"AWWW!" Jerit Flora sambil menepis tangan yang menjewer kupingnya.
Pemuda berkaos hitam itu cuma terkekeh, "Selamat datang di Desa Lupin sist."
"Shea, tadi itu sakit tau."
"Ya, namanya juga kangen saudara. Lagian kamu juga lama gak kasih kabar," Kata Shea sambil menggaruk bagian belakang kepalanya.
"Jahat! Sepupu macam apa kamu ini? Saudaranya baru datang bukannya dipeluk malah dijewer," sahut Flora kesal.
Melihat reaksi saudaranya, pemuda yang usianya 3 tahun lebih tua itu tersenyum.
"Pelukan itu udah mainstream sist.""Ngomong-ngomong bawaan mu kok cuma sedikit? Bukannya kau mau tinggal di sini ya?" Shea mengubah topik pembicaraan.
"Kata papa, keperluan sekolah dan lainnya beli di sini aja."
Di tempat yang jauh sepasang mata mengintai mereka dari balik semak, mengeluarkan suara geraman. Mata itu berwarna abu-abu, dari ukurannya sangat jelas kalau itu bukan manusia. Tubuhnya tidak tampak jelas karena terhalang semak dan bayangan pepohonan. Sekelabat bayangan hitam besar meninggalkan tempat itu dengan sangat cepat.
Xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Motor yang ditumpangi Shea dan Flora behenti di depan sebuah rumah. Di depan rumah terdapat sebuah pohon jambu yang belum berbuah. Halaman rumah hanya berupa tanah yang diselingi rumput liar. Dinding rumah itu berwarna kuning pucat, sementara kusen dan pintunya berwarna cokelat kemarahan. Teras rumah dilapisi keramik warna biru muda. Di samping pintu depan terdapat dua buah kursi dan meja plastik. Sementara di sisi lain tampak rak sepatu dari kayu.
Setelah turun dari motor, Flora melepas helmnya dan menyerahkannya pada Shea. Mata cokelatnya menatap sekeliling dan bergegas menuju rumah tanpa mendengar protes dari sepupunya.
"Flo, barang bawaanmu ketinggalan nih."
Flora membuka sepatu dan menaruhnya di rak sepatu. Gadis itu mengetuk pintu sambil mengucapkan salam. Tidak lama kemudian Shea mendekat sambil membawakan barang bawaan sepupunya.
"Kakek sama Nenek lagi keluar, mungkin mau beli keperluanmu."
Pemuda berkaos hitam itu meletakkan barang bawaan Flora, membuka sepatunya dan menaruhnya di rak sepatu. Dia mengambil kunci dari sakunya dan membukakan pintu.
"Tasnya bawa sendiri ya," Katanya sambil terkekeh.
"Ih, kamu ini. Aku kan tamu. Lagian anggap aja kamu lagi berbuat kebaikan dengan membawakan tasku." Celoteh Flora.
"Au ah gelap, aku mau tidur siang" Kata Shea sambil masuk rumah.
Gadis berambut pendek itu cuma geleng-geleng kepala melihat kelakuan sepupunya itu. Mereka bukannya tidak akur atau semacamnya, bahkan mereka sangat dekat. Hanya saja kalau melihat tingkah lakunya terkadang Flora jadi berfikir mungkin kepalanya Shea sering terbentur waktu masih bayi. Pemuda itu memang termasuk menarik. Tubuhnya tinggi, postur tubuhnya tegap minus sikapnya yang super cuek. Persis seperti yang baru saja yang dilakukannya.
Flora menghela nafas sejenak. Dia lalu mengambil tasnya dan menyusulShe ke dalam rumah dan menutup pintu.Xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Di bagian Desa Lupin yang berbatasan langsung dengan hutan berdiri sebuah rumah besar berlantai 2. Rumah itu memiliki halaman yang sangat luas yang dibatasi oleh pagar kayu berwarna cokelat. Bagian belakang rumah itu langsung berhadapan dengan hutan. Dinding bagian luar rumah berwana merah, sedangkan kusen dan pintunya berwana cokelat tua. Di depan pintu rumah terdapat sebuah keset besar.
Seorang pria berjalan menuju rumah itu. Dia mengenakan kaos berwarna putih dengan celana warna hitam. Posturnya yang tinggi dan atletis melangkapi pesona yang dimilkinya.
Pria itu hanya menunggu sesaat di depan pintu sebelum seorang wanita muda membukakan pintu untuknya.
"Selamat datang, Alpha."Pria itu hanya tersenyum sesaat sebelum kembali menunjukkan ekspresi serius, "Kalau Shea ke sini, katakan padanya untuk langsung ke ruang pribadiku. Ada hal penting yang harus kami bicarakan."
Pria yang dipanggil 'Alpha' bergegas menuju ruangannya.
000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000
Foto di atas cast yang kupilih sebagai Shea
keren gak?Akhirnya peran utama cowoknya muncul juga. Gimana menurut kalian? Terima kasih untuk yang udah baca, vote dan komen chapter sebelumnya. Kalau gak ada halangan aku akan berusaha untuk rutin update. Yang udah baca jangan lupa komen ya
KAMU SEDANG MEMBACA
Lupin (completed)
WerewolfDesa Lupin terletak di pinggir hutan. Sepintas desa itu terlihat seperti desa biasa, namun sebenarnya para penduduknya menyimpan rapat sebuah rahasia. Flora seorang gadis beusia 17 tahun harus melanjutkan pendidikkannya di desa Lupin. Alasannya, ked...