Bab 11

2.7K 230 3
                                    

Mature Scene 21+

Happy reading, semoga suka.

Yang mau baca duluan, bisa langsung ke Karyakarsa ya, Bab 41-43 sudah update. Mengandung adegan 21+ ya.

 Mengandung adegan 21+ ya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Luv,

Carmen

___________________________________________________________________________

Kami lalu berjalan keluar dari restoran dan dia membimbingku menuju ke elevator.

"Jadi kau tinggal di sini?" tanyaku sambil menoleh padanya.

"Ya, di lantai puncak," jawabnya sambil menarikku ke dalam elevator yang penuh. Saat berdiri di depannya di dalam elevator yang sesak itu, aku sempat berpikir untuk meminta pria itu keluar dan menunggu elevator selanjutnya saja. Aku kemudian merasakan tangan pria itu di kedua sisi tubuhku saat dia menarikku merapat padanya. Aku bergerak merapat pada tubuhnya ketika seseorang kembali memasuki elevator dan membuat tempat itu semakin sempit. Dan karena aku mengenakan sepatu berhak tinggi yang membuatku beberapa inci lebih tinggi, aku bisa merasakan kekerasannya yang bangkit menekan tengah bokongku.

Shit!

"Kau merasakannya," bisiknya di telingaku dan aku terkesiap saat dia menekankan tubuhnya. "Aku sudah mengeras sejak aku melihatmu keluar dari mobil tadi."

Aku mendesah pelan dan menekankan tubuhku padanya dan merasakan bagaimana tangan pria itu mengusap pelan pinggangku sementara tangannya yang lain bergerak untuk menyentuh pahaku. Rasanya seperti siksaan manis ketika elevator itu bergerak naik satu lantai demi satu lantai. Tangan pria itu dengan pelan dan menyiksa terus mengelus melewati kain tipis gaunku dan ujung-ujung ibu jarinya berkelana di sepanjang garis gaunku.

"Oh Lord..." bisikku pelan saat kekerasannya menekanku kian kuat.

Ketika elevator itu akhirnya kosong dan orang terakhir telah keluar dan pintu elevator kembali tertutup, pria itu lalu memutarku agar menghadapnya dan mengangkatku. Kaki-kakiku dengan cepat melingkar dan membungkus sekeliling tubuh pria itu sementara tangannya meremas bokongku. Kami berciuman seolah hidup kami bergantung pada itu. Dan aku bisa merasakan kekerasan pria itu menggesek tengah tubuhku.

"Lana!" erangnya saat aku menggerakkan pinggulku padanya.

"Please!" pintaku.

Aku benar-benar membutuhkan pelepasan nikmat itu seperti yang diberikan pria itu padaku di dalam kelas sore tadi. Kami lalu mendengar suara pintu elevator berdenting dan pria itu dengan enggan menjauhkan bibirnya dan menurunkanku. Kami lalu berjalan keluar dari elevator tersebut. Mataku dengan cepat menatap sekeliling, melihat dinding-dinding krim dan lantai marmer. Mungkin hanya ada sekitar 4-5 pintu di lantai ini. Pria itu terus membimbingku hingga kami berbelok ke kiri dan berdiri di sebuah pintu tinggi besar. Saat mendengar bunyi bip dan kunci terbuka, pria itu kemudian membimbingku masuk.

Ruangan itu gelap, kecuali bagian dinding kaca yang diterobos sinar bulan yang lembut.Sejauh yang bisa kulihat, aku memperhatikan ada sofa panjang di sudut kananyang jauh dan juga meja. Pria itu terus menarikku bersamanya sehingga aku tidaksempat melihat banyak. Kami berjalan sepanjang lorong lalu masuk ke sebuahruangan yang sepertinya merupakan kamar pria itu dan dia mendorongku lembut keranjang besar tersebut.

Scandalous Love with Professor - Skandal Cinta dengan Sang ProfesorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang