Quadron Minerva adalah seleksi tahunan untuk menjadi bagian dari petinggi kerajaan, melalui permainan taktik, logika, dan kekuatan.
Hanya orang orang terpilih yang mampu bertahan,
Dari seleksi ini, puluhan orang hebat berdiri menjadi pilar kerajaan...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Rhea merasa lebih baik saat zirah Kade menyentuh punggung zirahnya.
Menghalau serangan musuh bersisian dengannya. Seakan membuatnya yakin, bahwa mereka akan dapat mengatasi segala hal buruk yang terjadi.
Ledakan demi ledakan berhasil mereka halau, tebasan demi tebasan dapat mereka tangkis, sebuah keajaiban mereka masih hidup setelah menguras mana dekian banyak untuk kekuatan mereka,
Luka sayat dan tusuk melukainya, memang tak menusuk organ vital namun sanggup membuatnya ngilu ketika bergerak.
Rhea menggigit bibirnya, segila apapun keadaannya, mereka akan kembali dan menjadi juara, Ia biarkan darah mengucur di lengannya yang tertikam, Ia akan bertahan. Teriaknya pada dirinya sendiri, jika kade yakin maka ia juga akan yakun selenuh hati
namun semua keyakinan itu hancur berkeping keping 5 detik setelahnya.
Saat hujan lava menghujami mereka dari langit, saat Kade menggunakan tameng bayangan penuh yang mengukung keduanya, memegang kedua tangan Rhea sangat erat. Dengan tangannya yang berlumurkan darahnya sendiri.
Tersenyum dengan senyuman yang tak pernah Rhea lihat muncul di wajah itu sekalipun dalam hidupnya.
Ia ingin menulikan telinganya, ia berfirasat buruk pada apapun yang coba lelaki itu sampaikan.
Karena kata kata lelaki itu setelahnya menyesakkan untuk didengar.
“kumohon, tolong jaga adikku, kaburlah Rhea, jauh dari benua ini,” kata kata itu menghancurkan Rhea, Menghancurkan alasannya bertahan.
Terlebih saat lelaki itu menyelipkan sebuah kalung "Liontin ini menyimpan serpihan kekuatanku, kau paham kan Rhea, bawa adikku pergi dari Edgar"
Ujarnya dengan irisnya yang hampa itu lagi,
“APA YANG INGIN KAU LAKUKAN???” teriaknya miris sebelum ia kehilangan kendali akan tubuhnya sendiri, melebur dalam serpih serpih bayangan, melihat dunia seakan berlari diatasnya.
Rhea marah, ia ingin berteriak, ia ingin melepaskan diri dari bayangan yang mengikatnya,
