SMK Novellus merupakan satu-satunya SMK didesa Lupin. Meskipun demikian sarana dan prasarana sekolah ini terbilang lengkap. Bangunan sekolah Sekolah tersebut didirikan oleh keluarga Arctus yang merupakan keluarga paling berpengaruh di Desa Lupin. Jam masih menunjukkan pukul 06.30, tapi sekolah sudah mulai ramai. Ya, meskipun sekolah swasta SMK Novellus menerapkan disiplin ketat. Para siswa diharuskan hadir setidaknya 15 menit sebelum jam pelajaran pertama dimulai.Beberapa siswa terlihat asyik mengobrol satu sama lain di halaman sekolah.
"Apa kau tahu? Katanya ada murid baru di sekolah kita."
"Di tengah-tengah semester?"
"Iya, kudengar dia dari kota."Percakapan mereka terhenti sejenak ketika objek pembicaraan mereka terlihat berjalan mendekat.
Seorang siswa perempuan berkacamata mendekati siswa baru tersebut.
"Hai, namaku Sabrina. Namamu?"
"Hai, namaku Flora senang berkenalan denganmu."
"Kamu anak baru itu kan?" Tanya Sabrina yang hanya dibalas anggukkan Flora.
"Jangan malu-malu, kita semua di sini teman. Ayo, nanti akan ku kenalkan dengan teman-teman yang lain."
Beberapa saat kemudian Flora dan Sabrina terlihat asyik mengobrol. Namun, tiba-tiba suasana halaman sekolah mendadak sepi. Para siswa di sana tampak takut bersuara. Flora melihat ke sekelilingnya, mecoba mencari tahu penyebab keheningan mendadak itu.
"Menunduklah," Bisik Sabrina.
"Ada apa?" Flora ikut berbisik.
Sebuah mobil berwarna hitam memasuki halaman sekolah dan berhanti di tempat parkir khusus guru. Dari dalanya keluar seorang siswa berkulit cokelat, tubuhnya terbilang tingg, tegap dan wajahnya penuh kharisma. Tiga orang siswa laki-laki berjalan menghampirinya lalu mereka berbincang.
Sambil berbisik Sabrina menjelakan pada teman barunya, "Yang baru turun dari mobil itu namanya Vaughn Arctus, adik dari pemilik sekolah ini. Kau harus berhati-hati, keluarga Arctus...."
"Paling berpengaruh di Desa ini," Flora menyambung kalimat temannya.
"Kau tahu?"
"Ya, sepupuku yang membaritahuku."
Gadis berambut keriting itu melanjutkan penuturannya masih dengan berbisik, "Kalau kau sampai bermasalah dengan Vaughn itu keluargamu juga bisa kena masalah. Kudengar karena pengaruh keluarga Arctus mereka bisa mengusir sebuah keluarga dari desa ini. Mungkin sebaiknya kita jangan terlibat dengan orang itu bisa gawat."
Flora menunduk lemas, dia memikirkan tentang kakek dan neneknya yang dari dulu tinggal di desa itu. Terlintas juga tentang sepupunya Shea yang bekerja di perkebunan Arctus. Satu kecerobohan saja yang dibuat Flora dan mereka akan kehilangan pekerjaan dan diusir dari kampung halaman mereka sendiri. Pikiran seperti inilah yang membuat gadis berambut cokelat itu bergidik ngeri. Saat ini dia Cuma bisa berharap dirinya tidak akan berurusan dengan Vaughn untuk menghindari resiko timbulnya masalah.
Tapi apa mau dikata harapan tinggal harapan ketika Flora merasakan sebuah tangan bersandar di bahunya kirinya. Di sebalah kanannya Flora bisa melihat wajah Sabrina yang ketakutan. Dia menoleh ke kiri dan seketika itu juga bertemu denga wajah yang ingin dia hindari, Vaughn Arctus. Pemuda itu memang termasuk tinggi untuk usianya, siswa baru di depannya hanya setinggi bahunya.
"Berikan ponselmu," Kata Vaughn dengan nada menyuruh.
"Turuti saja Flo," Bisik Sabrina ketakutan.
Flora menyerahkan ponselnya dengan ekspresi bingung. Siswa paling berpengaruh itu telihat serius memencat-mencet tombol ponsel. Setelah beberapa saat Vaughn mengembalikan posel itu pada pemiliknya.
"Nah, Flora sekarang nomorku ada padamu dan nomormu ada padaku. Kalau ada apa-apa hubungi saja aku," Katanya sambil tersenyum lalu menggalkan kedua siswa perempuan yang msih terdiam karena kaget.
"Kamu kenal Vaughn, kenapa gak bilang?" Tanya Sabrina.
"Aku juga baru bertemu dengannya tadi," Jawab Flora.
Gadis berambut cokelat itu melihat ke arah Vaughn dan ketiga temannya. Mereka tampak asyik berbincang sambil sesekali menoleh ke tempatnya dan Sabrina duduk.
Xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
"Hari ini kita kedatangan murid baru."
Ujar guru yang sedang mengajar di kelas.
"Nak, silakan perkenalkan dirimu pada teman-teman yang lain."
"Namaku Flora Cornwell, salam kenal."
"Udah punya pacar?"
"Kamu siapanya Vaughn?"
"boleh minta nomer hpnya?"
Begitulah respon yang diberikan teman di kelas Flora.
"Kalian bisa berkenalan lebih lanjut nanti. Flora, kamu duduk di samping Elina. Elina, angkat tanganmu."Selama pelajaran berlangsung Flora kesulitan fokus pada pelajaran karena mengingat kejadian pagi itu. Gadis itu bukan tipe yang suka menarik perhatian terlebih perhatian dari siswa paling berpengaruh di sekolah barunya. Siswa baru itu hanya berharap dirinya tidak menimbulkan masalah bagi kakek, nenek dan sepupunya.
Bel tanda pelajaran berakhir berbunyi berbarengan dengan ponsel Flora yang bergetar singkat. Dia mengambil ponselnya dan mendapati 1 buah pesan masuk.'temui aku pada jam makan siang'~vaughn"Dari siapa?" Tanya Elina yang sekarang duduk di sebelah Flora."Dari Vaughn, dia menyuruhku menemuinya pada jam makan siang."
"Kalau begitu kamu harus menemuinya. Dia bisa berubah mengerikan kalau marah."
'padahal aku belum bilang Vaughn yang mana. sepertinya semua orang mengenalnya'
batin Flora.
"Aku gak tahu apa yang diinginkan orang itu dariku."
"Ya, lebih baik kamu temui aja dulu. Mudah-mudahan bukan masalah yang serius."00000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000000
Terima kasih untuk yang udah baca, vote dan comment cerita ini. Maaf kalau lagi-lagi chapternya pendek, tapi mudah-mudahan kalian suka chapter ini.
Foto di atas cast Elina
cocok gak?
KAMU SEDANG MEMBACA
Lupin (completed)
Manusia SerigalaDesa Lupin terletak di pinggir hutan. Sepintas desa itu terlihat seperti desa biasa, namun sebenarnya para penduduknya menyimpan rapat sebuah rahasia. Flora seorang gadis beusia 17 tahun harus melanjutkan pendidikkannya di desa Lupin. Alasannya, ked...