Bab-13

8.4K 653 36
                                    

Happy Reading


*
*

Sudah dua hari ini Nindy tidak berangkat ke sekolah, ia masih butuh waktu untuk menerima semua ini. Dan ia kini sekarang sedang memegang kotak hitam yang dimaksud ibunya sebelum meninggal.

"Kalau gue bukan anak kandungnya, terus gue anak siapa? Plot twist banget, di novel juga gak dijelaskan kalau Nindy bukan anak kandung!" gumamnya sebelum membuka kotak itu. Tangannya perlahan membuka, dapat ia lihat sebuah kalung dengan bandul tulisan Anggelina.

"Siapa Anggelina? Kata Ibu ini millik gue, kenapa namanya Anggelina bukan Nindy, apa nama asli gue Anggelina," ia bingung sekaligus penasaran apa maksud arti dari kalung ini.

Nindy terdiam dengan segala pemikirannya, sampai keterdiamnya itu buyar ketika mendapati sebuah ketukan pintu rumahnya.

Ceklek

"Kak Ifdhal!" ucap Nindy setelah membuka pintu yang bertamu ternyata Ifdhal.

"Masuk dulu kak," ujarnya menyuruh Ifdhal masuk ke dalam rumahnya, sedangkan Ifdhal hanya mengangguk sebagai balasan, ia memasuki rumah Nindy dengan sebuah bucket Pocky serta coklat di tangannya.

"Oh iya sebentar, gue buatkan minuman dulu kak," kata Nindy berniat untuk meninggalkan Ifdhal ke dapur tapi tidak jadi, karena tangannya di cekal oleh laki-laki itu.

"Gue nggak haus, jadi nggak perlu," Ifdhal membuka suara sembari menatap mata Nindy.

Nindy yang ditatap pun tersenyum kikuk, ia kemudian mengangguk, dan tak lama tangannya dilepas dari cekalan Ifdhal.

Kedua orang itu hanya duduk dengan diam, tanpa ada pembicaraan, sebenarnya Nindy juga bingung kenapa Ifdhal berkunjung ke rumahnya, apa tujuannya? Kenapa dari tadi hanya diam.

"Ehmm ada apa ya kak? Dateng ke rumah gue?" tanya Nindy karena tak tahan dengan suasana canggung itu.

Ifdhal menyerahkan buket Pocky dan coklat itu kepada Nindy. "Buat lo!" ujarnya.

 "Buat lo!" ujarnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Terimakasih kak." ujar Nindy mengambil bucket tersebut.

"Jangan sembunyi." kata Ifdhal yang sekarang menatap Nindy lekat.

"Maksudnya?" bingung Nindy.

"Jangan sembunyi dari apapun yang sedang lo alami, buktikan pada semesta jika lo mampu menjalani hidup yang berat ini. Jadilah salah satu dari manusia hebat yang gak pernah lari dari keadaan, bukan sebaliknya malah jadi pengecut yang sembunyi dari apa yang terjadi."

"Kalau lo merasa belum hebat untuk menghadapi semua, bilang sama gue. Karena gue akan jadi perantara lo buat bertahan pada kehidupan di bumi yang terbilang berat ini." lanjut Ifdhal yang membuat Nindy terdiam, ia terperangah karena baru kali ini dia mendengar ucapan Ifdhal yang panjang seperti ini.

Protagonist Girls [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang