistensi dunia, seakan ia tak pernah layak menjejak semesta.
Dan disinilah ia kembali dalam pelukan bayang bayang yang selalu menemaninya, membisikinya kala sepi menggigit kulit, meyakinkan bahwa ia tak pernah benar benar sendirian
Secercah cahaya hangat membuat Kade menoleh waspada, untuk kemudian menemukan Rhea mengejar langkahnya, percikan api berkobar dari petikan jemarinya, dan dengan sinar oranye menerangi wajahnya ia melihat Rhea tersenyum tanpa dosa, menatap irisnya. Mengimbangi langkah lebar Kade dengan langkahnya.
"aku tak suka gelap. Kau tak masalah kan?" ujarnya mengimbangi langkah kade
"sepertinya kita berteleportasi ke hutan Telvierre, hutan disini persis seperti yang dikatakan di buku" lanjutnya mengobservasi sekitar.
Dan untuk pertama kali dalam hidupnya Kade merasa mungkin ia akan baik baik saja untuk tidak sendirian seperti yang seharusnya ia lakukan.
//awassss//
Peringatan para bayangan membuat Kade menarik Rhea, menarik pedangnya untuk menangkis apapun itu yg berusaha membunuh keduanya.
Pecahan elemen air terpental dari bekas bekas perlawananya, menghadirkan sayatan di beberapa sisi tubuh mereka.
Hingga kemudian Suara tepuk tangan dan tawa membahana hadir beserta 2 sosok yang Kade kenali
"responmu cukup bagus untuk seseorang yang tak pernah turun ke medan perang, pangeran" sang pemilik elemen air buka suara, di sisinya seorang elementalis angin berdiri diatas pusaran topan yang ia ciptakan, melayang 5 kaki diatas tanah.
"Jedd dan Regis, singa singa pasukan infanteri utama" Kade berujar pahit
"kau mengenali kami rupanya" Jedd menyeringai, seringaian yang amat Kade hafal dari seseorang yang selalu berada di sisinya di medan peperangan. Ah, lagi lagi ia tersenyum pahit. Mereka takkan mengenalinya.
"tapi jangan harap kami berbelas kasih karena kau mengenal kami pangeran. Titah raja adalah mutlak. Membantaimu adalah hal yang wajib kami lakukan"
Sebuah ledakan api membuat Jedd dan Regis terpental ke belakang.
"tak baik mengabaikan orang seakan aku tak ada disini kapten jedd" Rhea menyeringai, tombak apinya telah siaga.
"Elvarhea Valkyrie, kau punya banyak sekali nyali untuk menentang titah raja. Kau tak layak disebut pedang negara" Regis menimpali
"semua orang yang hadir pada Quadron Minerva tahun ini akan membunuh orang ini atas titah raja, nasibmu pun tak akan berbeda" ujarnya bengis.
Dan dalam satu kedipan mata, pertarungan telah berkobar. Pedang Kade beradu dengan milik Jedd, pertarungan telak tak dapat terhindarkan.
Saat itulah Kade melihat sinar yang berkilat dalam iris Jedd, kisahnya saat di medan perang, tujuannya datang mengadu nasib di Quadron Minerva. Ia tak ingin membunuh rekannya sendiri, apalagi ia yang selalu berada di sisinya tiap peperangan merekah.
Kade terpental, ia melebur dalam bayangan, berteleportasi secepat kilat pada jarak yang cukup untuk menghindar.
Mulutnya terasa seperti besi berkarat, tapi lelaki itu bangkit sebelum mata pedang Jedd menebas lehernya, menangkis serangannya.
" jangan menatapku seperti itu, pangeran" ujar Jedd sarkas "kau menghinaku dengan belas kasihan itu" hardiknya keras "jangan kasihani aku, kau tak cukup mengenalku untuk itu, jadi lawan aku dengan layak"
Kade menatap iris hazel lelaki itu, lelaki yang jiwa raganya telah ia berikan pada rajanya, lelaki yang memegang teguh sumpah kesatrianya dalam tiap detik kehidupannya.
Jedd benar, ia menghinanya dengan berbelas kasihan, seorang kesatria bertarung dengan seluruh kebanggannya, jika ia ingin mati, ia ingin mati dengan gagah berani, dengan sumpah kesatria tersemat dalam lagu kematiannya, bukan dalam belas kasihan musuhnya.
Dan kali ini Kade mengangkat pedangnya tanpa ragu, menggandakannya dengan bayangan, menggenggam erat keduanya penuh tekad.
Ia menjadi bayangan, menjelma sebagai jiwa bagi pedangnya sendiri, menyambut melodi peperangan yang selalu menyeretnya, membuatnya merasa utuh.
Meniadakan setiap rasa sakit dari darah yang menetes dari tubuhnya sendiri.
Vote dan komen kamu udah kayak surat cinta buat aku
#pasti kubales sumpah🩵
KAMU SEDANG MEMBACA
Quadron Minerva
FantasyQuadron Minerva adalah seleksi tahunan untuk menjadi bagian dari petinggi kerajaan, melalui permainan taktik, logika, dan kekuatan. Hanya orang orang terpilih yang mampu bertahan, Dari seleksi ini, puluhan orang hebat berdiri menjadi pilar kerajaan...