➿TheRa-16➿

7.6K 839 65
                                    

YEAY DOUBLE UP! MUAHAHAHAHA.

Ayo mampir ke lapak Keylo dan Levaya, Gender Dysphoria gitu temanya.

AYO VOTE! JANGAN JIMPLANG YA!

200 vote dan 50 komen, ayo vote diawal atau diakhir chapter!

Happy Reading

"Dira, selamat pagi~" Dira tak pernah tau jika Theo akan menjadi lebih touchy dan manja, pagi-pagi sekali Theo sibuk menyiapkan sarapan lalu saat melihat Dira berjalan ke ruang makan, Theo langsung menciumnya dan memeluknya mesra.

Bak ketimpa rejeki nomplok, Dira tak menyesal sudah nyatain perasaannya tadi malam.

"Pagi sayang," sapa Dira seraya mencium pelipis Theo.

Kikikan pelan Theo berikan, dia menatap Dira dengan tatapan cinta dan kasih yang besar.

"Kamu cantik kaya biasanya, makin cantik karena kamu pacar Theo~"

Dira merona tipis, dia mengunyel pipi Theo pelan "Bisa aja ya, mulut kamu nih kalau ngomong," gemas Dira.

Theo tertawa pelan, begitu merdu dan manis.

Selagi Dira dan Theo lagi mesra-mesraan, Tera didudukan di kursi bayi depan tv, lagi nonton University war dengan beberapa potongan buah pisang di piringnya.

Cemilan pagi setelah sarapan dan minum susu.

"Mamamama," Tera mengoceh, memanggil Dira untuk meminta perhatiannya.

Dira dengar itu, dia segera menoleh dan mengusap kepala Tera "Diem lo, gue lagi mesra-mesraan sama pacar gue," cetus Dira pada Tera.

Tera mengerjab pelan dengan mata bulat polosnya.

"Papapapapa?"

"Iya sama cowok gue, Theo."

"Papapapa!"

"Dia bukan Papa lo! Dia cowok gue!"

Tera menatap Dira, lalu menangis karena tak terima mendengar ucapan Dira.

"PAPAPAPAPAPAPA!"

"BUKAN! DIA COWOK GUE!"

"PAPAPAPAAAAA!"

Taw Theo pecah, dia segera menggendong Tera dan mendekapnya erat di dada Theo.

"Udah, Tera ngapain nangis, udah-udah, lanjut lagi ya ngemilnya," bujuk Theo lembut.

Tera masih mengoceh, namun ketika Theo mendudukannya lagi di kursi, Tera kembali diam dan memakan pisang di piringnya.

Tak lama Qina turun setelah selesai mandi, Qina memakai dress sepaha dan make up tipis.

Qina berlari riang kearah Dira lalu memeluk lengannya mesra.

"Dira, boleh anterin aku ke kantor kamu? Kayanya aku kerja di kantor kamu aja deh, secara kan aku model, aku bisa jadi Brand ambassador di kantor kamu," pintanya dengan suara yang imut, bagi Qina.

Dira tertawa pelan "Iya, nanti, sarapan dulu, cowok gue udah masak nih, masakan dia enak," tutur Dira membanggakan masakan Theo.

Qina melotot kaget "Kamu pacaran sama Theo?" Tanya nya tak percaya.

Theo yang menyadari kekagetan Qina, sontak menyeringai tipis.

Dengan sengaja Theo memeluk pinggang Dira dan mendusel dibahu Dira.

"Iya, kami pacaran, Dira pacar aku," ujar Theo sedikit sombong.

Karena bagi Theo, Qina ini saingan yang sulit.

Qina diam, namun tak lama mengulas senyum miring "Selamat deh," ujarnya santai, namun masih memeluk lengan Dira.

Seperti ada petir diantara Theo dan Qina, sementara Dira hanya cengengesan karena enak dipeluk Theo, apalagi Theo dusel-dusel kaya anak kucing.

Zaman sekarang, saingan gak melulu dari cewek saingan sama cewek untuk ngerebutin cowok, kadang cowok harus saingan sama cewek demi ngerebutin seorang cewek.

Bahkan kadang cewek harus saingan sama cowok untuk ngerebutin cowok.

Dunia sudah tua kawan, semakin sulit spesies manusia langka dan normal, karena rata-rata incaran mereka pada direbut sama yang belok.

Kasihan, yang normal harus saingan sama yang belok, begitu sulit mencari pasangan hidup.

Si ganteng untuk si ganteng, dan si cantik untuk si cantik.

Sulit kawan, harus gerak cepat kalau gak mau keduluan, udah paling bener itu nge jomblo aja, pacaran sama uang.

Tapi bagi Theo, apa yang sudah menjadi miliknya maka selamanya akan begitu.

Bersambung

The Man Who Can Lactating [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang