27

662 73 9
                                    

Ni-ki menatap tajam Irene yang ada di hadapannya

Bukankah ini sama saja dia masuk ke kandang Singa?, Sendirian pula - batin Irene bingung sambil menatap Ni-ki

"Kau hebat juga bisa menerobos pertahanan kami". Ucap Irene

Perbedaan yang sangat jelas antara Ni-ki dan Irene

Ni-ki yang pedang, tangan, wajahnya serta baju zirahnya berlumuran darah

Sedangkan Irene yang baju zirahnya masih bersih

Bahkan ia masih saja duduk dengan angkuh di atas kereta kuda miliknya

"Kita baru saja bertemu, kau belum melihat kemampuan lain yang aku miliki". Ucap Ni-ki dengan tatapan tajamnya

"Kemampuan? Kemampuan yang mana?, kau tahu? Sejak tadi aku menunggu kau untuk mengeluarkan kekuatan yang kau miliki, tetapi apa? Bahkan di antara kalian bertujuh tidak ada yang mengeluarkan kekuatan satupun". Ucap Irene

"Eh benar juga? bukankah kalian memiliki kekuatan yang hebat itu? Mana? Kenapa tidak di keluarkan? Ooh apakah kekuatan kalian semua sudah hilang?". Kaget Irene

Ni-ki masih tetap saja diam ketika mendengar ucapan Irene

"Kalian ini payah sekali ya, padahal kekuatan kalian itu hebat, dan juga padahal aku ingin melihat kekuatan milikmu, tapi sepertinya kau memang tidak mempunyai kekuatan ya". Sindir Irene

Ni-ki tersenyum

"Yah...setidaknya kekuatan milik kami adalah kekuatan yang di wariskan turun-temurun, dan kekuatan kami itu di pergunakan untuk hal yang baik, bukan untuk hal yang tidak baik seperti menyihir seorang Raja dan mengambil alih istananya". Ucap Ni-ki

Irene mengepalkan tangannya kuat

"Kau!". Geram Irene

Irene menarik pedang miliknya dari sarung pedang

Irene dengan cepat langsung turun dari kereta kuda miliknya dan berlari ke arah Ni-ki

"Bukankah percuma jika kau mengeluarkan pedang sekarang?". Ejek Ni-ki

"Apa maksudmu?". Tanya Irene bingung masih sembari berlari

"Matahari sudah terbenam". Ucap Ni-ki sambil menunjuk ke arah matahari

Dan tepat saat itu bunyi terompet kerang berbunyi menandakan peperangan di hari pertama telah selesai di lakukan

Irene menghentikan langkahnya lalu menatap ke arah matahari yang di tunjuk oleh Ni-ki

Irene mengeratkan genggamannya pada pedang miliknya

"Kau!". Geram Irene

"Apa? Salahku lagi kalau sekarang sudah sore?". Ejek Ni-ki

"Aku tidak peduli sekarang sore atau tidak, aku akan membunuhmu hari ini!". Teriak Irene

Irene langsung berlari lagi ke arah Ni-ki

"Lakukan saja, jika kau berani melakukannya, berarti kau telah mengakui jika kau telah kalah". Ucap Ni-ki

"Apa maksudmu?". Bingung Irene sambil menghentikan langkahnya lagi

"Ini adalah peraturan perang yang tidak tertulis, jika kau menyerang lawan saat matahari sudah terbenam, berarti kau telah mengakui jika dirimu telah kalah

Walaupun kau membunuh pemimpin pasukan lawan". Ucap Ni-ki

Irene menatap tajam Ni-ki dengan wajah Semerah kepiting rebus

"Aku akan membunuhmu nanti". Ucap Irene

Irene membalikkan badannya lalu berjalan dengan kesulitan menuju ke arah kereta berkudanya

Anwealda [END] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang