➿TheRa-24➿

5.3K 686 55
                                    

Mendekati ending~

Kayanya yang bakal aku bikin yang tentang vampir cewek dan cowoknya itu deh, yang si cowok takut darah tapi galak, terus si cewek vampir suka bunuh-bunuh.

Soalnya kalau saran tentang Duda, terus tentang sepupu, tentang adik kakak tiri, itu udah ada.

Duda—>Denis Seira di lapak My Duda is Mafia.

Sepupu—>Awan Hara di lapak My Obssesion Brother.

Kakak adik tiri—> Aizen Laeryn di lapak My Childish Aizen.

Yang berondong mah juga udah banyak di lapakku, jadi yang belum memang yang vampir cewek🙏

200 vote dan 50 komen, GAS!

Happy Reading

Tangis keluarga pecah saat Dokter mengatakan jika Tera tak selamat, benturan yang bayi 2 tahun itu alami membuat pembuluh darah dikepalanya pecah, gegar otak berat dan patah tulang kaki serta tangan.

Bayi malang yang cerdas itu menghembuskan napasnya setelah 30 menit sampai di rumah dan diperiksa, pelaku penabrakan juga sudah ditangkap.

PLAK!

"KAU PEMBUNUH SIALAN! KAU LALAI MENJAGA TERA! BRENGSEK! TAMPAKNYA MEMANG KAU JUGA YANG MERENCANAKAN SUNTIKAN VIRUS DI ULANG TAHUN TERA TAHUN LALU! SEHARUSNYA KAU TIDAK BERSAMA DIRA! DASAR PEMBAWA SIAL!"

Theo menangis sesenggukan saat Papi Dira menampar wajah Theo kuat, semua kesalahan jatuh pada Theo, sebab kelalaiannya membuat Tera meninggal.

"S-saya minta maaf.." Isak Theo pilu.

Theo pun hancur, bayi yang dia urus lebih dari 2 tahun itu, pergi karena keteledorannya.

"Pergi kau! PERNIKAHANMU DENGAN DIRA BATAL!" Bentak Mami Dira.

Theo mengeraskan tangisannya, suara-suara keluarga Dira yang terus memaki dan mendorongnya sampai jatuh ke lorong rumah sakit.

"Maaf..maafkan saya..maafkan saya..maaf.." Theo bersimpuh bersujud meminta maaf, dia benar-benar hancur.

Makian dari keluarga Dira berhenti saat Dira sampai di depan ruang IGD, Dira berjalan menuju Theo dengan tatapan datar.

Tak ada tanda air mata diwajah Dira, hanya tatapan datar.

Theo mendongak menatap Dira, wajahnya penuh air mata dengan bibir bergetar.

"Dira..maafin aku.." Isak Theo seraya menggenggam tangan Dira, memelas meminta maaf.

Dira menatap Theo dingin, kemudian mengapit dagu Theo "Pergi dari sini Theo, Tera sudah mati, maka perjanjian kita selesai, kau sudah mengurusnya dengan baik namun kau juga penyebab dia mati, jadi, sekarang kau bisa pergi," bisik Dira menusuk.

Tubuh Theo lemas, dia terduduk di lantai dengan tatapan hancur, air mata tak kunjung berhenti.

"D-dira.." Rintihnya menyayat hati.

"Pergi, Theo," ucap Dira seraya memunggungi Theo lalu berjalan masuk ke IGD guna melihat Tera sebelum dipindahkan ke ruang mayat.

Keluarga Dira ikut masuk ke IGD, dan Rahayu sendiri melirik sinis Theo dengan senyum puas.

"Mampus," bisik Rahayu sebelum menutup pintu IGD.

Theo menangis menggema di lorong rumah sakit, hancur sudah, Theo kehilangan keluarga kecilnya. 

Dira, disisi lain, menatap Tera yang sudah terlihat tak bernyawa, tatapan Dira datar.

"Tera, kau bertemu dengan ibu aslimu kan? Baguslah, setidaknya kau berkumpul dengan ibu dan ayahmu," bisik Dira kemudian mengecup dahi mungil Tera.

Sebenarnya kematian Tera memang sudah direncanakan, sebab nantinya harta warisan akan jatuh pada Tera karena dia anak dari Dila, yang merupakan pewaris utama.

Mereka menggunakan Theo sebagai kambing hitam agar Theo berpisah dari Dira, karena setelah ini mereka akan menghabisi Dira.

Yang benar-benar menangisi Tera hanya Papi dan Mami Dira.

Alasan kenapa Dira menyuruh Theo pergi, karena Dira tak mau Theo menjadi sasaran keluarganya.

Dira tau, setelah ini dialah yang akan mereka habisi, jadi Dira harus mengamankan Theo.

Dia sengaja mengusir Theo agar tak ada lagi hubungan dengan Dira.

Lirikan tipis Dira berikan pada Rahayu, tatapan Dira begitu dingin.

Tenang aja Tera, biar Mama habisi tante setan itu, Tera nonton aja dari surga. Batin Dira dingin.

Dira berjalan keluar dari IGD, dan masih melihat Theo menangis disana, tatapan mata Dira begitu datar.

"Pergi, pergi yang jauh Theo, tolong."

Theo menegang, dia mendongak menatap Dira pilu, namun dia menyadari tatapan mata Dira dan tersadar.

Ada sesuatu yang aneh.

"Iya..aku pergi Dira..maafin aku.." Isak Theo sesenggukan seraya beranjak dan berjalan lunglai.

Theo yakin Dira menyuruhnya pergi karena ada alasan tertentu, Theo yakin.

Bersambung

The Man Who Can Lactating [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang