Flora bergegas keluar kelas ketika bel istirahat berbunyi. Dia setengah berlari menuju kantin yang diberitahukan Elina.
BRUKKK
Siswi baru itu terjatuh karena menabrak seseorang di depannya.
"Maaf, ini salahku. Tadi aku terburu-buru," Kata Flora gugup.
Orang yang ditabrak tidak mengalami efek dari tabrakan kecil itu. Dia mengulurkan tangannya untuk membantu Flora berdiri.
"Wah, kamu buru-buru untuk menemuiku. Aku jadi terharu," Suara itu sontak mebuat Flora melihat ke arah orang yang ditabraknya.
Sepasang mata cokelat itu membelalak kaget. Di hadapannya Vaughn tersenyum manis seolah tabrakan itu tidak pernah terjadi. Flora sendiri bingung dengan reaksi orang di depannya karena dia sampai terjatuh ke balakang akibat insiden kecil itu. Siswi baru itu mulai panik, dia banyak mendengar cerita dari teman sekelasnya tentang bungsu keluarga Arctus itu. Mulai dari sifatnya yang pemarah sampai desas-desus kalau dia pernah membunuh orang. Bagian terakhir memang masih diragukan kebenarannya, tapi itu tidak membuat Flora merasa lega. Gadis itu mengerti betapa berpengaruhnya keluarga Vaughn dan merasa takut kalau insiden kecil itu akan berakibat fatal bagi keluarganya.
"Hello, apa ada orang disitu," Seru Vaughn sambil mengibaskan tangannya di depan wajah Flora.
"Oh ya,maaf aku tidak konsen."
Vaughn menggandeng lengan Flora, membawanya menjauh dari tempat itu.Para siswa yang berpapasan dengan mereka berhenti sejenak dan melihat dengan beragam ekspresi. Ada yang heran bingung, beberapa siswi malah memandang Flora dengan tatapan iri. Terlepas dari reputasi buruk yang dilikinya, Vaughn memang sangat tampan. Kulitnya berwarna cokelat tubuhnya yang tinggi dan atletis. Sebuah lesung pipit terlihat di kedua pipinya setiap kali dia tersenyum. Sayangnya, gadis yang sedang digandengnya tidak menyadari hal itu. Siswi baru itu menjadi paranoid setelah mendengar cerita dari teman-teman sekelasnya.
Sesampainya di kantin sekolah, mereka langsung menuju ke meja yang berada di pojok ruangan. Di meja itu terlihat ketiga siswa yang berbicara dengan Vaughn di halaman sekolah. Ketiga siswa itu duduk di tiga sisi meja yang berbeda. Flora duduk di sisi yang belum ditempati.
Di sisi kiri meja duduk sorang siswa berambut agak gondrong. Rambutnya mencapai ujung bawah telinganya. Iris matanya yang berwarna biru laut terlihat sangat kontras dengan rambutnya yang berwarna hitam. Tubuhnya paling kecil diantara keempat siswa itu, tapi dia pun masih lebih tinggi dari Flora.
Di sisi kanan meja duduk seorang siswa berkepala plontos. Tubuhnya hanya sedikit lebih kecil daripada Vaughn. Bentuk rahang yang lebar dan matanya yang besar member kesan sangar pada siswa ini.
Di sisi meja yang berhadapan dengan Flora terlihat seorang siswa berwajah baby -face. Tubuhnya juga termasuk tinggi unuk ukuran remaja. Wajahnya serupa dengan pemeran utama pria di serial drama korea yang biasa ditonton Flora.
"Namaku Lukas. Aku mengambil jurusan Pariwisata," Siswa yang duduk di sisi kiri meja mengulurkan tangannya ke arah Flora.
Gadis itu mengulurkan tangan untuk berjabat tangan. Tapi bukannya berjabat tangan, Lukas malah berusaha menciun tangan Flora.
PLAKKK
Siswa yang duduk di depan Flora memukul bagian belakang kepala Lukas, membuat pemuda itu melepaskan tangan yang hampir diciumnya. Keempat siswa itu saling lirik satu sama lain. Ekspresi mereka berubah layaknya orang yang sedang mengobrol namun anehnya tidak sepatah kata pun keluar dari mulut mereka.
Siswa yang duduk di depan Flora dan Vaughn tersenyum, "Namaku Micah. Aku satu kelas dengan Vaughn, di jurusan Teknik Otomotif."
"Aku Ash, jurusan Teknik Informasi dan Komunikasi." Kata siswa berkepala plontos itu singkat.

KAMU SEDANG MEMBACA
Lupin (completed)
Hombres LoboDesa Lupin terletak di pinggir hutan. Sepintas desa itu terlihat seperti desa biasa, namun sebenarnya para penduduknya menyimpan rapat sebuah rahasia. Flora seorang gadis beusia 17 tahun harus melanjutkan pendidikkannya di desa Lupin. Alasannya, ked...