𝐊𝐈𝐓𝐀 𝐘𝐀𝐍𝐆 𝐒𝐄𝐋𝐄𝐒𝐀𝐈

32 4 2
                                    

Pertandingan kemarin secara tak langsung sudah membawa Alsya pada sebuah kenyataan mencengangkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pertandingan kemarin secara tak langsung sudah membawa Alsya pada sebuah kenyataan mencengangkan. Kenyataan bahwa orang yang selama ini ada di mimpinya, ternyata ikut hidup di dunia yang sama dengannya.

Hal yang paling ditakutkan Alsya akhirnya terjadi begitu saja. Saat sekadar hadir dalam mimpinya saja Zidan sudah menggoyahkan rasanya untuk Naren. Maka saat Zidan kini benar-benar nyata, rasanya kepada Naren hancur bertaburan. Hubungan yang telah dijalin oleh mereka berdua sejak baru masuk di Alnilam, kini berada di tepi jurang.

Saat ini malam hari sedang berlangsung. Mendekati jam yang seharusnya digunakan untuk tidur, Alsya malah meraih ponselnya dan membuka ruang percakapannya dengan Naren. Ruang itu sepi, obrolan mereka memang sudah jarang terjadi sejak beberapa waktu belakangan. Alsya terdiam cukup lama sambil menatap layar ponselnya, dalam setiap detik yang berlalu, ia tengah memantapkan keputusan yang sebentar lagi akan ia beritahukan kepada Naren.

Alsya menghela nafas. Keyboard di layarnya mulai terlihat. Beberapa huruf mulai diketiknya dan membentuk sebuah kalimat pembuka.

Narendra
———————

Naren, boleh aku ngomong sesuatu?

Pesan itu dikirim, centang dua abu-abu langsung muncul sepersekian detik setelahnya. Hal itu menandakan bahwa Naren menghidupkan data selulernya, walau last seen-nya menunjukkan waktu satu jam yang lalu.

Alsya menunggu hingga bermenit-menit ke depan, tak ada satupun balasan yang muncul dari Naren. Alsya heran sendiri, jarang sekali Naren slow respon seperti ini.

Tunggu punya tunggu, balasan Naren baru sampai di ponselnya setengah jam kemudian. Itupun, hanya satu kata.

Silakan.

Melihat kata online yang masih menetap di bawah namanya, Alsya cepat-cepat mengetikkan pesan lagi.

Sebelumnya, maaf kalau pembahasan ini kesannya tiba-tiba banget dan mungkin bisa bikin kamu sakit hati. Setelah banyak pertimbangan, kayaknya aku pengin kita udahan aja, deh, Ren. Sorry … tapi, gimana menurutmu?

Udahan. Itulah yang sejak tadi Alsya pikirkan. Ia seperti tak sanggup lagi melanjutkan hubungan dengan Naren di saat rasanya sudah tertuju ke orang lain. Kemudian, jika berbicara tentang renggang, mereka memang sudah renggang sejak lama. Hal-hal romansa memang sudah lama hilang dari hubungan dua sejoli ini. Bisa dikatakan, yang tersisa hanya ketidakpastian dalam hubungan itu sendiri. Jadi, untuk apa memaksakan diri untuk terus melanjutkan?

Pesan itu langsung bercentang biru setelah dikirimkan. Tapi yang mengejutkan, WA Naren kembali tidak aktif dan pesan itu tak berbalas sama sekali.

Alsya mengerutkan kening. Ia mengira-ngira apa yang sedang Naren lakukan disana hingga cuma bisa online sebentar. Atau, apakah Naren sedang mengindari topik yang seperti ini sehingga tak mau langsung membalas?

𝐋𝐈𝐍𝐓𝐀𝐍𝐆 𝐃𝐇𝐀𝐍𝐀Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang