•
•
•
Pukul 17.05 sore, Sekolah.
Misul masih mati-matian menginginkan informasi yang diharap-harapkannya dari berandalan di depan yang secara sembarangan memukulnya sampai tersungkur. Ia telah menduga hal-hal seperti ini akan terjadi. Moon-Soon bukanlah seseorang yang mudah untuk digenggam. Sehingga, mau tak mau nampaknya Misul harus menghadapi semua ini.
"Ayolah, cecunguk! Kau bilang akan membayarku untuk informasi. Berdirilah dan hadapi aku!" Antek-antek berandal di belakang pemuda kekar itu pun makin meriuhkan suasana.
Misul sebenarnya telah mengakui perbedaan kekuatan yang dimiliki antara keduanya. Moon-Soong yang merupakan atlet tinju memiliki kecepatan yang mungkin lebih baik darinya di Taekwondo. Sehingga, pertarungan ini memerlukan kecerdasan untuk menyusun strategi mempersingkat waktu pertarungan ini.
Macam kakaknya, kedua adik-kakak Park tersebut memiliki kelebihan analisis dan kecerdasan yang menjadi senjata mematikan keduanya.
Dan ia yakin, dengan memiliki itu Misul dapat menang secara mudah.
Petinju biasanya lebih banyak menggunakan tubuh bagian atasnya. Kalau aku lengah, dia bisa tiba-tiba melakukan upper cut. Namun, satu hal yang harus diketahui, petinju biasanya hanya mengandalkan tinju mereka. Jika mereka dihadapkan dengan senjata, taekwondo atau grappling, semuanya tidak akan ada gunanya! Kelemahan yang dimiliki petinju bisa berada di bagian bawah mereka, untuk melakukan grappling massa badanku harus melebihi dirinya untuk membuatnya berhasil.
Dengan air wajah yang terlampau serius, Misul mencoba mengingat-ingat segala pengalamannya dalam seni bela diri Taekwondo yang meski saat-saat ini sudah tak begitu ia minati.
Dengan gerakan cepat, Misul memutar kakinya seakan hendak mengincar kepala bagian kiri Moon-Soong. Lelaki petinju itu menyeringai remeh, sepertinya memahami arah gerak tungkai Misul.
"Lemah!"
Namun sebelum Moon-Soong dapat bereaksi, tiba-tiba Misul memberikan sebuah serangan dari arah bawah dagunya.
Uppercut.
Moon-Soong yang fokusnya buyar mau tak mau terpental akan serangan cerdik dari Misul. Meski Misul tahu mungkin Moon-Soong masih dapat berdiri menghadapinya, kedua pemuda tersebut memutuskan untuk berhenti dengan Moon-Soong yang menelan rasa malu.
===
"Sial ... aku tidak tahu cecunguk sepertimu belajar Taekwondo ..." Salah seorang anteknya datang menyodorkan es, untuk meredakan rasa linu di bagian dalam mulutnya.
"Jadi, apa yang kau ketahui?"
Moon-Soong berdecih. "Apa yang kau inginkan dari informasi ini?"
"Kang Dong-Hyun, dan organisasinya."
"Kalau kau berpikir untuk masuk mafia, aku akan memperingatkanmh untuk tidak coba-coba. Kau tidak akan bisa keluar dengan mudah meski melalui bantuan pihak berwajib." Moon-Soong menatapnya nyalang.
"Oh ayolah, aku tak sebodoh itu untuk masuk ke mafia-mafiaan tidak jelas. Intinya, katakan apa yang kau ketahui."
Moon-Soong memutar matanya malas. "Kalau kau bertanya tentang itu, nampaknya kau pergi ke orang yang salah. Aku hanya kacung-karena masih SMA-dan tentu tak begitu banyak yang kuketahui." Meski menahan linu dalam mulutnya, laki-laki bongsor itu menyulut rokok. "Struktur kkangpae agak merepotkan, seperti yakuza. Grup terkecil bisa hanya terdiri dari 10 orang, sedangkan yang paling besar bisa mencapai ribuan. Nah orang yang kau tanya itu berada dalam lingkup yang paling besar, sehingga kau tak akan meraihnya dengan mudah."
KAMU SEDANG MEMBACA
NOWHERE TO GO
Fantasy[17+] sebagai seorang simpatis sosial, Ong Minji, gadis berdarah setengah Korea berambisi membuat sebuah karya novel visualnya untuk bersaing dengan komik-komik laknat yang malah jadi tren di kalangan anak muda, komik BL. Namun, mungkin Tuhan berkeh...