➿TheRa-04➿

12.1K 1.2K 97
                                    

Tolong kalau target udah penuh, entah jam 7 atau jam 8 malam, boleh spam ig aku ya, biar aku tau untuk updatenya, soalnya kadang aku buka wp kadang enggak.

Semoga ya, bisa penuh cepat.

JANGAN SIDER! Sider tuh, tidak ada, manfaatnya.

Vote diawal atau diakhir chapter, gas!

200 vote dan 50 komen, ayoo!

Happy Reading

Theo terbodoh melihat seberapa besar Mansion milik Dira, tak pernah dia duga jika Dira sekaya ini, ya sebenarnya gak heran sih, kan Dira Ceo.

Wajar hartanya banyak.

"Mingkem, Theo, kelihatan banget lo kampungan," ketus Dira saat melihat Theo terus melongo saat masuk ke mansion.

Theo menutup mulutnya dan mengangguk, dia hanya membawa sekoper berisi pakaian saja, ternyata kamar yang akan Theo tempati, begitu besar.

Lebih besar dari kamar Apartement Theo sendiri.

"Jadi nanti aku tinggal di kamar ini?" Tanya Theo pelan.

Dan lagi pun Theo berusaha untuk tidak bicara formal saat di luar kantor, Dira yang mendengar pertanyaan Theo mengangguk.

"Iya, lo tinggal di kamar ini untuk 2 tahun kedepan, dan bayi yang mau lo susui itu besok datang, soalnya dia ada di rumah orang tua gue," jawab Dira tenang.

Theo deg-deg an, pasalnya dia gak pernah lo nyusui manusia, seriusan, ini kali pertama.

Dira yang menyadari raut gelisah dan tegang di wajah manis Theo, langsung tersenyum miring.

Apa itu pendekatan halus? Dira akan mendekati Theo secara ugal-ugalan.

"Gue masih gak yakin lo bisa nyusui anak bayi," celetuk Dira tiba-tiba yang membuat Theo meneguk ludah seketika, Theo menatap Dira dengan tatapan gelisah.

"A-anu, aku bisa kok nyusui anak bayi, serius deh."

"Masa? Gue butuh bukti."

"Y-yaudah, bukti apa? Aku bakal usahain."

Dira mengulas senyum miring, membuat Theo merinding.

"Buka dulu baju lo, terus nanti gue kasih tau gimana caranya lo ngebuktiin kalau lo bisa nyusui anak bayi," cetus Dira kalem.

Theo mengangguk pelan, dia segera melepas kausnya dan juga lilitan kain di dadanya, menunjukan dengan jelas dada kenyalnya dan puting pink yang mencuat imut.

Wajah Theo memerah sampai telinga, dia menunduk dengan kedua tangan diatas paha.

"Bagus, sekarang." Dira mendorong Theo agar berbaring di kasur lalu mengukungnya, membuat jantung Theo berdebar semakin gila.

Mata bulatnya menatap wajah cantik tegas Dira, bibir merah ranumnya bergetar pelan.

"K-kamu mau apa? Jangan perkosa aku!" Pekik Theo panik.

Dira membungkam bibir Theo dengan telapak tangan kanannya, lalu menyeringai "Ini cara supaya tau, lo bisa nyusui atau enggak," bisik Dira kemudian menunduk dan meraup puting kanan Theo.

"Aakh!" Pekik Theo kaget, shock melandanya saat melihat Dira meraup puting kanannya dan mulai menyedot putingnya agak kuat.

Bisa Theo rasakan susunya seperti disedot keluar, tubuh Theo bergetar dengan bibir yang terbuka perlahan.

"A-ah..p-pelan.." Desahnya lirih seraya berusaha membekap mulutnya sendiri agar desahannya tak terlalu kuat.

Dira meremat pinggang Theo, lalu menyedot lagi susu Theo sampai akhirnya Dira berhenti, dia menjilat bibir bawahnya agar sisa susu dibibirnya hilang.

Seringai tipis Dira berikan.

"Gitu caranya nyusui, paham?" Bisik Dira dengan suara rendah yang berat dan dalam.

Theo mengangguk kaku, wajahnya merah padam, dia segera menutup dadanya dengan selimut.

Dira beranjak dari atas tubuh Theo lalu terkekeh pelan, dia mendekat ke telinga Theo lalu berbisik penuh goda

"Ntar kalau susu lo macet atau mampet, gue bisa ngerangsangnya secara sukarela." Napas Dira yang menerpa leher Theo, membuat Theo tegang kembali.

"A-ah..anu..j-jangan deket-deket.." Lirih Theo dengan wajah merah padam dan binar mata penuh kegelisahan.

Dia bisa merasakan dadanya kian memberat, karena rangsangan yang Dira berikan sebelumnya kan dari kulit ke kulit.

Saat Dira menyedot susu di puting Theo, itu merangsang susunya kian melimpah dan membuat dadanya kian penuh dan menjadi berat.

Dira tergelak, dia berjalan keluar dari kamar Theo, meninggalkan Theo yang langsung membuka lagi selimut tadi dan melihat dadanya kembali penuh.

Bahkan ukurannya lebih besar dari biasanya.

"Kok jadi makin besar sih.." Lirih Theo agak stress jadinya.

Theo segera mengambil alat pompa susu dari tasnya dan segera memompa agar susu-susu itu hilang dari dadanya.

Berat, Theo gak suka.

Tapi, sensasi saat bibir Dira menyentuh putingnya dan menyedotnya, membuat jantung Theo berdebar tak terkira.

Dia kira, Dira akan menganggapnya aneh karena bisa mengeluarkan susu, tapi ternyata, wanita itu justru terang-terangan menyedot susunya.

"Dira sialan, udah gila," bisik Theo seraya menutup wajahnya dengan telapak tangan.

Wajah, leher dan telinga Theo sudah merah padam.

Dan jantungnya berdebar tak terkira, tak mampu Theo kondisikan lagi bagaimana kinerja jantungnya saat ini.

Bersambung


The Man Who Can Lactating [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang