[01] Doesnt Make Sense

601 68 20
                                    

Siang itu sehabis selesainya mata kuliah pertama. Minji dengan seorang gadis yang hanya setinggi hidungnya berjalan beriringan sambil menenteng binder dan tablet ke arah sebuah kafe terdekat.

"Ke kafe aja, biar ada wifi. Aku mau baca update-an manhwa, hehe." Nindi terkekeh-kekeh memeluk erat tabletnya.

Minji memutar matanya malas, temannya ini memang tidak bisa ketinggalan soal manhwa yang disukanya.

Keduanya sampai di sebuah kafe yang tak terlalu ramai oleh orang. Udara AC yang menerpa wajah keduanya seakan memersuai untuk segera duduk menikmati atmosfer tenang kafe, sambil menikmati wifi gratis sehabis matkul yang ujung-ujungnya nambah tugas baru.

"Stres banget, kamu rencananya mau bikin apa?"

Minji mengetuk-ngetuk jari telunjuknya yang terselimut oleh plester—akibat keseringan nulis dan gambar, jarinya jadi sering terluka.

"Komik digital."

"Keren, terus mau kamu uploud ke platform?"

Kedua bahu sang gadis terangkat reflek. "Gak tau."

"Uploud aja! Daripada rugi cuma buat tugas, mending cari untung juga, sekalian jadi komikus kan. Siapa tahu official, ntar aku support deh!"

Minji mendengkus geli sebagai jawaban. Sahabatnya ini memang selalu tak ketinggalan soal dukungan kepada temannya. Inilah yang menjadi salah satu sumber motivasi terbesarnya, dalam melanjutkan karya komik yang ingin segera dia rilis di platform online.

"Minji, aku habis beli PC nya Kim Minji."

Kini topik keduanya berbelok ke arah Kpop Idol, dan seterusnya. Hiruk-pikuk kafe tersebut menjadi redam bagi mereka saking asyiknya percakapan tak berfaedah di antara keduanya.

Minuman Milo dingin yang dipesan Minji sedari tadi ia genggam sembari membaca sebuah web komik favoritnya yang baru. Saat asyik-asyiknya membaca serius, tahu-tahu ia sudah di akhir chapter, lalu pemberitahuan bahwa authornya hiatus. Ia mengumpat dalam diam, mengapa cerita yang bagus terkadang selalu dighosting oleh si penulis itu sendiri? Terlebih, web komik yang satu ini memiliki gaya gambar dan genre yang paling disukanya.

Mafia-action!

Dirasa bosan, Minji menandaskan minuman dinginnya dan melirik pada gadis yang sama serius pada tablet di tangannya. Nindi pun tengah membaca sebuab web komik. Manik Minji melebar saat ia mendapati seorang karakter pria tampan di dalam web komik yang dibaca temannya.

"Wish, itu ganteng. Judulnya apa? Ceritanya tentang apa?"

Pertanyaan beruntunnya dihadiahi sentakan kaget dari  Nindi. "Oh, seru banget, lho! Emang ganteng banget, genrenya yang kamu suka juga, tentang mafia gituu. Jadi ceritanya tentang kayak ada cowok gitu, tapi sama ibunya malah dijual ke om-om gangster gara-gara ibunya ternyata diam-diam punya utang. Pokoknya seru banget."

Minji mengangguk-angguk paham. "Ohhh, kayaknya bagus."

"BL tapi."

NOWHERE TO GOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang