➿TheRa-10➿

9.8K 987 65
                                    

Maaf yak baru up, aku habis main game lets get rich, btw yang punya game lets get rich, boleh lah kita main bareng muahahahahah.

Btw, ini pasti penuh jam 10 atau jam 11 malam, bisa lah double up.

AYO VOTE! JANGAN SIDER!

200 vote dan 50 komen, gas!

Happy Reading

Hari ini, sepulang Dira bekerja, mereka pergi berbelanja ke mall, oh ya, asisten rumah tangga yang Dira pekerjakan itu bernama Nuna.

Nuna berusia 25 tahun, masih muda, Nuna bertugas membersihkan mansion dari jam 7 pagi sampai jam 10 malam.

Lagipula Nuna juga tinggal di mansion itu, tapi di kamar ART yang ada di belakang.

Nuna itu tipe wanita lemah lembut yang kalem, tak banyak bicara namun gerakannya sat-set sat-set.

Nuna hanya bertugas mencuci, menyetrika, membersihkan lantai 1, 2 dan 3, hanya itu.

Untuk urusan dapur, itu urusan Dira, atau terkadang Theo yang masak.

Karena sekarang ada Nuna, Theo jadinya selalu nyusuin Tera di kamar, dan Dira pun selalu ambil jatah susu di kamar juga.

"Nuna, kami belanja dulu, kamu jaga mansion ya," pamit Theo yang sudah memakai tas gendong bayi, dan Tera sudah anteng di tas gendongan itu.

Nuna mengangguk sopan "Baik, Tuan," jawab Nuna pelan.

Theo segera berjalan menghampiri Dira yang sudah membukakan pintu penumpang untuk Theo.

"Kita mau belanja keperluan Tera juga kan?" Tanya Theo seraya masuk ke kursi penumpang sebelah pengemudi.

Dira mengangguk, dia menutup pintu mobil kemudian berjalan menuju pintu supir.

Dira masuk, memakai seatbeltnya dan seatbelt Theo.

"Memang lo ada mau belanja apa?" Tanya Dira seraya mengelus rambut samping Theo ke belakang telinga.

Theo mengulas senyum cerah "Mau beli alat pompa baru, yang lama udah rusak, pecah kemarin gara-gara aku senggol."

"Ceroboh."

"Aku enggak ceroboh." Rengut tipis Theo berikan, membuat Dira gemas, Dira segera mencium pipi Theo lalu mengusap rambutnya.

"Iya enggak." Suara Dira itu sangat tenang dan lembut, ditambah tatapan sayu yang penuh kehangatan, membuat Theo terlena.

Perasaan apa ini? Kenapa jantung Theo berdebar tak karuan.

"Ayo berangkat, keburu malam, angin malam gak baik untuk Tera," ceplos Theo seraya mengelus punggung mungil Tera.

Tera masih tidur di gendongan, bayi 4 bulan itu sangat anteng dan penurut, hanya sesekali saja Tera terbangun tengah malam, selebihnya Tera selalu tidur sampai pagi.

.....

Tengah malam, jam 2 malam, Tera menangis kuat dan sangat keras, wajahnya merah ditambah Tera seolah menangisi sesuatu.

Theo yang tadinya tidur, langsung bangun karena mendengar tangisan Tera, Theo ini sangat sensitif jika mendengar Tera menangis.

Dengan terburu Theo bangun dan berjalan menuju connecting door, dia melihat Tera menangis tak henti.

Theo segera berjalan mendekat dan menggendong Tera.

"Sst, nak, udah, Tera gak sendirian, bobok yah.." Gumam Theo lembut

Tera masih menangis, bahkan semakin kuat sampai Dira ikut terbangun.

"Kenapa lagi tuh anak?" Tanya nya masih mengantuk.

Theo menggeleng pelan "Enggak tau, tapi kayanya gara-gara kita pulang kemaleman deh," cemas Theo.

"Apa hubungannya?"

"Kan, kata orang-orang dulu, anak bayi gak boleh diluar lama-lama saat malam hari."

"Mitos itu, cek popoknya, paling dia buang air besar," cetus Dira malas.

Theo segera menurunkan celana tidur pink Tera dan melihat popoknya, benar saja, sudah penuh dengan tai-tai.

"Oh iya," gumam Theo.

"Sini gue yang urus, lo pompa dulu susu lo, biar pas Tera bersih dia bisa langsung minum susu," tawar Dira seraya mengambil alih Tera.

Theo pasrah, dia membiarkan Dira menggendong Tera ke kamar mandi sementara Theo sibuk membuka piyama dan mulai memompa susunya.

Setelah 10 menit Tera dibersihkan, Dira kembali, Teranya telanjang bulat dan piyama Dira basah semua.

"Kok basah-basahan?" Omel Theo.

"Ya gimana, ni anak gak bisa diem, nih lo urus, gue mau ganti baju," kesal Dira seraya memberikan Tera pada Theo.

Theo dengan cekatan menggendong Tera, menidurkannya di kasur, memakaikannya minyak telon, bedak, popok dan baju tidur baru, baru setelahnya Theo berikan dot susu.

Barulah Tera tidur kembali.

"Untung-akh!" Pekikan Theo berikan saat Dira memeluknya dari belakang dan mencium tengkuknya.

"Dira! Ganti piyama kamu," omel Theo saat sadar Dira masih memakai piyama basahnya.

Dira merengut pelan "Males."

"Nanti kamu sakit."

"Biarlah, kan lo bisa ngurus gue," goda Dira dengan seringai tipis.

Wajah Theo memerah seketika "Aku gak mau ngurus bayi kingkong kaya kamu," tolak Theo seraya mencubit pipi Dira.

Tapi tak ayal Theo menarik handuk yang ada di tepi kasur, yang tadi Tera pakai, lalu Theo melingkarkan handuk itu ke tubuh Dira.

"Ganti baju, nanti aku kasih susu," bujuk Theo.

"Dua-dua ya."

"Iya Diraaaa."

Senyum puas Dira berikan, dia segera berganti piyama, setelah selesai, Dira menerjang Theo di kasur dan meminum susu di dada kanan dan kiri Theo.

Nikmatnya~

Bersambung

The Man Who Can Lactating [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang