BAB 1

1.8K 84 8
                                    

” hari dimana aku kehilangan semangat untuk hidup dunia ku terasa begitu hancur, aku merasa semua tidak pernah adil dalam takdir hidup ku..

berkali kali aku mencoba untuk mengakhiri hidup ini tapi seakan tuhan tidak mengizinkan ku untuk kembali padanya..

hari ini tepat 10 tahun kematian ayah ku orang yang paling aku sayangi dalam hidupku..

ya aku hanya hidup dengan ayahku dari aku kecil hingga umur 13 tahun ayah pergi meninggalkan ku untuk selamanya,, terlalu sakit hingga aku tak dapat menangis saat hari kematian nya,,

ayah berpesan aku harus kuat sebagai laki laki dan jangan pernah menangis dalam keadaan apapun,

hidup seorang diri di umur 13 tahun tidak mudah untuk ku memiliki banyak hutang dimana mana untuk pengobatan ayah sebelum meninggal karena sakit,

aku bahkan memiliki cita cita untuk menjadi dokter agar bisa mengobati ayah nanti tapi apa daya takdir tidak berpihak padaku,

lalu bagaimana dengan ibu ku entah aku juga tidak tahu apakah dia masih pantas di sebut dengan ibu karena aku sendiri tidak pernah tau bagaimana rasanya memiliki ibu dan kasih sayang seperti apa yang di berikan ibu pada anak anak mereka,

.

.

.

.

.

diam hanya itu yang bisa aku lakukan saat datang ke makam ayah, aku selalu mengatakan untuk tidak khawatir padaku,, setelah itu aku pergi.

.

.

.

.

.

.

.

kini aku bekerja sebagai direktur perusahaan besar china, jabatan yang tinggi bertolak belakang dengan cita cita ku dulu,

semua tidak mudah untuk ku gapai,, bekerja siang malam tanpa henti. hingga terpaksa dulu aku harus menjual rumah tempat tinggalku untuk membayar sebagian hutang ayahku itu juga masih kurang tapi aku bersyukur memiliki otak yang cerdas hingga semua biaya pendidikan aku mendapatkan beassiwa. dan aku bekerja sebagai pelayan dan mendapat tempat tinggal gratis meski itu hanya sepatak kamar tapi cukup untuk melepas rasa lelah,,

”sean”

oh tuan wu, ada yang bisa saya bantu...

hei, hei, kau tadi memanggilku dengan sebutan apa?

Tuan Wu.

yak sean sudah aku katakan berhenti memanggilku dengan sebutan formal seperti itu,, dasar bocah

baiklah ada apa kris ge kemari?

ini kantorku sean kenapa bertanya lagi,,

oh aku fikir gege lupa kalau punya kantor, dan sibuk dengan kekasih gege yang cantik itu..

hahaha.. apa didi gege cemburu hem..

berhenti mengodanya sayang..

oh baby kamu datang,,

tentu saja,, oh ya sean apa kamu sudah makan?

belum,, aku malas untuk makan.

apa ada yang menganggu fikiramu sean hingga membuatmu tak nafsu makan..

entahlah aku hanya tak ingin,, kika han ge dan kris ge mau makan kalian makan saja aku masih banyak yang harus dikerjakan, karena presdir kami sangat sangat sibuk hingga tak ada waktu untuk ku bersantai sebentar saja..    keluh sean

TAKDIR  (END)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang