[11] A Plaything

254 35 12
                                    

"You dont own me, im not just one of your many toys."

×××

Gejolak yang bergemuruh di dalam perut Minji pada akhirnya tumpah begitu saja di atas wastafel kamar mandi ruangan ini. Minji tak tahu di mana ia berada sekarang, jam berapa, ada berapa banyak orang di luar, atau bahkan keberadaan Song Dae-Hee. Keduanya terpisah kembali meski mungkin berhasil menunjukkan batang hidungnya masing-masing, memastikan keduanya baik saja.

Minji membasuh wajahnya, menggosok kulit di mukanya cukup kencang cukup untuk membuatnya mengalihkan pikirannya sejenak, akibat dari berbagai kejadian menjijikan yang kemarin malam baru saja terjadi. Ia ingin menghilang, pergi, melupakan segala hal ini dan tidur damai.

Pintu terbuka terdengar di luar kamar mandi, menegapkan bahu Minji sekejap. Ia membuka pintunya pelan, mendapati Kang Dong-Hyun. Paras tegasnya, tajam, dan mengintimidasi, memancing Minji untuk terus memutar skenario saat dirinya dilecehkan secara sembarangan oleh pria itu. Tiba-tiba, isi perutnya bergejolak lagi. Gadis itu menumpahkan semuanya kembali di kamar mandi.

Sedangkan si iblis pelaku melirik ke belakang, diam-diam menyeringai. "Apakah baru sekali langsung jadi, ya? Apa yang terjadi denganmu?" Ia menatap sosok Minji yang sedikit membungkuk di kamar mandi, memegangi perutnya.

Tak ada jawaban untuk menyangkal pernyataan Dong-Hyun. Tentu saja, laki-laki itu hanya secara acak mengemukakan apa yang dipikirkannya, Minji yakin ia tak mungkin mengandung begitu saja mengingat sewaktu malam itu, Dong-Hyun menggunakan "permen pengaman". Karena hal ini, gadis itu memuntahkan isi perutnya lagi.

Mendadak, dari arah belakang, Dong-Hyun menarik helai-helai rambut Minji, menariknya kasar memaksanya untuk menabrak tatap dengan pria itu. Netra Minji sayu, kosong, bak seorang manusia yang jiwanya telah dibunuh. Lambiumbga bergetar, basah sehabis dirinya menumpahkan gejolak perutnya.

"Apa kau akan menyerah hanya sampai di sini?"

Minji mengggertakan gigi-giginya, sampai seakan hendak menghancurkan setiap pahatan gerahamnya. "Matilah ..."

Dong-Hyun mendorong kepala Minji kasar, membiarkan sang gadis terpaksa mengeluarkan tenaganya untuk menahan tubuhnya membentur dinding.

"Kalau kau pintar, cobalah kabur dari tempat ini, Park Minji."

===

Song Dae-Hee, terbangun dengan rasa linu di bagian sebelah pipinya. Sambil mencoba bangkit duduk, untuk mempersiapkan tubuh sebelum ia berdiri sepenuhnya, pemuda itu menggisik matanya terdiam, baru saja bangun dan merasakan kelelahan yang cukup luar biasa.

Lagi dan lagi ia gagal kabur dari tempat ini. Tempat paling laknat yang ingin sekali ia bakar untuk menghilangkan memori-memori menjijikan dari sebelumnya. Namun, ia tahu, sesuatu yang hilang harus segera ia selamatkan sekarang juga.

Park Minji.

Kini Dong-Hyun teralihkan dari Song Dae-Hee pada gadis itu, akan tetapi bukan berarti membiarkan sang pemuda pergi begitu saja. Iblis Kang tersebut mengurung keduanya, hendak bersenang-senang dengan menyiksa kembali.

Akhirnya ia bangkit, meregangkan tubuhnya sejenak. Kurang lebih ia sudah tahu di mana dirinya dan Minji berada selepas kejadian di Kasino itu.

NOWHERE TO GOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang