1 hari persiapan rasanya kurang sekali untuk menghadapi babak 2 Quadron Minerva, berdiri di atas aula utama ini bukti terbesarnya.
Jantungnya berdegup kencang karena tak dapat memperkirakan apapun.Kemarin ia dan Kade hanya dapat berbagi informasi yang tak berarti, tak pernah ada catatan mengenai babak 2 Quadron Minerva, sejak dulu semua orang yg keluar dan lolos babak 2 tak ingat bagaimana mereka lolos, dan yang tak lolos pun demikian, mereka berkata melawan makhluk astral, atau apapun yang sialnya konyol sekali.
Dalam buku sejarah Quadron minerva, sampai filosofi babak pun tak tercantum apapun
Kata orang bijak, tanah Minerva sendirilah yang menguji mereka,
Entah arwah negara ini atau pelindung seperti kebanyakan mitos
Yang mereka maksud, tapi semuanya abstrak tanpa petunjukMereka harus menghadapi ujian konyol yang mereka sendiri tak tahu apa atau bagaimana bentuknya,
Jelas bukan alasan mengapa ia takut?Lagi lagi Kade menggenggam kepalan tangannya yg memang sering ia kepalkan terlalu kencang ketika ia resah, seperti yang dilakukannya hari kemarin,
Lelaki itu menenangkannya, membawanya kembali fokus pada sambutan pemimpin penyelenggara Quadron Minerva, dan Edgar Elviathan yang nyaris berakhir."Sebentar lagi kita akan berpisah"
Ujarnya sayup sayup di tengah keramaian"Aku tahu," ujar Kade tanpa menoleh sama sekali, jemarinya yg kokoh mengeratkan genggaman tangannya pada Rhea "Semangatlah, aku yakin kau bisa lolos" lanjutnya.
"Kau juga" sahut Rhea tersenyum kecil di tengah kegelisahannya yang tak berujung.
Mereka harus lulus bersama jika ingin lanjut ke babak 3, ia tak boleh gagal disini, ia tak boleh menghancurkan kesempatan yg sudah ia dan Kalea rencanakan disini. Ia harus berhasil...
Demi Kade, demi Minerva"PESERTA BABAK 2 QUADRON MINERVA MEMASUKI ALTAR UTAMA!!!!"
Suara riuh penonton menimpali teriakan sang pembawa acara baru yang ber elemen bunga,
Kelopakn bunga yg bertebaran di seluruh aula membuat musim panas ini terasa seperti musim semi dan Rhea menyukainya,Saat langkah yang membawa ke altarnya sendiri mulai menjauh dari Kade, jemari mereka yang bertautan terlepas
Kade menatapnya lamat, kelembutan dan kepercayaan di mata yg selalu tampak kosong itu menenangkan Rhea, lebih banyak daripada kelopak bunga yang masih bertaburan dan suara penonton yang kabur di kejauhan. Ia tertawa kecil, meneriakkan ucapan semangat untuk Kade yg mulai menghilang di balik kabut.
Ia kembali meluruskan pandang pada arahnya berjalan, melangkah lagi dan lagi menuju portal dalam altar dimana ia diarahkan.
Rhea merasakan seluruh bulu kuduknya berdiri saat kakinya menjejak masuk ke dalam portal, ia hendak mundur kembali saat kesadarannya tercerabut perlahan lahan, seakan jiwanya memaksa keluar dari tubuh
Ia mulai bergerak dalam cahaya hangat yang tak berujung, Rhea merasa semakin ringan langkah demi langkah seakan ia meninggalkan segalanya saat masuk ,
Pikirannya mulai berkabut,
Dimana ini?
Sedang apa ia?
Apa tujuannya melangkah?
Siapa dirinya?
Ia lupa segalanya
Hayy akhirnya aku update lagi guys
Setelah sederetan ujian yg bikin panas, dan lelah, dan writerblock berkepanjangan, aku balik pasca me refresh pikiran dan ide ceritaku biar lebih baik lagiGimana kalian guys apa kabar kalian semuaa???
Eehhehe walaupun ga banyak yg baca tapi aku sayang kelan semua
Semoga suka
Dan selamat membaca
JANGAN LUPA VOTE YANG GA VOTE BISULAN LOH🫵
KAMU SEDANG MEMBACA
Quadron Minerva
FantasíaQuadron Minerva adalah seleksi tahunan untuk menjadi bagian dari petinggi kerajaan, melalui permainan taktik, logika, dan kekuatan. Hanya orang orang terpilih yang mampu bertahan, Dari seleksi ini, puluhan orang hebat berdiri menjadi pilar kerajaan...